Kemenangan Manchester United 4-0 atas Wigan Athletic di babak kelima Piala FA, pada Minggu (29/01) terasa begitu spesial. Bukan hanya karena Bastian Schweinsteiger menandakan kembalinya ia ke lapangan hijau dengan menyarangkan satu gol akrobatik dan berperan untuk gol pembuka yang dicetak oleh Marouanne Fellaini. Tetapi pada laga tersebut dua pemain muda binaan United mendapatkan debutnya, yaitu Axel Tuanzabe dan Joel Castro Pereira.

Banyak pihak yang memuji keputusan manajer Jose Mourinho yang menurunkan Joel Castro Pereira yang notabene merupakan kiper ketiga klub setelah David de Gea dan Sergio Romero. Kiper muda asal Portugal tersebut nyatanya tampil tidak mengecewakan di waktu yang diberikan kepadanya. Satu penyelamatan dan berhasil menjaga gawangnya untuk tidak kemasukan hingga pertandingan berakhir menjadi debut manis bagi mantan kapten tim cadangan United tersebut.

Langkah Jose memberikan menit bermain bagi kiper muda, meskipun sebentar, patut diberikan apresiasi. Karena memberikan kesempatan tampil bagi pemain muda adalah sesuatu yang luar biasa dan perlu perhitungan yang matang. Apalagi yang diberikan adalah posisi dengan risiko besar, yaitu kiper. Sebuah gestur yang bisa dibilang sangat baik.

Meskipun demikian, menyoal penggunaan kiper ketiga ini bukanlah sesuatu yang baru bagi United. Berbeda dengan kebanyakan tim yang terkadang kiper ketiga bahkan untuk sekadar masuk bench pun sulitnya minta ampun. United termasuk tim yang sering memberikan kesempatan bagi semua kiper yang mereka miliki. Bahkan dalam beberapa kesempatan, kiper ketiga tampil sebagai aktor utama keberhasilan klub untuk meraih gelar juara.

Salah satu yang paling klasik dari daftar ini adalah Les Sealey. Merupakan pemain pinjaman dari Luton Town, Sealey merupakan kiper ketiga setelah Jim Leighton dan Mark Boesnich. Sealey mungkin tidak menyangka bahwa ia akan diturunkan di partai ulangan Piala FA tahun 1990. Tapi Sir Alex kemudian memberikan kepercayaan tersebut kepada Sealey karena Leighton sebagai kiper utama tampil buruk di partai pertama yang berkesudahan 3-3. Sebenarnya alasan penujukan Sealey bisa dibilang masuk akal. Ketimbang Boesnich yang merupakan kiper asing dan masih sangat muda, Sealey yang memiliki pengalaman lebih tentu adalah pilihan yang paling rasional.

Sealey-SirAlex
Sealey (baju hijau) bersama Sir Alex pasca keberhasilan meraih Piala FA 1990.

Gelandang Lee Martin boleh saja dianggap sebagai pahlawan karena gol yang ia sarangkan di partai ulangan. Tetapi Sealey adalah penyelamat sesungguhnya karena berhasil mengehentikan serangan-serangan lawan. Apalagi dalam biografinya Sealey menyebut bahwa ada psy war yang luar biasa mengerikan dari para pemain Crystal Palace sebelum laga dimulai.

Kiper ketiga lain yang berperan besar dalam sejarah klub adalah Ben Foster. Mendarat di United pada tahun 2005 setelah diamati langsung oleh Sir Alex ketika bermain untuk Wrexham. Foster muda merupakan pilihan ketiga setelah Edwin van der Sar dan Tomasz Kuszcak. Karena minimnya kesempatan ia kemudian dipinjamkan ke Watford. Di sana lah ia kemudian terus berkembang bahkan sampai membuat manajer Watford kala itu, Aidy Boothroyd menyebut Foster adalah kiper masa depan Inggris, bahkan dalam beberapa kesempatan menyebut Foster jauh lebih hebat ketimbang Van der Sar.

Selama dua musim, Foster berada di selatan Inggris, Lalu kemudian ia kembali ke United. Sempat mengalami cedera pada permulaan musim 2008/2007, suratan takdir sepertinya memang menuliskan bahwa Foster akan mengawal gawang United cepat atau lambat. Dan muncul sebuah kejadian tidak terduga. Edwin van der sar cedera dan Tomasz Kuszcak mendapatkan hukuman larangan bertanding pasca kekalahan United di Piala FA dari Portsmouth pada Maret 2008. Sir Alex kemudian ‘terpaksa’ memainkan Foster di pertandingan yang tersisa.

BenFosterSaveOHara
Foster ketika mementahkan eksekusi Jamie O’Hara di Final Piala Liga

Ajaibnya, Foster berhasil membuktikan diri. Ia tidak terlihat seperti kiper muda yang baru diberikan kesempatan bermain. Foster justru tampil seperti kiper berpengalaman. Ia terus mengawal gawang United bahkan terus hingga partai final Piala Liga musim 2008/2009. Di mana akhir cerita dari final tersebut tentu masih diingat banyak penggemar United. Foster berhasil menjadi pahlawan di babak adu penalti setelah menggagalkan eksekusi dari Jamie O’Hara.

Sealey dan Foster adalah sedikit contoh bahwa United selalu memberikan peran kepada seluruh kiper yang mereka miliki. Meskipun United memang tersohor selalu diperkuat oleh kiper-kiper hebat. Selain itu juga ada nama Roy Carroll dan Anders Lindegaard, yang keduanya tahap demi setahap berasal dari kiper ketiga kemudian bisa bermain cukup sering. Yang pasti debut Joel Pereira menandakan banyak hal baik. Mulai dari fakta bahwa Jose nyatanya juga memberikan banyak kesempatan bagi para pemain muda. Dan tentunya soal suksesor jangka panjang bagi David de Gea.