Tidak sedikit yang membandingkan kedatangan seorang Zlatan Ibrahimovic pada 2016 lalu dengan mantan striker United medio 1990-an, Teddy Sheringham. Keduanya sama-sama hadir di Manchester saat usia mereka berada di ambang masa pensiun. Ibra datang menjelang usia 35 tahun sementara Sheringham datang ke United saat usianya memasuki angka 31. Namun meski berusia senja keduanya tetap rajin dalam mencetak gol dan kerap menjadi penyelamat Setan Merah. Lantas, kenapa Teddy disebut sebagai Si Playboy?

Gagal Pinalti dan Berseteru Dengan Andy Cole

Jika sambutan meriah didapatkan oleh Ibra saat mendarat pertama kali di Manchester, lain halnya dengan Teddy. Pemain yang akan berulang tahun ke 52 pada 2 April ini mendapat sambutan yang dingin dari para penggemar United. Keputusan Sir Alex yang menggantikan Eric Cantona – yang pensiun – dengan seorang striker tua seperti Sheringham dianggap sebagai sebuah kesalahan.

Keraguan pendukung United pun muncul ketika debutnya melawan Tottenham (mantan klubnya), ia gagal mengeksekusi penalti. Tendangannya hanya membentur tiang. Meski di akhir musim mampu membuat 14 gol bersama Setan Merah, ia masih belum bisa memberikan gelar bagi United. Di musim ini ia justru kerap berseteru dengan striker United lain Andy Cole. Teddy menyalahkan Cole sebagai penyebab gawang United kebobolan ketika ditahan imbang 1-1 Bolton.

Perseteruan kedua pemain ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu ketika timnas Inggris melawan Uruguay di uji coba jelang Piala Eropa 1996. Cole yang bersiap melakukan debut di Inggris pada menit ke-70 bersiap di pinggir lapangan untuk menggantikan Teddy. Uluran tangan Cole kepada Teddy justru diabaikan oleh mantan pemain Nottingham Forest ini. Sejak saat itu Cole membenci Teddy Sheringham. Bahkan ketika bermain untuk United pun Cole mengaku tidak pernah berbicara kepada Teddy meski saat di lapangan mereka saling memberikan selamat ketika salah satu di antaranya mencetak gol.

“Saya mengulurkan tangan saya namun dia mengabaikannya. Saya merasa saya tidak pernah punya masalah kepada Teddy. Saya lalu berkata, “Oh tuhan berapa banyak orang yang melihat sikap Teddy?” saya saat itu justru malu dan merasa bahwa ia (Sheringham) tidak menyukai saya,” tutur Cole beberapa tahun lalu.

Penentu Treble dan Menjadi Pemain Terbaik

Keadaan semakin sulit bagi Teddy ketika Fergie memboyong Dwight Yorke dari Aston Villa. Suburnya duet Cole dan Yorke serta konsistennya penampilan Ole Gunnar Solskjaer membuat peran Teddy semakin terpinggirkan. Ia kerap mengalami cedera di sepanjang musim 1998/1999. Ia bahkan lebih terkenal di luar lapangan karena sifat playboynya dan kerap bergonta-ganti pasangan. Akan tetapi, meski hanya mencetak lima gol, namun dua di antaranya berbuah gelar bagi United.

Yang pertama adalah ketika final Piala FA 1999 melawan Newcastle. Masuk menggantikan Roy Keane yang cedera, pemilik 11 gol timnas Inggris ini langsung mencetak gol memanfaatkan umpan Paul Scholes. Yang kedua adalah ketika golnya di injury time melawan Bayern Munich memberikan nafas baru bagi United di final yang dramatis di kota Barcelona. Apalagi ia berperan dalam gol kedua yang dibuat Ole Gunnar Solskjaer. Di musim itu Teddy Sheringham hadir sebagai penentu treble winner Manchester United.

Pemain yang mencetak 33 gol dalam satu musim bersama Millwall ini kembali membantu United meraih gelar liga primer pada tahun 2000. Namun saat itu ia masih berada di bawah baying-bayang Cole dan Yorke. Di musim 2000/2001 barulah peran Teddy tidak tergantikan. Performa Cole dan Yorke yang mulai menurun serta Solskjaer yang mulai dilanda cidera membuat Teddy menjadi striker utama setan merah. Ia mencetak 21 gol dari 42 laga di semua kompetisi dan membawa United meraih gelar premier leaguenya yang ketujuh. Di akhir musim ia juga dianugerahi berupa gelar pemain terbaik liga Inggris dan pemain terbaik versi para jurnalis Inggris.

***

Datangnya Ruud van Nistelrooy sebagai pemain baru Manchester United kemudian menggusur peran Teddy Sheringham seutuhnya. Sheringham mengikuti jejak Cole dan Yorke yang keluar di musim yang sama. Selepas bermain di United, pemain bertinggi 185cm ini semapt bermain di Tottenham Hotspur, Portsmouth, West Ham United sebelum mengakhiri karir profesionalnya bersama Colchester United.

Ooohhhh Teddy Teddy…..

Teddy Teddy Teddy Teddy Sheringham