Pemain pengganti yang masuk di babak kedua, Wissam Ben Yedder, menjadi sosok menyebalkan karena dua golnya ke gawang David De Gea, menyingkirkan Manchester United dari Liga Champions musim ini.

Ben Yedder memang berhasil jadi striker antagonis yang menghancurkan harapan terakhir United untuk bisa meraih trofi mayor pada musim ini. Pasukan Jose Mourinho memang sudah tak mungkin lagi bersaing untuk menjuarai Premier League Inggris 2017/2018, setelah tertinggal belasan poin dari pemuncak klasemen Manchester City.

Baca juga: Mourinho yang Senang dengan Kesedihan Tim

Ben Yedder sukses menaklukkan De Gea yang sempat tampil luar biasa ketika bermain di markas Sevilla pada leg pertama. Gol pertamanya disarangkan melalui tendangan kaki kanan pada menit ke-74, sedang gol kedua melalui sundulan enam menit kemudian.

Menariknya, Ben Yedder sendiri baru masuk ke lapangan pada menit ke-72, atau dua menit sebelum berhasil mencetak gol perdana di laga tersebut; setelah sepanjang babak pertama hanya bermain imbang tanpa gol.

Striker berrdarah Tunisia kelahiran Sarcelles, Prancis, 12 Agustus 1990 ini memang bukanlah pilihan utama di lini depan Sevilla; baik di era pelatih Jorge Sampaoli di musim 2016/2017 ketika dia baru bergabung, maupun pada musim ini di bawah kepemimpinan Eduardo Berizzo hingga Desember 2017 yang kemudian digantikan oleh Vincenzo Montella sejak awal 2018 lalu sampai kini.

Ini Alasan Manchester United Kalah dari Sevilla

Dalam ajang La Liga Spanyol, penyerang berusia 27 tahun itu tampil bergantian dengan Muriel yang jadi pilihan pertama. Hingga pekan 28, Ben Yedder baru membukukan 19 penampilan dengan lima kali turun sebagai pengganti, dan hanya duduk di bench dalam sembilan laga.

Dia pun hanya mampu menyarangkan enam gol dan membuat satu assist. Begitu pula di ajang Copa del Rey, di mana Ben Yedder tampil sebagai starter di tiga laga, dan tiga kali turun dari bangku cadangan, dengan hasil tiga gol dan dua assist. Dua gol lain juga sempat disarangkannya di dua laga kualifikasi Liga Champions.

Namun, Ben Yedder selalu mampu menunjukkan kualitasnya sebagai tukang bobol gawang lawan setiap mendapat kesempatan turun ke lapangan hijau. Bahkan, dia sudah mengoleksi delapan gol di Liga Champions musim ini dalam tujuh pertandingan, termasuk dua gol ke gawang United.

Alhasil, Ben Yedder pun kini duduk di posisi kedua daftar top scorer Liga Champions 2017/2018, hanya kalah empat gol dari bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo. Dia juga sekarang tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Sevilla di Liga Champions dengan koleksi 10 gol sejak musim lalu.

Dua gol lain Ben Yedder di Liga Champions musim ini juga terjadi pada momen krusial, ketika Sevilla tertinggal 0-3 di babak pertama saat menjamu Liverpool pada laga kelima Grup E. Dia mencetak dua gol dalam waktu sembilan menit di awal babak kedua, hingga mengakhiri laga dengan 3-3 setelah Guido Pizarro menambah satu gol lagi.

Penyerang bernomor punggung ‘12’ tersebut juga mencetak satu gol di pertemuan perdana kontra Liverpool pada matchday pertama, dan hat-trick pada laga kedua menjamu wakil Slovenia NK Maribor. Ben Yedder pun masih berpeluang menambah golnya

Kesuksesan mengalahkan United di babak 16 besar ini meman mencatatkan rekor dalam sejarah Sevilla, di mana untuk pertama kali mereka lolos ke perempat final di era Liga Champions; setelah dulu juga sempat mencapai babak yang sama dalam penampilan perdana pada Piala Champions 1957/1958.

“Saya sangat senang, sangat senang sekali. Ini malam yang indah. Kami tahu tak mudah melawan United, apalagi di Old Trafford,” ungkap Ben Yedder seperti dikutip dari beIN SPORTS. “Kami akan mencoba untuk menikmati momen ini bersama-sama.”

Melihat peran Ben Yedder sebagai striker antagonis yang bisa memberikan kontribusi positif bagi Sevilla setiap dibutuhkan tim, sepertinya United juga membutuhkan sosok seperti ini. Sebenarnya, Marcus Rashford juga bisa menjalankan peran itu bagi tim Setan Merah, seperti yang dilakukannya dalam kontra Liverpool di pekan ke-30 Premier League. Begitu pula dengan Anthony Martial yang juga beberapa kali menjadi penentu kemenangan. Keduanya memang jarang mendapat kesempatan bermain secara reguler. Hanya saja, mungkin benar kata De Boer kalau Mourinho belum maksimal memanfaatkan keduanya.

Baca juga: Frank De Boer yang Jadi Korban Mulut Mourinho