Foto: Media Store House.

Pertandingan terakhir Manchester United di Premier League musim 2016/2017 menghasilkan sejarah baru. Pada menit ke-88, Mourinho memainkan Angel Gomes yang saat itu berusia 16 tahun 263 hari. Masuknya pemain mungil ini ke dalam skuad United menjadikan dirinya sebagai pemain termuda klub setelah Duncan Edwards sekaligus menjadi pemain kelahiran tahun 2000 pertama yang bermain di Premier League.

Namun Angel Gomes belum menjadi pemain termuda sepanjang sejarah Setan Merah. Rekor tersebut sampai sekarang masih dipegang oleh sosok yang saat ini sudah berusia 78 tahun. Dia adalah David Gaskell, pemilik rekor sebagai pemain termuda klub sepanjang sejarah United yaitu di usia 16 tahun 19 hari.

Segalanya berjalan cepat bagi Gaskell. Setahun sebelum karier sepakbolanya dimulai, ia masih bermain dengan St Luke yang merupakan klub lokal di Orrell, yang merupakan tempat lahir Gaskell. Bahkan Gaskell tidak pernah antusias dengan kesebelasan yang bernama Manchester United. Ia hanya tahu nama pemainnya saja tanpa pernah sekali pun menontonnya.

“Saya tidak pernah melihat United bermain, namun tiba-tiba saya sudah berbagi satu ruangan dengan Duncan Edwards dan Billy Whelan. Duncan punya aura seperti itu. Dia orang yang berbadan besar, pria yang luar biasa, begitu juga dengan Billy. Mereka semua tidak ada yang memandang rendah saya meski usia saya masih 15 tahun.”

Gaskell saat itu adalah kiper keempat atau bahkan kiper kelima United. Posisi penjaga gawang dipegang oleh Harry Gregg dan Ray Wood. Jelas sudah kalau kesempatan bermain tidak akan datang pada saat itu. Bahkan beberapa hari sebelum ia memecahkan rekor pemain muda United, Gaskell lebih banyak menghabiskan masa-masa di dalam klub dengan menjadi teknisi listrik dan tukang bersih-bersih sepatu pemain utama.

**

Pada 24 Oktober 1956, United akan menghadapi Manchester City di Maine Road dalam ajang Charity Shield (sekarang Community Shield). Situasi dilematis sedang menaungi Gaskell saat itu. Di satu sisi, ia sadar kalau dirinya bukan siapa-siapa di klub dan akan menonton pertandingan tersebut melalui layar televisi. Namun di sisi lain, ia ingin menyaksikan secara langsung. Setelah mengalami pergulatan batin, Gaskell kemudian memilih opsi kedua.

“Pada masa itu, Anda harus naik dua bus untuk sampai ke Maine Road, jadi saya naik ke Deansgate. Sampai di sana, saya bertemu seorang kenalan yang bertugas sebagai penyobek tiket. Saya berdiri di salah satu tribun dekat terowongan para pemain dan niat saya hanya ingin menonton,” tutur Gaskell.

Garis takdir seolah berpihak kepada Gaskell. Ray Wood, yang seharusnya bermain hari itu mengalami cedera. Tidak ada pemain pengganti saat itu. Lucunya, Bert Whalley, staf pelatih United saat itu, melihat Gaskell ada di tribun. Dia kemudian membawa Gaskell ke ruang ganti dengan baju dan sepatu pinjaman rekan setimnya. Gaskell kemudian membuat sejarah.

“Duncan Edwards berkata kepada saya apa-apaan kamu, ngapain kamu di sini? Saya hanya bisa menjawab kalau saya bermain di gawang. Pada pukul empat sore, saya membuat debut Manchester United saya, melawan City di ajang Community Shield.”

Bayangkan diri Anda menjadi Gaskell. Pemain muda, tidak ada pengalaman apa pun, namun menjalani debut di laga sepenting Community Shield. Berada satu lapangan bersama pemain-pemani seperti Duncan Edwards dan kawan-kawan. Saat jeda babak pertama, Gaskell justru bersembunyi di kamar mandi. Untung ada Jimmy Murphy yang memberikan motivasi kepadanya.

Rasa minder seorang Gaskell tidak hanya berkaitan dengan pengalaman bertanding. Tingginya juga tidak terlalu tinggi yaitu 178cm. Posturnya tersebut bermasalah ketika menghadapi situasi melawan pemain-pemain yang tingginya melebihi dirinya.

“City punya pemain besar bernama Dave Hewin. Lawan paling besar yang pernah saya hadapi. Situasi yang membuat saya rumit adalah sepak pojok. Hewin ada di dekat saya yang membuat saya tidak bisa bergerak. Duncan beberapa kali berkata kepada saya untuk pukul kepalanya namun saya tidak bisa. Beruntung bola melintas begitu saja. Hal-hal seperti itu yang Anda pelajari saat masih berusia 16 tahun.”

Itulah momen yang ia pelajari dalam partai debutnya kalau penjaga gawang tidak boleh mengenal rasa takut. Benturan fisik adalah hal yang biasa dalam sebuah perebutan bola. Inilah yang kemudian ia tunjukkan beberapa tahun kemudian pada laga melawan Real Madrid. Gaskell sudah berani memukul kepala pemain saat memperebutkan bola.

“Aku mencengkeram kerah baju Luigi Del Sol (pemain Madrid) dan mengangkatnya saat sepak pojok dilakukan. Saya tidak berani melepasnya karena jika saya melepas, maka wasit akan memberikan penalti. Jadi saya mengangkatnya dengan tangan kiri, lalu setelah aman saya membiarkannya jatuh ke lantai dan berteriak kalau ada pemain cedera di sini.”

Kembali ke laga melawan City, skor akhir saat itu 1-0 untuk United berkat gol Dennis Viollet. Itu tandanya Gaskell langsung meraih trofi pada usia yang ke-16 plus nirbobol. Namun ia merasa kalau tidak layak untuk meraih gelar tersebut. Karena statusnya yang pemain dadakan.

“Saya memberikan medali saya ke Ray Wood namun dia menolak. Katanya kalau medali ini milik saya. Tapi saya baru bermain beberapa menit. Namun Ray kemudian tetap mengambil medali tersebut.”

Tidak ada yang menyangka memang kalau Gaskell saat itu tampil bagus. Bahkan komentator BBC, tidak tahu kalau di posisi penjaga gawang bukan dijaga oleh Ray Wood melainkan bocah 16 tahun bernama David Gaskell. “Saya lebih baik diam dan tidak memberi tahu kepada BBC kalau di penjaga gawang itu bukanlah Ray melainkan saya. Saya malu untuk mengatakannya.”

Meski menancapkan awal yang baik dalam kariernya, namun Gaskell masih merasa segan atas apa yang terjadi di Maine Road. Ia bertanya apakah Ray Wood baik-baik saja. Di saat teman-temannya berpesta, ia memilih pulang ke dan tidur setelah berkeringat di Maine Road. Ia sadar kalau keesokan harinya ada tugas yang sudah menunggu. Bukan tugas menjaga gawang United, melainkan membersihkan sepatu para pemain utama.

**

Gaskell berkarier bersama United selama 13 tahun dari 1956 hingga 1969. Ia bermain dalam 96 pertandingan di kompetisi domestik. Salah satu gelar bergengsi yang ia raih adalah Piala FA 1963. Pada 1958, Gaskell adalah salah satu penggawa United yang selamat dari tragedi Munich karena tidak diikutsertakan oleh Matt Busby dalam tim yang berangkat ke Belgrad.