Karir sepakbola seorang Paul Parker di Manchester United memang terhitung singkat yaitu hanya lima musim. Bahkan beberapa musimnya lebih banyak dihabiskan di meja perawatan karena cidera engkelnya yang terhitung parah. Selepas menjadi pesepakbola, Parker bekerja sebagai pundit di beberapa stasiun televisi seperti ESPN dan Star Sport. Beberapa tahun belakangan ini mantan pemain Chelsea ini sering terlihat menjadi pundit di Astro Supersport Malaysia dan News Asia di Singapura. Selama menjadi Pundit ia kerapkali mengungkapkan beberapa cerita menariknya selama memperkuat setan merah.

Kisah Mengerikan Hair Dryer Treatment Fergie

Selama membela United, Parker sebenarnya mengaku bahwa ia jarang terkena semprotan Hair Dryer dari Sir Alex Ferguson. Meski demikian ia pernah menceritakan kepada FourFourTwo bagaimana senjata seorang Fergie tersebut bisa berdampak bagi pemain lain meski yang melakukan kesalahan hanya satu pemain saja.

“Suatu ketika istri Steve Bruce sedang berada di rumah sakit karena menjalani operasi di punggungnya. Jadi dia meninggalkan telepon genggamnya di ruang ganti tim selama pertandingan. Saat itu, babak pertama berjalan tidak baik bagi kami lalu kami ke ruang ganti selepas babak pertama selesai.

“Selama di ruang ganti, kami mendengar suara handphone berbunyi dan Fergie mengetahui hal tersebut. Saat itu semua orang yang di ruangan menjadi hening ketika Fergie berjalan mengambil telepon tersebut dan langsung melemparkannya ke dinding, menghancurkannya berkeping-keping lalu berteriak di depan Steve. Saat itu saya yakin bahwa tidak ada yang boleh bermain-main kepada seorang Fergie,” tutur Parker kepada FFT.

Menganggap Schmeichel Sangat Arogan dan Pengecut

Tidak sedikit bahwa pemain-pemain United begitu menaruh hormat besar kepada seorang Peter Schmeichel. Penjaga gawang Denmark tersebut dianggap memiliki kemampuan dalam membangkitkan motivasi pemain dan mengembalikan kepercayaan diri seluruh skuad. Akan tetapi seorang Paul Parker memiliki pandangannya sendiri terhadap penjaga gawang yang ukuran bajunya XXXL tersebut.

“Big Pete (sapaan Schmeichel) itu sedikit pengecut. Dia bisa bersikap keras tapi tidak selamanya dia berada di depan. Kadang-kadang dia bisa bertingkah seperti bayi yang mengeluarkan mainannya dari kereta dorong lalu merajuk,” ujar Parker dikutip Daily Mail.

Ia menambahkan, “Pete juga selalu suka membangga-banggakan dirinya. Kami berada di suatu hari minggu ketika Robbo (Bryan Robson) membawa majalah yang membicarakan soal Denmark. Di dalamnya terdapat polling yang membahas orang-orang yang berpengaruh di Denmark. Robson kemudian membaca bahwa di nomor satu adalah raja dan yang kedua adalah Pete. Lalu ketika ia mendengar itu, ia lari menghampiri Robson dan berteriak, ‘Hey teman-teman lihat siapa yang ada di nomor dua? Itu aku, itu aku.’ Ia benar-benar terlihat sangat mementingkan ego dan begitu arogan.”

Menginginkan Sadio Mane, Firmino, dan Coutinho Bermain untuk United

Sama seperti legenda-legenda United lainnya, Parker juga berharap agar mantan kesebelasannya tersebut bisa kembali berprestasi di bawah asuhan Jose Mourinho. Namun ketika diwawancarai oleh Eurosport, Parker justru mengungkapkan bahwa United seharusnya bisa membeli beberapa pemain yang sekarang bermain untuk Liverpool.

Ia mengaku bahwa apabila United membeli para trio The Reds dalam diri Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Philipe Coutinho, maka United bisa dengan mudah berada di persaingan gelar juara. Sejauh ini ketiga pemain tersebut memang berperan bagi keberhasilan Liverpool berada di peringkat ketiga musim ini.

“Berapa banyak pemain Liverpool yang saya inginkan untuk bisa berbaju United? Sangat banyak. Adam Lallana bisa meningkatkan lini depan United. Begitu juga Firmino, Mane, dan Coutinho. Para penggemar United akan senang jika ketiga pemain ini bisa berbaju United. Mungkin Joel Matip dan Wijnaldum bisa ditambahkan. Bahkan Sturridge. Liverpool saat ini sudah lebih unggul ketimbang United,” ujar Parker yang harapannya tampak sulit untuk terealisasi.