Foto: Talksport.com

Danny Welbeck tidak bisa bangkit setelah berduel dengan salah satu pemain Sporting Lisbon dalam lanjutan Europa League, 9 November lalu. Mateo Guendouzi, yang berada tidak jauh darinya merasa tidak percaya melihat rekannya mengalami cedera yang cukup parah. Diketahui, Welbeck mengalami patah pergelangan kaki dan harus absen cukup panjang.

Bagi Welbeck, cedera sudah menjadi makanan sehari-hari. Berdasarkan situs Transfermarkt, ia sudah mengalami tujuh macam cedera semasa membela Meriam London sejak 2014. Meski begitu, cedera hanyalah kerusakan dari struktur tubuh sehingga sangat mudah untuk disembuhkan. Memulihkan diri dari cedera jauh lebih mudah ketimbang memulihkan rasa sakit hati ketika dirinya dicampakkan oleh Manchester United.

Welbeck adalah representasi dari bocah asli Manchester yang bermain untuk Setan Merah. Dalam DVD yang berjudul Play Like a Champion, Welbeck, yang baru berusia 13 tahun, sedang dilatih oleh Ruud van Nistelrooy mengenai cara menjadi striker yang baik. Ke depannya, Welbeck diharapkan bisa menjadi pemain inti di Setan Merah.

Lima tahun setelahnya, Welbeck langsung mencetak gol dalam debutnya ketika United mengalahkan Stoke City 5-0. Golnya pun dicetak dengan spektakuler yaitu lewat tendangan jarak jauh hasil kombinasi umpan bersama Manucho Goncalves. Gol ini membuat United semakin yakin kalau Welbeck adalah striker masa depan mereka.

Manchester United kemudian meminjamkan Welbeck agar skill individunya semakin meningkat. Preston North End dan Sunderland adalah dua klub yang pernah Welbeck datangi. Peminjamannya bersama Sunderland terbilang sukses sehingga Sir Alex memberikan satu tempat di pos striker pada musim 2011/2012.

Musim penuh pertamanya bersama Setan Merah berakhir memuaskan. Welbeck mencetak 12 gol dan bermain dalam 39 pertandingan. Gol-golnya pun dibuat pada laga-laga krusial seperti saat dua kali mengalahkan Arsenal, dan menyingkirkan Manchester City di Piala FA. Seandainya ia tidak terkena cedera, bukan tidak mungkin jumlah gol dan penampilannya akan jauh lebih banyak.

Akan tetapi, kebahagiaan Welbeck hanya berlangsung semusim saja. Pada musim berikutnya, posisi Welbeck diubah oleh Ferguson menjadi pemain sayap. Fergie menginginkan United tampil lebih seimbang dengan mengubah formasi 4-4-2 menjadi 4-2-3-1. Ketiadaan winger handal karena cederanya Ashley Young dan Nani membuat Fergie memilih Welbeck untuk bermain di sayap kiri. Akselerasi Welbeck dalam menggiring bola diharapkan bisa meningkatkan serangan United di posisi tersebut.

Meski begitu, keputusan Fergie tersebut mengurangi ketajaman Welbeck dalam mencetak gol. Sepanjang musim, hanya dua gol yang bisa ia cetak. Ia merasa tidak nyaman bermain pada posisi yang bukan tempat favoritnya.

“Jujur saja, hal itu membuat saya frustrasi. Anda ingin bermain di posisi tertentu dan Anda tidak bisa melakukan itu. Perasaan yang saya alami juga dirasakan semua orang yang mengalami situasi serupa seperti saya. Saya ingin menjadi seorang striker. Saya sudah bermain di sisi kiri untuk beberapa kesempatan dan sekarang saatnya saya kembali menjadi striker yang bermain di tengah,” ujar Welbeck.

Selain menginginkan keseimbangan, Welbeck juga tersingkir berkat kehadiran Robin van Persie yang langsung bersinar pada musim pertamanya. Kehadiran RVP bahkan menggeser Rooney sebagai gelandang serang sekaligus menggusur peran Shinji Kagawa yang pada musim itu lebih sering absen karena cedera.

Datangnya David Moyes pun tidak memberikan dampak apa-apa. Welbeck tetap dijadikan sebagai pemain sayap bergantian dengan Adnan Januzaj. Ia bahkan berani terang-terangan menyebut kalau permainannya bersama tim nasional jauh lebih baik dibanding bersama United.

“Rasio gol per pertandingan saya bersama tim nasional jauh lebih baik. Formasinya lebih bijaksana karena ketika saya bermain di sayap kiri untuk Inggris, ada beberapa rekan yang menutup celah defensif sehingga saya bisa bergerak lebih bebas.”

“Di United, saya bermain di sayap kiri di lini tengah yang bermain dengan dua gelandang tengah. Hal itu membuat saya lebih sulit karena mengemban dua peran sekaligus yaitu melayani para pemain depan dan memikirkan lini pertahanan.”

Karier Welbeck di Manchester United benar-benar berakhir saat klub ditangani oleh Louis van Gaal. Ia merasa, pemain kelahiran Longsight ini tidak layak disebut sebagai striker. Hal ini disebabkan catatan golnya yang dalam tiga musim hanya membuat 24 gol saja.

“Bersama tim utama, catatan golnya tidak sebaik Robin van Persie dan Wayne Rooney. Padahal ia bermain selama tiga musim bersama tim utama. Standar seperti Rooney dan Van Persie menjadi patokan untuk seorang striker. Alasan itu yang membuat kami membiarkannya pergi. Kami juga sudah kedatangan Falcao dan membuka striker akademi (James Wilson) untuk naik ke tim utama,” kata Van Gaal.

Arsenal kemudian datang dan merekrutnya dengan nilai 16 juta paun. Ia pergi dengan rasa sakit hati karena impiannya bermain bersama United untuk waktu yang lama pupus. Rasa sakit hati Welbeck tersebut ia lampiaskan dengan merayakan gol saat Arsenal menyingkirkan United dari Piala FA di musim yang sama.

Tulisan ini untuk merayakan hari ulang tahun Danny Welbeck yang jatuh pada 26 November kemarin.