Pada bagian pertama, Rafael sudah menceritakan kenangannya ketika pertama kali bakatnya ditemukan oleh Manchester United. Kendala bahasa, cuaca dan lain-lain berhasil dilaluinya dengan baik dan menjadi pilihan utama Sir Alex dalam beberapa kesempatan.

Pada bagian kedua ini, Rafael mengenang kembali saat ia dua kali mengalami kegagalan di Liga Champions, kehilangan gelar di menit-menit terakhir, serta perasaannya mencetak gol ke gawang Liverpool.

Ketika Menjadi Bintang Melawan Arsenal 2011

Kami selalu menyukai momen itu dan kami menang. Fabio juga mencetak gol. Siapa yang butuh Crisitiano (Ronaldo) dan Ryan Giggs kalau kamu memiliki kami berdua (Rafael dan Fabio)?”

Membandingkan Manchester United dan Manchester City

Mereka (City) memulainya dengan perlahan-lahan dan ada peluang bahwa hal itu (mengeluarkan uang) tidak akan berjalan dengan baik. Tapi anda harus mengatakan kalau hari ini mereka adalah tim yang bagus meski mereka melakukannya dengan cara membeli pemain bintang.

United tentu saja membeli pemain bintang. Tetapi mereka juga mempromosikan pemain dari akademi mereka. City tidak melakukan ini dan itu adalah hal yang buruk. Anda harus memberikan kesempatan kepada pemain muda dari kota anda. Anda harus mempercayai pemain-pemain muda dan berikan mereka kesempatan, tetapi City berpikir berbeda. Lihatlah United sekarang, ada nama-nama macam Lingard, Pogba, Rashford, dan lain-lain.

Ketika Ia Dipilih Fergie untuk Bermain Ketimbang Pogba Melawan Blackburn (2011)

Setelah pertandingan, Paul (Pogba) bertanya mengapa bukan dia yang bermain di tengah tetapi saya. Dia tidak senang saat itu. Tetapi saya mengeluarkan candaan dengan menyebut kalau saya punya kualitas yang lebih banyak ketimbang dirinya.

Dikalahkan Barcelona Dua Kali dan Kehilangan Gelar di Menit Terakhir

Saya berada di bangku cadangan di Roma pada 2009. Orang-orang berpikir kalau Barca brilian tetapi bagi saya mereka biasa saja. Final kedua di Wembley (2011) saya tidak berharap untuk bermain karena baru sembuh dari cedera. Posisi saya diisi saudara saya Fabio dan saya sangat gugup. Dia tidak bisa tidur pada malam sebelumnya dan itu bukan malam yang baik untuk klub.

Kunjungan kami melawan Sunderlan (2012) begitu mengerikan. Fans Sunderland menertawakan kami. Setelah laga, Fergie berkata ‘Kamu tidak akan melupakan hari ini.’ Musim berikutnya saya selalu bermain dengan mengingat kata-kata yang diucapkan di Sunderland tersebut.

Bermain 40 Kali di Musim 2012/2013

Itu musim terbaik saya terlepas dari kesalahan wasit ketika kami kalah dari Real Madrid. Wasit (Cuneyt Cakir) membunuh pertandingan karena dia tidak layak untuk dikeluarkan. Di akhir musim kami memenangi liga dan saya mencetak beberapa gol. Saudara saya ada di sana ketika saya mencetak gol ke gawang QPR karena dia bermain untuk mereka. Keluarga dan beberapa teman juga ada di sana dan saya berhasil mencetak gol.

Julio (Cesar) mendatangi saya ketika jeda babak pertama. Ia bilang kalau dia tidak bisa menangkapnya karena pandangannya tertutup oleh bek. Kalau tidak ada bek dia berkata bisa menahan tembakan saya. Saya menjawab, “jangan bohong! Itu tendangan roket”. Julio Cesar tidak akan bisa menahan tembakan saya.

Gol ke Gawang Liverpool

Gol saya buat di depan pendukung United. Perasaan terbesar yang saya rasakan setelah mencetak gol. Mereka kehilangan satu pemain (Jonjo Shelvey) namun mencetak gol pertama. Kami tidak bermain bagus dan gol saya sangat bernilai saat itu. Saya berteriak di depan pendukung mereka lalu kami menang. Fletcher berlari ke arah saya dan berbicara “Raf, Raf, Raf”. Reaksi itu menandakan kalau gol saya sangat penting.

Ketika Sir Alex Ferguson Pensiun

Saya terkejut. Saya baru menjalani musim terbaik saya. Saya ingin bertahan lima tahun atau lebih banyak lagi di bawah dia. Dialah orang yang bisa menyukai saya. Dia selalu mengatakan kalau dia ingin terus melangkah dan tidak pernah dia bilang ingin pensiun. Itu kejutan bagi saya dan itu sangat sulit menerimanya. Mungkin kenyataan tersebut lebih sulit lagi bagi Robin van Persie yang baru semusim bersama Fergie. Tetapi Fergie lebih memilih pergi sebagai juara.