David Beckham dan Sir Alex Ferguson adalah dua sosok yang bisa dikatakan sukses membesarkan nama Manchester United pada dekade 90 hingga awal 2000-an. Beckham adalah bintang besar di dunia sepakbola saat itu sementara Sir Alex Ferguson adalah manajer yang membawa kesuksesan untuk klub berjuluk Setan Merah tersebut setelah terpuruk begitu lama.

Keduanya pun saling menghormati satu sama lain. Beckham menyebut Fergie sebagai sosok ayah yang berperan penting dalam kariernya di dunia sepakbola. Sementara Fergie memuji Beckham sebagai pemain yang memiliki stamina luar biasa serta contoh bagi para pesepakbola muda yang ingin memiliki karier besar seperti dirinya.

Meski begitu, hubungan keduanya juga tidak rentan dari yang namanya konflik. Fergie kerap tidak menyukai Beckham yang dinilai tidak serius dengan sepakbola karena memilih untuk menjadi terkenal. Apalagi saat itu, ia sedang menjalin hubungan dengan personil Spice Girl, Victoria Adams yang membuat konsentrasinya sebagai pemain bola mudah terpecah. Sampai akhirnya pada 15 Februari 2003, sebuah insiden besar pecah yang merenggangkan hubungan mereka.

Manchester United berhadapan dengan Arsenal dalam lanjutan babak kelima Piala FA di Old Trafford. Ini merupakan pertemuan dua kesebelasan yang saat itu memiliki rivalitas sengit sehingga laga diprediksi berlangsung panas.

Meski bermain di kandang, namun United justru kalah dari Meriam London. Sepakan bebas Edu dan gol Sylvain Wiltord membuat ambisi United meraih seluruh gelar domestik pupus. Sebenarnya United punya kesempatan untuk mencetak gol terlebih dahulu jika sepakan Ryan Giggs ke gawang yang sudah menganga tidak terlalu tinggi.

Kekalahan seperti ini sebenarnya sudah sering dialami United. Namun yang satu ini benar-benar membuat Fergie marah. Di ruang ganti, ia memberikan hair dryer treatment yang menjadi ciri khasnya apabila tim bermain buruk. Dan sasarannya kali ini adalah David Beckham. Ia dianggap bertanggung jawab dalam proses gol kedua dari Wiltord. “David terlalu sering menyerang saat itu dan sering lupa untuk mundur mencegah gol kedua dari Wiltord. Dia hanya berlari santai dan tidak mengejar Wiltord yang berada di depannya,” kata Fergie dalam buku autobiografinya.

Namun kritikan tersebut tidak bisa diterima oleh Beckham Menurut ayah empat anak ini, bukan tanggung jawab dirinya untuk mengejar Wiltord pada saat itu. Fergie sendiri cukup kaget karena Beckham sebenarnya punya kemampuan untuk berlari mundur membantu pertahanan. Dalam bukunya, Beckham merasa terintimidasi oleh perlakuan Ferguson karena ia dipaksa mengaku kalau gol kedua adalah kesalahan yang ia buat. “Saya diintimidasi di muka umum. Aku dipojokkan tanpa alasan lain selain dendam. Aku terjebak,” tuturnya.

Ferguson tidak bisa menerima alasan Beckham tersebut. Ia kemudian menendang tumpukan sepatu yang berada di dekatnya saat itu. Tidak disangka, salah satu dari sepatu tersebut mengenai pelipis Beckham hingga berdarah. Beckham kemudian mencoba untuk menyerang Ferguson sebelum ditahan oleh rekan setimnya.

“David mengumpat. Saya melihat ada tumpukan sepatu dan ada yang mengenai wajahnya. Dia marah dan mau menerjang saya. Tetapi para pemain lain segera menghentikan dia. “Duduk. Kamu sudah mengecewakan tim. Silakan bikin alasan semaumu,” tutur Ferguson.

Hari berikutnya, beberapa media langsung memberitakan insiden tersebut. Tersebar foto pelipis Beckham yang diplester. Ferguson sebenarnya cukup kecewa karena kejadian tersebut seharusnya tidak bocor ke media. Namun media seperti sudah tahu kalau luka tersebut didapat dari perseteruannya dengan Fergie selepas pertandingan melawan Arsenal. Fergie kemudian berkomunikasi dengan pihak klub dan mengambil keputusan kalau Beckham harus meninggalkan United.

Foto: Mirror

Meski kecewa, namun Beckham masih berlaku profesional untuk United dan juga Ferguson. Pada pertandingan berikutnya melawan Juventus di Liga Champions. Becks adalah inspiratory kemenangan United melalui dua asisnya. Pada pertandingan terakhirnya melawan Everton, ia mencetak satu gol indah melalui tendangan bebas.

Pada musim itu, penampilan Beckham sebenarnya cukup buruk dibanding musim-musim sebelumnya. Ia mendapat serangkaian cedera yang mempengaruhi performanya. Tempatnya di sisi kanan pun perlahan diambil oleh Ole Gunnar Solskjaer yang beberapa kali tampil bagus saat diminta bermain di sisi sayap. Selain itu, Beckham juga sudah ngebet ingin pindah ke Real Madrid.

Sikap Beckham yang nampak sudah lebih besar dari United karena popularitas juga menjadi alasan. United dan Ferguson mengharamkan ketika seorang pemain bersikap lebih besar dari nama klub itu sendiri. Pada musim panas 2003, United melepas Beckham ke Los Blancos dengan nilai 37 juta Euro.