10 Singa Heroik, 1 Bocah Bodoh. Itulah judul yang dituliska Daily Mirror menyikapi tersingkirnya Inggris pada Piala Dunia 1998. Salah satu koran lainnya bahkan memasang gambar orang yang mengenakan seragam Inggris bernomor punggung tujuh dengan nama Beckham yang sedang menjalani hukuman gantung.

Sepulangnya mereka dari Prancis, David Beckham telah berubah menjadi musuh satu negara. Awal mulanya karena kartu merah yang ia dapat dalam pertandingan 16 besar melawan Argentina. Kalau saja kaki kanannya tidak iseng menyenggol Diego Simeone, maka hasil pertandingan bisa ditentukan tanpa adu penalti. Kalaupun adu penalti, Beckham akan menjadi salah satu penendang. Bukan David Batty atau Paul Ince yang gagal dalam adu tos-tosan.

Kritikan datang begitu pedas untuk Beckham. Selain namanya terpajang di halaman depan surat kabar, beberapa boneka Beckham digantung di tiang lampu jalanan. Channel4 bahkan membuat polling mengenai 100 orang Inggris terburuk dan ia berada pada posisi 91. Yang paling parah tentu munculnya ancaman pembunuhan terhadap suami Victoria Adams tersebut.

Hanya dalam satu malam, pujian yang sebelumnya didapat David Beckham berubah menjadi hinaan. Karena Beckham, orang-orang Inggris tidak bisa mengenang aksi heroik Michael Owen. Karena ketika mengenang gol Owen, mau tidak mau momen Beckham dikartu merah Kim Milton Nielsen kembali muncul dalam pikiran secara spontan.

Hidup Beckham harus terus berjalan. Karier sepakbolanya belum mati karena ada Manchester United yang menunggunya. Namun segalanya semakin sulit. Tidak sedikit penggemar lokal United yang masih kecewa atas tingkahnya di Stade Geoffroy Guichard tersebut. Beruntung, Ferguson selalu ada untuknya saat itu.

“Dia (Ferguson) selalu melindungiku. Orang pertama yang meneleponku setelah kejadian itu. Dia berkata, ‘anakku, kembalilah ke Manchester karena kamu akan baik-baik saja’ dan itu memberikanku kekuatan luar biasa untuk keluar dari masa sulit itu. Saya tidak menyangka kejadian kartu merah itu menjadi lebih buruk dari yang saya bayangkan,” tutur Becks seperti dikutip dari The Sun.

Kurang dari dua bulan setelah kejadian itu, Beckham kembali bermain untuk Manchester United di stadion Old Trafford melawan Leicester City pada pekan pertama Premier League 1998/1999. Beberapa orang berkaus United masih ada yang mengejek Beckham tentang insiden itu. Tetapi jumlahnya tidak sebanyak pendukung tamu. Mereka punya cara jitu untuk menjatuhkan mental si nomor 7.

Benar saja, Beckham tidak bisa berbuat banyak untuk skuadnya. Sebaliknya, United tertinggal dua gol dari Si Rubah. Yang pertama datang dari sontekan pelan Emile Heskey ketika laga baru berlangsung 7 menit. Gol kedua hadir dari sundulan Tony Cottee 15 menit sebelum pertandingan berakhir.

Bayang-bayang kekalahan mulai muncul. Dalam dua musim sebelumnya, mereka selalu menang saban bermain di partai pembuka. Tiga menit setelah gol Cottee, United baru mendapat gol pertama. Bola hasil sepak pojok Giggs yang dihalau pemain Leicester berhasil dikuasai Beckham. Sepakan khas jarak jauhnya kemudian dibelokkan oleh Teddy Sheringham.

Menit ke-94, United kemudian mendapat tendangan bebas. Beckham dan Giggs bersiap mengambil. Risikonya cukup besar, jika gol maka MU selamat sementara jika gagal United akan mengawali liga dengan kekalahan.

Beruntung, sepakannya meluncur deras ke pojok kanan bawah gawang Pegguy Arphexad. Gol itu disambut meriah oleh Ferguson yang mengepalkan kedua tangannya. Sementara Beckham merayakan gol dengan berlari, berteriak, lalu mendongakkan kepalanya ke tribun pendukung tamu.

Hasil 2-2 memang bukan hasil yang bagus untuk United. Namun bagi Beckham, dua momen tersebut setidaknya mengubur cercaan yang sudah ia terima beberapa bulan sebelumnya. Selanjutnya, Beckham menjadi kunci kesuksesan United meraih tiga gelar pada akhir musim.