Selain gelar juara Piala FA yang menghapus dahaga gelar kompetisi tersebut yang berjalan hampir satu dekade, hasil karya seorang Louis van Gaal di Manchester United adalah menyoal posisi baru yang kini dimiliki oleh para pemain United. Seakan melakukan implementasi ekstrem terhadap filosofi yang ia miliki dengan memainkan pemain tertentu di luar posisi naturalnya.

Mulai dari Daley Blind, Ashley Young, Juan Mata, sampai sang kapten tim, Wayne Rooney, sudah sempat merasakan bagaimana bermain di bukan posisi asli selama United berada dalam arahan pelatih asal Belanda tersebut. Dan beberapa hasilnya di luar dugaan. Para pemain tersebut nyatanya menunjukan versatilitas yang luar biasa dengan kemampuan bermain di luar posisi aslinya.

Meskipun demikian, fenomena soal para pemain versatile tersebut bukan barang baru untuk kesebelasan berjuluk Setan Merah tersebut. Dalam sejarahnya, United memiliki banyak sekali para pemain yang masuk dalam kategori pemain versatile, berikut di antaranya,

Duncan Edwards

Daftar pertama dimulai dengan yang paling klasik. Duncan Edwards menjadi pemain United pertama yang dianggap memiliki kemampuan serba bisa. Bagi generasi saat ini nama Edwards rasanya akan menjadi seperti mitos. Ia merupakan salah satu korban dari kecelakaan tragis Munich Air Disaster pada tahun 1958. Edwards meninggalkan jejak rekam yang luar biasa di usia yang masih sangat muda.

Hingga mangkat di usia 21 tahun, Edwards sudah membukukan 151 penampilan untuk United. Ditambah juga dua gelar juara First Division. Tentu ini adalah sesuatu yang luar biasa untuk pemain yang bahkan belum mencapai usia 25 tahun. Hingga rekornya dipecahkan oleh Michael Owen pada tahun 1998, Edwards awalnya tercatat sebagai pemain termuda yang membela Timnas Inggris dengan usia kala itu adalah 18 tahun 183 hari.

Soal kemampuan tentu tidak usah ditanya lagi. Banyak sekali pemain di generasi klasik sepakbola Inggris yang mengakui kemampuan hebat dari seorang Duncan Edwards. Sir Bobby Charlton secara terang-terangan menyebutkan bahwa Edwards adalah satu-satunya pemain yang membuat dirinya inferior. Bahkan hingga saat ini Edwards masih disebut-sebut sebagai bakat terbaik yang pernah ada di tanah Britania Raya.

Tetapi kemampuan luar biasanya adalah versatilitasnya. Meskipun bermain sebagai wing-half (posisi yang kemudian berubah menjadi fullback). Edwards bisa saja bermain di posisi lain. Ia disebut-sebut handal baik ketika bertahan maupun menyerang. Bahkan dalam sebuah pertandingan, Edwards pernah ditempatkan sebagai penyerang tengah dan berhasil mencetak dua gol.

Phil Neville

Keadaan yang mendesak seringnya membuat manusia beradaptasi agar bisa terus bertahan hidup. Kiranya itu adalah padanan yang sesuai untuk menggambarkan bagaimana Phil Neville kemudian bisa menjadi pemain yang serba bisa.

Sejak lama kalau pemain yang akrab disapa sebagai Fizzer ini kalah kualitas ketimbang abangnya Gary Neville. Awalnya posisi bek kiri cukup lama bagi Fizzer apalagi dengan pensiunnya Dennis Irwin. Namun kedatangan para pemain baru kemudian semakin menyulitkan Fizzer. Hingga akhirnya, ia kemudian banyak ditempatkan di banyak posisi selain bek kiri yang merupakan posisi naturalnya.

Phil yang kemudian hijrah ke Everton dan dicintai di sana itu kemudian sempat bermain sebagai bek kanan, gelandang bertahan, gelandang tengah, gelandang kiri, dan kanan. Adalah totalitas dan kecintaan besarnya kepada United yang membuat ia tidak masalah ditempatkan di posisi apapun.

John O’Shea

O’Shea adalah salah satu korban lain karena kedatangan para pemain baru di sektor bek kiri pasca pensiuannya Dennis Irwin. O’Shea memang awalnya dipersiapkan oleh Sir Alex untuk menghuni posisi di lini pertahanan. Tapi kemudian datang Mikael Silvestre yang kemudian dilanjutkan oleh mendaratnya Gabriel Heinze dan Patrice Evra. Posisi semakin sulit ketika Gary Neville semakin uzur tetapi nyatanya Sir Alex kemudian memilih Wes Brown sebagai pelapis di posisi tersebut. Dan kemudian mendatangkan Da Silva bersaudara.

Hampir serupa dengan Fizzer. O’Shea kemudian harus bermain di banyak posisi lain. Pemain asal Irlandia ini juga menjadi pujaan para penggemar meskipun bukan pemain dengan kemampuan spesial. Tapi kegigihan serta tidak masalahnya dia ketiak dimainkan di posisi lain membuat O’Shea begitu disukai.

Ashley Young

Disebut-sebut sebagai “anak emas” dalam rezim Louis van Gaal, selain Marouane Fellaini tentunya, Young ditempatkan oleh pelatih asal Belanda tersebut dalam posisi lain bukan di posisi sayap yang merupakan posisi natural Young. Di era Van Gaal, Young sudah pernah bermain di seluruh posisi kecuali bek tengah dan kiper. Pelatih baru Jose Mourinho pun sempat menggunakan Young sebagai fullback. Apakah ini pertanda ia akan mengalami transformasi posisi seperti yang terjadi kepada Antonio Valencia?

Daley Blind

Sebelum menjadi bahan eksperimen Louis van Gaal, Daley Blind memang sudah terkenal bisa ditempatkan tidak hanya di posisi natural sebagai bek kiri. Sejak masih menimba ilmu di akademi Ajax Amsterdam, Blind bisa saja ditempatkan sebagai gelandang bertahan atau gelandang tengah.

Adalah Louis van Gaal yang kemudian membuat Blind kini memiliki kemapuan baru. Karena krisis bek tengah, pelatih asal Belanda tersebut kemudian menempatkan Blind yang bertinggi badan hanya 180 cm tersebut di jantung pertahanan. Meskipun putra dari legenda sepakbola Belanda, Danny Blind sebenarnya bermain cukup baik di posisi tersebut. Banyak pihak yang lebih setuju apabila Daley dimainkan di posisi aslinya saja.

***

Selain nama-nama di atas. Ada nama pemain lain juga bisa aktif bermain di berbagai posisi. Mulai dari Wayne Rooney, Park Ji-Sung, Marouane Fellaini, dan Antonio Valencia. Memang terkadang bukan karena pemain tersebut benar-benar hebat hingga akhirnya mampu bermain di banyak posisi. Adalah keadaan yang mendesak sehingga akhirnya sang pemain harus ditempatkan di pos yang bukan merupakan posisi naturalnya. Dan rasanya tidak ada lagi klub yang memiliki banyak pemain versatile bahkan secara historis seperti United. Betul?

 

foto: ManUtd.com