Bisa dibilang, tidak ada fans Manchester United yang tak mengenal salah satu generasi paling sukses dalam seharah The Red Devils, ‘Class of ‘92’. Generasi ini diisi oleh nama-nama besar yang pernah memperkuat United pada era 1990-an hingga 2000-an; mulai dari David Beckham, Ryan Giggs, Paul Scholes, Gary dan Phil Neville, hingga Nicky Butt. Tentu saja, dapat menjadi bagian dari generasi ini pernah menjadi impian besar bagi banyak pemain sepakbola dunia pada zaman tersebut. Pasalnya, hingga kini mereka terus dikenang sebagai para legenda yang pernah mengharumkan nama United. Jamie Cureton.

Namun pada era itu, ternyata juga ada seorang bocah yang berani menolak tawaran dari manajer legendaris Sir Alex Ferguson untuk masuk ke akademi United dan bergabung dengan para pemain yang kemudian dikenang sebagai generasi emas ‘Class of ‘92’. Remaja yang ketika itu masih berusia belasan tahun tersebut tentu tidak pernah mengira bahwa orang-orang yang akan menjadi rekan setimnya jika bergabung ke akademi United saat itu akan menjadi pemain bintang dunia beberapa tahun kemudian. Bocah yang sekarang sudah berusia 42 tahun tersebut bernama Jamie Cureton.

“Saya masih sangat muda saat itu, dan entah kenapa, pada 1990, saya menolak tawaran Sir Alex untuk bergabung dengan United,” ungkap Jamie Cureton bercerita kepada Daily Mail beberapa waktu lalu.

Laman profilnya di Wikipedia mencatat tawaran itu datang pada 1993, sebelum dia akhirnya memilih untuk menandatangani kontrak profesional bersama Norwich City, klub yang tempatnya mengasah bakat sejak kanak-kanak. Padahal ketika itu, menurut Cureton, Ferguson sangat terkesan padanya setelah tampil dalam laga uji coba untuk masuk ke akademi United bersama Beckham dan Giggs.

Namun, bagi Cureton remaja ketika itu, keputusannya memilih Norwich tentu adalah pilihan yang tepat. Apalagi, pada saat itu klub berjuluk the Canaries tersebut juga sedang naik daun, dengan finish di posisi tiga di bawah Aston Villa dan United yang memenangkan trofi juara Premier League Inggris 1992/1993.

Alhasil, Norwich pun mendapat kesempatan bertarung di Piala UEFA 1993/1994. Pada awalnya, karier pilihan Cureton pun berjalan dengan baik. Pada musim perdananya, meski belum mendapat debut, dia sempat duduk di bench saat Norwich melakoni laga babak 16 besar Piala UEFA.

Musim berikutnya, akhirnya Jamie Cureton melakoni laga perdananya bersama tim senior, dengan tampil di Premier League pekan ke-14 saat Norwich menjamu Everton. Dia masuk lapangan sebagai pemain pengganti pada menit ke-65. Pada laga keempat, Cureton pun berhasil menyarangkan gol pertama di liga domestik dan dalam karier profesionalnya, ke gawang Chelsea di pekan ke-18; meski baru masuk ke lapangan pada menit ke-87. Norwich menang telak 3-0 dalam pertandingan tersebut. Sejak itu dia mulai mendapatkan banyak kepercayaan, dan tampil dalam 17 laga di liga dengan koleksi empat gol.

Sementara Beckham pada musim itu malah masih ‘disekolahkan’ ke Preston North End yang bermain di divisi tiga, sebelum mendapatkan debut profesional di liga domestik musim berikutnya. Sedang Scholes, Neville bersaudara dan Butt juga mulai banyak bermain di tim senior United pada musim 1994/1995 itu, menyusul Giggs yang sudah dipercaya mengisi skuat utama sejak musim 1991/1992. Meski menjalani musim terbaik dalam awal kariernya, namun Cureton pada akhirnya tidak mampu menyelamatkan Norwich dari jurang degradasi, dan harus turun bermain di kompetisi First Division.

Ternyata itu pula akhir dari karier manisnya; musim 1994/1995 menjadi satu-satunya kesempatan Cureton menikmati gemerlap Premier League. Sejak itu, dia lebih banyak bermain di level bawah; meski ketajamannya tetap terjaga, dengan jadi pencetak gol terbanyak Second Division 1998/1999 dan Championship League 2006/2007.

Menariknya, hingga kini pria seumuran Beckham, Gary dan Butt ini masih aktif bermain di klub amatir Bishop’s Stortford dan telah mencetak satu gol di laga perdana musim ini. Sejauh ini, dia sudah membela 18 klub berbeda, termasuk di Korea pada 2003.

Kini, Jamie Cureton mulai menyesail keputusannya di masa lalu. “Ketika itu, tidak ada yang memaksa saya masuk United. Ayah mendukung apa pun keputusan saya, termasuk juga memilih Norwich. Kalau mengingat kisah itu dan sebuah kesempatan emas tersebut, sekarang saya merasa sangat menyesal. Terlebih, saya adalah seorang Mancunian [fans fanatik United],” pungkas pemain kelahiran Bristol, Inggris, 28 Agustus 1975 itu.

Sekarang, selain bermain di level utama kompetisi amatir Southern League, Jamie Cureton juga tercatat sebagai asisten pelatih tim akademi Arsenal sejak September 2017.