Beberapa waktu lalu, terjadi perubahan struktur dalam kepengurusan Akademi Manchester United. Setelah tiga tahun posisi kepala pengembangan tim akademi dipegang oleh Nicky Butt, pada pertengahan 2019 lalu posisi ini diserahkan oleh Nick Cox. Lulusan Class of 92 tersebut kemudian naik pangkat menjadi kepala pengembangan tim utama Manchester United.

Nick akan memimpin program peatihan dan layanan operasional tim akademi. Termasuk diantaranya adalah sport science, pendidikan, dan analisis. Nick sendiri sebenarnya masih akan dibantu dengan Nicky Butt mengingat jabatan keduanya saling bersinggungan. Mereka berdua nantinya akan memberikan laporan terkait perkembangan masing-masing tim kepada John Murtough yang menjabat sebagai kepala pengembangan sepakbola klub.

Di tengah kondisi sepakbola yang segalanya menuntut kesuksesan instan, peran tim akademi lambat laut cenderung diabaikan oleh beberapa kesebelasan. Mereka rata-rata memilih untuk membeli pemain yang sudah jadi dengan harapan langsung mendapat kesuksesan.

Namun Manchester United masih berupaya untuk menjaga eksistensi mereka sebagai kesebelasan yang bergantung kepada pemain akademi sebagai pilar utama. Sejauh ini, hal tersebut masih mereka lakukan dengan selalu memainkan minimal satu pemain lulusan akademi sejak 1937. Bersama Nick, diharapkan makin banyak pemain-pemain akademi yang bisa diberdayakan sebagai pemain utama.

“Pengalaman saya terletak pada perkembangan pemain muda untuk bisa mencapai potensi mereka. Bekerja di sini layaknya mendarat di bulan atau memenangkan medali emas. Ini adalah pekerjaan yang diimpikan banyak orang. Sekarang saya memiliki kehormatan dan hak istimewa untuk memimpin para pemain muda ini untuk bergerak maju,” tutur Nick seperti yang kami kutip dari situs resmi klub.

Pemilik gelar master di bidang olahraga ini sudah berkecimpung dalam pengembagan pemain muda lebih dari sedekade lalu. Saat itu, ia masih bekerja untuk kesebelasan Watford. Bersama tim yang bermarkas di Vicarage Road tersebut, kinerja Nick cukup diacungi jempol karena sukses menelurkan lebih dari 50 nama yang bisa memperkuat tim utama The Hornets. Pengalaman itu yang kemudian membawanya sempat menjadi manajer tim akademi Sheffield United pada 2012, sebelum akhirnya ia berlabuh di Carrington.

“Saya memiliki pengalaman luar biasa selama 12 musim di Watford di mana saya bekerja bersama beberapa orang luar biasa. Watford adalah klub kecil dengan finansial yang tidak terlalu banyak. Namun kami berusaha mengembangkan pemain akademi dan memasukkan mereka ke tim utama. Saya dikelilingi orang yang luar biasa seperti Brendan Rodgers, Aidy Boothroyd, Malky Mackay, Sean Dyche, dan Mark Warburton selama periode tersebut. Hal ini yang membuat saya tidak sadar kalau apa yang kami lakukan saat itu terbilang sangat spesial.”

“Kami menghasilkan 50 nama pemain muda yang bermain di tim utama dan beberapa diantaranya adalah nama-nama yang menjadi pemain andalan. Setelah itu, saya pindah ke Sheffield United sebagai manajer tim akademi dan meskipun periodenya lebih pendek, kami memiliki kesuksesan dalam membantu para pemain muda untuk mencapai potensi mereka,” tuturnya.

Nick sebenarnya sudah berada di United sejak 2016. Namun statusnya saat itu hanya menjadi staf kepelatihan tim akademi semata. Posisi tertinggi dipegang oleh Nicky Butt. Pada musim 2018/19 lalu, United menjadi kesebelasan yang memberikan menit main terbanyak untuk pemain akademi. Catatan ini belum ditambah dengan beberapa tim yang memiliki pemain lulusan akademi United.

Kombinasi Nick dan Nicky ini dilengkapi dengan keberadaan Ole Gunnar Solskjaer yang begitu menyukai pemain muda. Kombinasi ketiganya menghadirkan beberapa nama baru di tim utama pada musim ini seperti Tahith Chong, Angel Gomes, Axel Tuanzebe, Mason Greenwood, James Garner, dan pemain yang masih segar Brandon Williams. Nama-nama ini kemudian dikombinasikan dengan Jesse Lingard, Marcus Rashford, Scott McTominay, Andreas Pereira, dan Timothy Fosu Mensah yang lebih dulu hadir.

Sekarang, tampuk kekuasaan tertinggi tim akademi dipegang oleh Nick. Ia pun sudah mempersiapkan beberapa agenda untuk mengembangkan akademi United. Salah satunya adalah dengan mengawasi perkembangan tim sejak usia dibawah sembilan tahun.

“Saya mengawasi program pengembangan pemain muda dan itu dimulai dari bawah yaitu U-9. Sebelum usia sembilan, mereka akan diperkenalkan tentang gagasan bermain sepakbola. Dan sejak saat itu, perkembangan akan terus dilakukan hingga usia 23 tahun. Target utamanya adalah membantu mereka untuk mendapatkan karier profesional bersama kami (target utama) atau memiliki karier di tim lain,” tuturnya.

Sejauh ini perkembangan tim akademi Setan Merah memang cukup bagus dari segi konsistensi dalam memberikan kesempatan bermain. Namun kendala mereka saat ini adalah para pemain akademi ini belum memiliki konsistensi dari segi permainan. Semoga saja berkat keberadaan Nick Cox, Nicky Butt, yang kemudian ditopang dengan pantauan Ole Gunnar Solskjaer, para pemain akademi United bisa menjadi pemain hebat di masa yang akan datang layaknya para seniornya.