Tidak bisa dipungkiri bahwa era kepelatihan Louis van Gaal adalah era yang dipenuhi dengan kebijakan-kebijakan yang terbilang aneh. Meski meraih Piala FA dan mengorbitkan Marcus Rashford, namun banyak sekali program kepelatihan LVG yang tidak berjalan baik seperti formasi 3-5-2 yang mandek, permainan yang membosankan, serta penjualan pemain-pemain pilar, membuat Si Tulip Besi hanya bertahan dua musim di Manchester.

Terkait masalah penjualan pemain di era LVG, baru-baru ini Sir Alex Ferguson masih merasa tidak percaya ketika mantan manajer Ajax Amsterdam tersebut menjual Jonny Evans ke West Bromwich Albion dua tahun silam. Evans sendiri saat itu merupakan andalan United di masa-masa terakhir kepelatihan Fergie. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh manajer Irlandia Utara, Michael O’Neill.

“Sesaat setelah Piala Eropa 2016, pada bulan September ada sebuah konferensi di Prancis untuk para pelatih dan saat itu Sir Alex ada di sana dan berbicara kepada saya bahwa dia masih tidak percaya bahwa Louis van Gaal sudah menjual Jonny (Evans) dari United. Dia sebenarnya berharap Jonny bisa mengakhiri karir di United atau pindah di fase-fase akhir karier sepakbolanya,” tutur O’Neill dikutip dari The Peoples Person.

Pria berusia 47 tahun tersebut juga mengungkapkan alasan mengapa seorang Jonny Evans bisa pindah dari klub yang telah membesarkan namanya tersebut. Faktor cedera serta kesulitan bersaing dengan Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic menjadi faktor utama di balik kepindahan Evans ke WBA.

“Ada banyak faktor mengapa ia bisa sampai ke WBA. Dua tahun sebelum dia pindah, dia mulai mengalami cedera. Dan juga di United mereka masih memiliki Ferdinand dan Vidic. Jonny sebenarnya ada dalam rencana jangka panjang United namun perubahan manajer mengubah itu semua.”

O’Neill menambahkan, “Sebenarnya Jonny berada dalam radar klub-klub besar. Namun ia tidak bisa meraihnya karena cedera serta jumlah laga yang dimainkan tidak terlalu banyak dalam 18 bulan sebelumnya. Dan itu sangat disayangkan.”

Nama Evans mulai melejit ketika ia dipercaya oleh Sir Alex Ferguson untuk turun dalam 34 pertandingan musim 2008/2009. Tujuh di antaranya saat itu bahkan dilakukan di Liga Champions musim yang sama. Pemain berusia 29 tahun itu kerap menjadi pelapis di saat duet Ferdinand dan Vidic mengalami cedera ataupun dirotasi demi laga-laga besar.

Puncak penampilan Evans sendiri terjadi di musim 2011/2012. Kala itu ia mengoleksi 29 penampilan di kompetisi Premier League. Musim 2011/2012 menjadi penampilan terbaiknya selama memperkuat Iblis Merah setelah turun di 40 pertandingan serta mencetak gol pertamanya di United ketika bertandang ke markas Wolverhampton Wanderers.

Akan tetapi kepergian Fergie semusim berselang menjadi penyebab dari menurunnya penampilan beberapa pilar United termasuk Evans sendiri. Ia hanya membuat 17 penampilan di liga dan kerap dilanda cedera di masa kepelatihan David Moyes.

Kehadiran Louis van Gaal di awal musim 2014/2015 sempat membangkitkan asa Evans untuk tampil reguler bersama United. Akan tetapi ia hanya tampil sebanyak 17 pertandingan saja dan sempat terkena skorsing lima laga setelah terlibat insiden saling meludah dengan Papiss Cisse.

Evans kemudian hijrah ke WBA dengan banderol enam juta pounds. Ada yang mengatakan bahwa gaya mainnya tidak masuk ke dalam skema kepelatihan LVG. Bersama WBA ia menjadi sosok tangguh di lini belakang The Baggies asuhan Toni Pulis musim lalu. Musim ini ia dikabarkan diincar oleh juara Premier League musim 2015/2016 Leicester City.