Pada bursa transfer musim dingin kemarin, Manchester United menjual dua pemain utamanya yakni Morgan Schniderlin dan Memphis Depay. Jika diminta memilih salah satu pemain di antara ketiga pemain itu yang seharusnya tidak jual, mungkin kita harus menunjuk Mempis. Bukan tanpa alasan, pemain asal Belanda itu sukses mencetak enam gol dan lima asis di 14 penampilannya bersama Olympique Lyonnais.

Awal musim ini, Memphis memang diperkirakan tidak akan mendapat tempat di skuat Jose Mourinho melihat menumpuknya pemain yang berposisi sebagai sayap. Lyon yang melihat peluang tersebut melayangkan penawaran sebesar 16 juta paun yang kahirnya diterima oleh pihak United. Masa depan Memphis bersama United memang tidak memperlihatkan titih cerah meski ia digadang-gadang akan menjadi pemain hebat di Old Trafford.

Karir Memphis bersala Lyon memang tak semulus sejak awal kepindahannya. Pemain yang menjalani masa kecilnya degnan berat ini menjalani laga debut pada pertandingan Choc des Olympiques melawan Olympic Marseille, ia baru dimainkan pada menit ke-79 dan tak punya cukup waktu untuk membuat perubahan. Pertandingan selanjutnya, Lyon menjamu Lille di Parc Olympique Lyonnais. Memphis diturunkan dari menit pertama namun kontribusinya hanya dua umpan kunci hingga akhirnya ia diganti pada menit ke-67.

Pertandingan liga selanjutnya adalah pada laga kontra Saint-Etienne. Ia kembali merumput sejak awal pertandingan namun tak mampu mencatatkan gol, asis, dribel, atau umpan kunci hingga manajer Lyon Bruno Génésio memutuskan untuk menggantinya pada menit 61. Ia membuang dua peluang emas dan kritikan pun datang terhadap performa buruknya itu. Bahka media ternama Prancis, L’Equipe, memberi rapor dua untuk Memphis. Genesio juga menyatakan bahwa ia tidak akan memainkan Memphis untuk beberap waktu.

Tiga hari berselang, Memphis tidak dimainkan pada laga menghadapi Nancy. Ketika pertandingan memasuki menit 40, pencetak gol Mathieu Valbuena mengalami cedera dan harus ditarik keluar lapangan. Memphis kembali diberi kesempatan. Tapi hasilnya berbeda dengan pertandingan sebelumnya. Ia tampil apik dengan mencetak satu gol, satu dribel, dan dua umpan kunci.

Memphis mulai mendapat kepercayaan setelah ia bermain impresif pada laga melawan Dijon dan Metz. Kala menghadapi Dijon, ia menjadi pemain yang kerap merepotkan pertahanan lawan dengan raihan satu asis, empat dribel, delapan umpan kunci, dan tujuh sepakan. Selanjutnya, ia berhasil menyarangkan dua gol pada laga melawan Metz. Ditambah dengan catatan satu asis, dua dribel, enam umpan kunci, dan tujuh sepakan.

Pada tiga pertandingan terakhir, Memphis bahkan mampu mencetak empat asis. Karirnya bersama Lyon terus menanjak. Bukan hanya torehan gol dan asis, tapi ia juga membuktikan bahwa ia memiliki masa depan cerah melihat statistik serangannya. Ia bahkan lebih baik dari seluruh punggawa United perihal statistik serangan di kompetisi liga yang meliputi jumlah asis, umpan kunci per pertandingan, dan dribel per pertandingan.

Total enam asis dalam 14 pertandingan bersama Lyon sebanding dengan raihan enam asis Ander Herrera di ajang Liga Primer. Bedanya, Herrera telah menjalani 29 pertandingan hingga saat ini. Memphis mengungguli mantan rekanya di posisi sayap seperti Anthony Martial (lima asis), Juan Mata (tiga asis), Jesse Lingard (dua asis), dan Henrikh Mkhitaryan (satu asis).

Perihal umpan kunci, catatan 2,1 umpan kunci per pertandingan yang ia torehkan mengalahkan Paul Pogba dan Juan Mata di angka 1,9. Bersama Lyon, Memphis memang bisa mengkreasikan peluang. Berbeda jauh ketika musim lalu dengan hanya mencatatkan 0,4 umpan kunci per pertandingan pada 29 laga di Liga Primer bersama United.

Tapi kekuatan terbesar Memphis pada kemampuan dribelnya tidak hilang. Ia kerap menyulitkan pemain lawan dengan dribelnya yang sulit diantisipasi. Eks pemain PSV Eindhoven itu mencatatkan 2,5 dribel per pertandingan. Di kubu United, Pogba adalah pemain teratas pada statistik tersebut dengan catatan 2,4 dribel per pertandingan.

Memphis memang semakin berkembang. Ia juga memperlihatkan bahwa sikap profesionalnya kian matang dengan kebangkitan yang ia perlihatkan di awal karir bersama Lyon. Meski beberapa kali bermain buruk, ia bisa bangkit dan bermain impresif. Memphis juga berkembang menjadi pemain sayap yang serba bisa.

Ia bisa menciptakan peluang dengan umpannya, merepotkan pertahanan dengan dribelnya, dan memaksa kiper memungut bola dari gawan dengan sepakan berkualitasnya. Jika dalam beberapa musim kedepan performanya terus menanjak, mungkin United bisa mengaktifkan klausul pembelian kembali yang ada pada kontrak Memphis bersama Lyon.