Ia datang sebagai bintang, lalu jatuh dan sempat menjadi pecundang. Sempat terancam untuk dibuang, kini ia bersinar dan sedang meniti jalannya kembali menjadi pemenang. Tidak peduli apa yang orang bilang, kini ia perlahan menjadi sosok yang disayang. Usia 33 hanyalah angka semata dan bukan halangan untuk bersinar di usia matang.

Tidak ada yang bisa dibanggakan dari seorang Ashley Young setidaknya sampai musim 2015/2016 berakhir. Satu-satunya penampilan Young yang bisa dinikmati penggemar United hanyalah dua golnya ke gawang Arsenal dalam kemenangan 8-2. Total ia membuat 8 gol dan 12 asis pada musim pertamanya.

Setelah itu, karier Young Jauh Panggang dari Api. Cedera mulai menerpa dan kontribusinya sudah tidak sehebat musim pertama. Young yang pergerakannya mengingatkan kita kepada Andrei Kanchelskis dan Lee Sharpe perlahan mulai menjadi seperti Bebe atau Gabriel Obertan. Tidak ada liukan maupun umpan silang mematikan untuk para penyerang. Sepakan jarak jauh digantikan oleh aksi diving yang membuat muak.

Diving Young pernah menjadi sorotan. Beberapa kesebelasan seperti Real Sociedad, Crystal Palace, QPR serta Aston Villa adalah korban dari dzalim nya sifat Young. Diving yang dilakukan Neymar menurut saya belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Young. Aksi teatrikalnya perlahan membuat penggemar United murka dan berulang kali namanya dicalonkan sebagai pemain yang harus, kudu, dan wajib untuk dibuang.

Saya adalah salah satu penggemar United yang ikut mendukung hengkangnya Young. Ketika itu, saya merasa kalau pemain ini hanya akan jadi benalu dan hanya membuat skuad penuh sesak. Meski performanya sempat membaik, entah karena Louis van Gaal atau kotoran burung yang nyasar ke mulutnya, bagi saya Young harus dijual. Apalagi saya sudah kadung percaya diri dengan gesitnya Luke Shaw sebelum impian saya dan mungkin para Shawholic di seluruh dunia musnah karena tekel brutal Hector Moreno.

Segala cara sebenarnya sudah dilakukan United untuk mengusir Young secara perlahan. Salah satunya adalah dengan mengutak-atik posisi bermainnya. Sayap kanan, sayap kiri, gelandang tengah, bek sayap kanan, lalu bek sayap kiri adalah posisi yang selalu ia mainkan. Sialnya, Young selalu tampil baik meski tidak sampai ke tingkatan yang sempurna.

Keadaan justru semakin runyam karena pemain yang dibenci ini justru memperpanjang kontrak tiga musim di Manchester hingga musim panas 2018. United lebih memilih untuk memperpanjang kontrak pemain yang terbuang tapi mengabaikan kontrak sang penjaga gawang. Beruntung United masih bisa menjaga si penjaga gawang ini hingga sekarang.

Pelan-pelan Young membuktikan kepada kita yaitu para penggemar sepakbola yang suka layanan streaming ilegal ini kalau dirinya sudah berubah. Meski masih gampang terjatuh, namun Young membuktikan kedewasaannya dalam bermain. Ketika jatuh, ia akan bangkit kembali. Mantan pemain Watford ini menunjukkan kalau dirinya sudah tobat.

Jose Mourinho justru tambah senang ketika melihat ada pemain dengan karakter seperti Young. Ia dikenal lebih menyukai pemain yang siap mati demi tim ketimbang pemain muda yang cengeng meski statusnya superstar. Dan Young adalah pemain yang selalu siap mati demi nama United. Kolaborasi keduanya menghasilkan sesuatu berupa Ashley Young yang jauh berbeda dibanding dua tahun lalu. Bulan Mei lalu, The Special One bahkan sudah memberikan garansi berupa 50 pertandingan untuk dirinya pada musim depan meski dengan catatan United tidak mendatangkan bek kiri baru pada transfer kali ini.

Musim lalu, United memang tidak mendapatkan apa-apa. Akan tetapi, Young mendapatkan hadiah pribadi berupa meningkatnya jumlah penampilannya bersama United. 38 caps adalah yang terbanyak sejak ia tiba. Belum lagi jika melihat fakta kalau sekarang dia adalah bek kiri utama Inggris di tengah nama-nama yang jauh lebih muda semisal Danny Rose atau Fabian Delph. Satu asisnya kepada Harry Maguire membuat timnas Inggris berada di semifinal ajang terbesar dunia setelah 28 tahun.

Sekarang yang diperlukan olehnya adalah mempertahankan penampilan apiknya yang sudah dimulai musim lalu. Jika terus bermain di level tertinggi maka bukan tidak mungkin ia akan bertahan lebih lama lagi di kota Manchester.

Young berhasil menghapus stigma negatif tentang dirinya. Kontraknya pun sudah diperpanjang hingga musim panas 2019 mendatang. Young yang momennya hanya diingat karena laga melawan Arsenal kini mulai bertambah. Dari yang berhasil mengantungi Mohamed Salah hingga sepakan melengkungnya ke gawang Watford. Status Young bakal lebih hebat lagi apabila di Luzhniki nanti, ia menjadi bagian dari kesuksesan tim Tiga Singa di ajang Piala Dunia.

Tulisan ini dibuat untuk merayakan hari ulang tahun Ashley Young yang jatuh pada 9 Juli kemarin.