Ketika memutuskan pensiun pada akhir musim 2012/2013, Sir Alex Ferguson meninggalkan beberapa warisan yang diharapkan mampu diteruskan dengan baik oleh David Moyes. Salah satunya adalah Wilfried Zaha. Pria yang menjadi pembelian terakhir Fergie tersebut diharapkan mampu bersinergi dengan baik bersama United di bawah arahan David Moyes.

Akan tetapi, karir Zaha ketika berbaju Merah berlangsung singkat. Ia hanya tampil sebanyak empat pertandingan dan hanya satu kali menjadi starter. Pemain yang sekarang memperkuat kesebelasan negara Pantai Gading ini kemudian hanya berada di kota Manchester selama enam bulan sebelum akhirnya dipinjamkan ke Cardiff City hingga akhir musim 2014.

Gagalnya Wilfried Zaha bersinar bersama United mengundang komentar dari mantan rekan setimnya, Rio Ferdinand. Di sela-sela tugasnya sebagai komentator pertandingan laga Manchester City melawan Tottenham, Rio mengungkapkan bahwa Zaha ketika itu datang ke United dalam waktu dan kondisi yang tidak terlalu tepat.

“Saya pikir banyak transfer berbicara soal waktu. Hal itu menentukan apaka seorang pemain akan berhasil atau gagal. Saya pikir dia masih muda saat itu, belum berpengalaman dan butuh waktu untuk matang. Selain itu, dia juga tidak diberi banyak kesempatan,” ujarnya seperti dikutip Express.

Pasangan duet Nemanja Vidic ini juga mengungkapkan bahwa ada andil David Moyes dibalik gagalnya Zaha di United. Tekanan yang didapat oleh The Choosen One atas hasil buruk yang didapat United membuat dirinya harus menurunkan starting eleven terbaik setiap pekannya. Akan tetapi, nama Zaha tidak dianggap Moyes sebagai sosok yang bisa mengubah keadaan.

“Saat itu, David Moyes berada di bawah tekanan dan dia tidak melihat Zaha sebagai salah satu orang yang bisa mengubah situasi. Jadi saya pikir waktu adalah faktor kunci.”

Selain waktu, masalah lain dari mandeknya karir Zaha di United adalah karena dia kalah bersaing dengan Adnan Januzaj. Zaha sendiri akhirnya kembali ke klub lamanya, Crystal Palace pada 2015. Rio sendiri merasa Zaha memiliki potensi untuk menjadi pemain hebat United seandainya ia diberikan kesempatan.

“Saya rasa jika dia punya waktu yang lebih banyak, mungkin dia akan melakukan beberapa hal yang berbeda karena dia memiliki kemampuan yang alami dan kemampuan yang masih perlu diasah. Dia adalah pemain yang berani berhadapan satu lawan satu dengan fullback. Dia juga bisa bergerak dimana saja. Hanya saja ia masih perlu belajar dalam pengambilan keputusan di sepertiga akhir dan posisi ketika menerima bola,” ujarnya menambahkan.

Hingga saat ini, pemain kelahiran Abidjan tersebut masih bertahan di Crystal Palace dan menjadi sosok yang tak tergantikan di bawah arahan Roy Hodgson. Penampilan apiknya dalam beberapa pertandingan terakhir membawa Si Elang belum terkalahkan dalam tujuh laga terakhir dan mengangkat posisi Palace ke peringkat 14.

Tak ayal banyak berkembang spekulasi kalau dirinya akan direkrut klub-klub besar pada bursa transfer Januari. Salah satu klub yang berminat kepadanya adalah Chelsea. Hanya saja menurut Rio, untuk saat ini Wilfried Zaha sudah berada dalam trek yang benar bersama Crystal Palace.

“Saat ini, dia sudah berada di jalan dan lingkungan yang benar. Dia sangat percaya diri dan sudah merasa nyaman kembali memperkuat Crystal Palace. Namun, saya percaya kalau dia akan mendapatkan kesempatan lagi bermain di klub besar. Ini akan jadi cerita dengan akhir yang berbeda dibandingkan saat dia di United beberapa musim lalu,” tuturnya.