Seiring dengan keinginan Jose Mourinho untuk menambah bek, sejumlah nama pun muncul ke permukaan. Salah satunya adalah bek muda Swansea City, Alfie Mawson. Dilansir The Sun pada pertengahan April 2018, manajemen MU dikabarkan sudah mengirimkan pembandu bakat untuk mengamati langsung permainan bek berusia 24 tahun itu.

Pemandu bakat tersebut dilaporkan hadir di The Hawthorns, markas West Bromwich Albion, ketika Swansea bertandang dalam lanjutan Premier League Inggris pekan ke-33, 7 April 2018. Sepekan sebelumnya, Mawson tampil apik mengawal pertahanan timnya di Old Trafford, meski mereka akhirnya kalah 0-2.

Mawson sendiri kini telah menjelma sebagai andalan di Liberty Stadium, markas klubnya berjuluk The Swans tersebut. Dia didatangkan dari klub kecil Barnsley FC pada 30 Agustus 2016 dengan biaya tak diketahui. Namun diyakini berkisar 5,31 juta paun, seperti dikutip dari Transfermarkt.

Pada awal musim 2016/2017 itu, Mawson sempat ditempatkan di tim U-23, sehingga melewatkan beberapa laga bersama tim senior di Premier League. Dia baru mendapat debut pada 22 Oktober 2016, ketika Swansea menjamu Watford FC. Mawson turun sebagai starter dan bermain penuh hingga akhir laga.

Dengan mengenakan jersey bernomor punggung ‘6’, Mawson berhasil tampil memukau mengawal lini pertahanan timnya. Alhasil, di akhir pertandingan, dia pun diganjar dengan penghargaan man of the match; meski Swansea ditahan imbang tanpa gol oleh lawan.

Setelahnya, dia kembali bermain penuh dalam dua laga berikutnya, sebelum kembali dikirim ke tim U-21. Pada pekan ke-15, minggu kedua Desember 2016, Mawson akhirnya kembali diberi kepercayaan memperkuat tim senior. Sejak itu, dia selalu bermain full time hingga akhir musim, dan menyelamatkan Swansea dari degradasi.

Sebelum musim debutnya di Premier League itu, Mawson lebih banyak bermain di kompetisi papan bawah. Pemain kelahiran Hillingdon, Inggris, 19 Januari 1994 itu sendiri memulai karier sepakbola sejak bergabung ke akademi Reading FC saat masih berusia sembilan tahun pada 2003.

Pada 2010, dia pindah ke akademi Brentford FC, hingga menembus tim senior pada 2012; yang ketika itu berlaga di League One, kompetisi level ketiga di Inggris. Sayang, Mawson lebih banyak ‘disekolahkan’ ke klub kecil; mulai dari Maidenhead United, Luton Town, Welling United, hingga ke Wycombe Wanderers.

Setelah tampil ciamik bersama Wycombe di League Two, dengan menjadi pemain terbaik klub dan pemain terbaik pilihan fans pada musim 2014/2015, Mawson yang berusia 21 tahun pun kemudian mendapat tawaran dari Barnsley FC yang bermain di League One. Dia dipercaya bermain dalam 58 pertandingan di semua ajang, hingga berhasil membawa tim barunya promosi ke Championship League dan memenangkan EFL Trophy; kompetisi yang diikuti oleh seluruh kontestan League One dan League Two. Prestasi itulahnya yang membuat Swansea terpikat pada bakat yang dimilikinya.

Pada musim 2017/2018, Mawson kembali menjadi andalan lini belakang timnya. Dia tidak pernah absen di Premier League musim ini, dan tercatat sebagai salah satu pemain yang selalu bermain penuh sepanjang musim. Statistik permainannya seperti dikutip dari laman resmi Premier League, tercatat berhasil melakukan 32 tekel dengan persentase kesuksesan mencapai 69 persen. Selain itu, Mawson mencatatkan 222 clearances, 35 intersep, dan 126 kali menghalau bola-bola atas. Sayang, kali ini pemain setinggi 1,88 meter tersebut gagal membawa Swansea bertahan di Premier League.

Namun, Mawson membukukan sejarah baru dalam karier dengan dipanggil ke tim nasional Inggris dalam dua laga persahabatan pada Maret 2018; meskipun belum mendapat kesempatan bermain. Dengan semua catatan impresifnya itu, makanya tidak heran jika United tertarik padanya.

Meski kontraknya bersama Swansea masih tersisa hingga Juni 2020 mendatang, tapi Mawson tentu akan memilih untuk pindah demi bisa terus bermain di kompetisi tertinggi. Namun, United bukan satu-satunya tim yang mengincar pemain yang ditaksir bernilai 10,8 juta paun tersebut, karena ada Southampton yang sebelumnya pada Desember 2017 juga sempat dikabarkan berminat padanya.