Hadirnya Perang Dunia II membuat persepakbolaan Eropa menjadi terganggu. Banyak stadion-stadion yang hancur dikarenakan perang yang berlangsung selama enam tahun tersebut. Tak terkecuali Old Trafford. Terhitung sebanyak dua kali Old Trafford dijatuhkan bom oleh pesawat-pesawar sekutu. Yang pertama terjadi pada 22 Desember 1940 yang membuat permukaan lapangan menjadi hancur.

Serangan kedua kemudian datang pada 11 Maret 1941. Kali ini Old Trafford dijatuhi dua bom sekaligus yang membuat tribun utama, lapangan, serta ruang ganti hancur. Bahkan, kejadian ini membuat Sir Matt Busby yang mengambil alih United pada 1945 tidak memiliki ruangan pribadi dan harus rela bekerja di sebuah gudang penyimpanan es.

OT

Butuh empat tahun bagi United untuk bisa merasakan kembali partai kandang. Pada Agustus 1949 mereka meraih kemenangan 3-0 atas Bolton Wanderers dalam partai pertama pasca hancur karena perang. Sir Matt yang berpikiran visioner kemudian menyarankan untuk membangun beberapa lampu sorot untuk pertandingan malam hari. Manajer yang wafat pada 1994 tersebut takjub dengan lampu penerangan yang ada di kandang Wolverhampton Wanderers. Atas dasar tersebut, pada 1957 Old Trafford memiliki lampu penerang dengan pertandingan semifinal Liga Champions melawan Real Madrid menjadi debut pertama.

Akhir 1950-an ditutup United dengan tangisan. Tragedi Munich datang yang merenggut delapan pemain utama serta membuat Sir Matt absen lama dari sepakbola. Akan tetapi Old Trafford terus mengalami perkembangan. Di atas tribun Stretford End kemudian dibangun atap serta penambahan 1.500 kursi.

Pada 1965, dilakukan renovasi pada North Stand yang menjadikannya sebagai stadion pertama di Eropa yang memiliki ruang pribadi eksekutif. Hal ini kemudian diikuti dengan dibuatnya beberapa pondok-pondok kayu di depan stadion atas gagasan putra dari Sir Matt, Sandy. Pondok-pondok inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Megastore United yang sekarang berdiri megah di depan stadion.

Gol belakang tumit dari Denis Law pada musim 1974 yang membuat United terdegradasi memicu invasi seluruh suporter ke dalam lapangan. Hal ini membuat manajemen United memutuskan untuk membangun sebuah pagar runcing setinggi 2,7 meter. Hal ini memicu kontroversi karena pandangan ke arah gawang menjadi terhalang. Penonton yang seperti terkunci tersebut selaras dengan prestasi United yang sulit kembali meraih gelar liga hingga 1993.

Old Trafford kemudian membuka diri dengan tidak hanya menggelar pertandingan sepakbola saja di era 80-an. Pertandingan rugby, kriket, tinju, hingga konser musik pun seringkali dilakukan di sana. Setahun berselang, United kemudian membangun museum klub. Lampu-lampu penerang pun tidak ditancapkan di tiang tapi sudah diletakkan di bagian atas tribun. Dan akibat dari tragedy Hillsborough pada 1989 membuat Old Trafford menghapuskan tribun berdiri menjadi all seater di akhir 90-an.