Lini tengah Manchester United benar-benar keteteran saat melawat ke markas Chelsea dalam laga babak perempat final Piala FA, Selasa (14/3/2017) dini hari WIB kemarin, terutama sejak gelandang Ander Herrera dikeluarkan oleh wasit setelah menerima kartu kuning kedua pada menit ke-35. Sejak ditinggal duet solid Roy Keane-Paul Scholes, hingga kini belum ada lagi pasangan jenderal lapangan yang bisa memimpin lini tengah United. Kedatangan Paul Pogba dengan status pemain termahal di musim panas 2016, juga belum banyak membantu karena dia lebih jago membangun serangan tim.

Duet Keane dan Scholes di masa lalu telah membuat lini tengah The Red Devils jadi yang paling tangguh di Premier League Inggris. Mereka berdua memang sama-sama bagus dalam bertahan dan saat menyerang, sehingga bisa saling menutupi. Manajer Jose Mourinho pun sempat berharap pada Pogba sebagai pasangan yang tepat untuk Herrera, namun pada faktanya mereka belum bisa saling mengisi. Sebagai bukti, jika Pogba sibuk membangun serangan dalam sebuah laga, Herrera pun jadi keteteran menutup lubang yang ditinggalkan rekannya itu saat menghadapi serangan balik lawan.

Tak salah jika menyebut United masih membutuhkan peran gelandang serba bisa. Sosok penggawa Chelsea N’Golo Kante disebut-sebut sebagai jenis pemain tengah yang dibutuhkan The Red Devils.

“Kante selalu mengejar bola. Dia bisa cepat menutup ruang gerak lawan. Dia selalu ingin menguasai bola dan melakukan tekel. Bertahun-tahun saya sering menghadapi lawan seperti dia. Pemain ini selalu menjadi mimpi buruk bagi lawan, karena Anda tidak akan pernah bisa lepas darinya,” ungkap pemain legendaris Setan Merah Ryan Giggs belum lama ini, seperti  dikutip dari Daily Telegraph.

Kante sendiri telah menunjukkan peran pentingnya bersama The Blues sejak datang ke Stamford Bridge pada awal musim 2016/2017 ini. Pemain yang menjadi pahlawan kemenangan 1-0 mereka atas tim Setan Merah baru-baru ini terebut tidak tergantikan di lini tengah. Begitu pula ketika dia masih memperkuat Leicester City pada musim lalu. Bahkan, dalam musim debut di Premier League itu, Kante sukses membawa klub berjuluk The Foxes itu memenangi trofi juara liga untuk pertama kali, sehingga membuat pelatih baru Chelsea, Antonio Conte, pun tertarik untuk mendatangkannya.

Pemain tim nasional Prancis ini dikenal dengan gaya permainan penuh energi dan sangat bagus saat memenangkan penguasaan bola. Sebagai bukti, di musim lalu dia jadi pemain terbanyak di Premier League yang sukses melakukan tekel dan intersep. Surat kabar Prancis La Voix du Nord pun pernah menyamakan dengan gelandang legendaris Real Madrid dan Chelsea asal Prancis, Claude Makalele, karena gaya bermain dan perannya yang sama di lini tengah. Itu terjadi lima tahun lalu setelah Kante mencetak gol pertama dalam karir senior bersama Boulogne di kompetisi tingkat ketiga Liga Prancis.

Sementara mantan bek United, Phil Neville, malah mengingatkannya pada Keane saat menyaksikan permainan Kante. “Hal yang menakutkan tentang Kante adalah dia salah satu yang memenangkan bola di garis area timnya, dia yang pertama mematahkan dan memecah serangan (lawan) dan untuk memulai serangan balik. Seorang pemain luar biasa yang akan lebih baik dan lebih baik lagi setiap saya melihat dia bermain. Dia mengingatkan saya saat pertama kali melihat Keane bermain, gaya box-to-box, menutup semua area, terlibat dalam setiap hal terjadi,” sebut Phil dilansir Daily Star.

Makanya, tak salah jika sejumlah pemain legendaris United pernah berharap Kante bisa bergabung ke Old Trafford, bahkan sejak awal musim ini. “Yang bisa saya katakan saat ini adalah saya berharap United memboyong Kante pada musim panas lalu,” ungkap Giggs pula dikutip dari Daily Telegraph.

Harapan yang sama juga diungkapkan oleh Gary Neville, mantan bek kanan dan kapten tim Setan Merah. “Jika Anda mengatakan kepada saya pemain mana yang saya inginkan untuk melihatnya di United, pemain itu adalah Kante,” kata pemain yang juga kakak kandung Phil itu dilansir Daily Star.

Jelang akhir musim lalu, April 2016, saat pemain 25 tahun itu masih bersama Leicester, Telegraph pernah menulis bahwa Kante merupakan jenis pemain yang diinginkan pelatih legendaris United Sir Alex Ferguson, yang dulu mengorbitkan nama Keane.

Dia tipe pemain pekerja keras dan selalu main tanpa lelah, yang ketika itu menjadi jantung permainan Leicester. Sir Alex pun menyebutnya sebagai pemain terbaik Premier League musim itu, meski yang terpilih adalah rekan setimnya Jamie Vardy. Jika United ingin membangun lagi kekuatan lini tengahnya, mungkin merekrut Kante bisa jadi pilihan.