“Jika saya coba membayangkan 20 tahun tanpa anak-anak binaan itu, sukar memikirkan siapa yang akan menjadi tulang punggung tim. Mereka memberi stabilitas kepada kami,” ujar Sir Alex Ferguson pada buku otobiografinya ketika menceritakan tentang penggawa Class of ’92.

Selain menjadi andalan Ferguson di atas lapangan, pemain yang termasuk dalam Class of ’92 juga memegang peran penting dalam sisi mentalitas klub. Penggawa Class of ’92 membuat suasana ruang ganti Manchester United menjadi lebih baik. Mereka memiliki kepribadian yang kuat. Salah satunya adalah pemain yang dipercaya menjadi kapten United setelah Roy Keane hengkang pada 2005, Gary Neville.

Gary Neville mulai bermain di utama United sejak musim 1994/1995, menggatikan Paul Parker yang mengalami cedera. Musim berikutnya, Gary menjadi andalan Ferguson di posisi bek kanan. Hingga 2004/2005, ia selalu tampil lebih dari 30 pertandingan per musim di semua ajang. Sifat kepemimpinannya yang baik membuat ia dipercaya menjadi kapten United setelah Keane meskipun ia juga memiliki sifat yang suka bertengkar.

“Selalu kami katakan mengenai Gary bahwa sejak bangun tidur saja dia sudah marah-marah. SIfatnya suka bertengkar. Dia juga blakblakan. Kalau melihat kesalahan atau cacat, dia langsung mempermasalahkan. Nalurinya bukan bernegosiasi mencapai mufakat, tetapi memukul keras dengan pendapatnya,” tulis Ferguson.

Gary Neville memang dikenal sebagai orang yang gemar berkonfrontasi. Ketika Ferguson memarahinya pun ia juga kerap membalasnya dengan sengit. Gary selalu berargumen. Namun ia juga mengetahui batas kesabaran Ferguson.

Meski begitu, karakternya yang kuat dan jiwa kepemimpinannya yang baik membuat ia dipercaya menjadi kapten United hinnga tahun 2011 ketika ia pensiun. Gary gantung sepatu setelah mencatatkan 602 penampilan dan mengemas tujuh gol. Ia juga mempersembahkan 20 gelar bagi United. Gary adalah salah satu bek kanan terbaik pada masa itu. Bahkan Ferguson menyatakan bahwa ia adalah bek kanan Inggris terbaik pada generasinya.

Ferguson juga menceritakan bahwa Gary selalu mencari hal-hal baru. “Dia selalu mencari sesuatu. Ketika ia masih menjadi pemain saya dan saya memiliki asisten pribadi bernama Diane Law, dia bangun pukul lima pagi, membaca koran dan menelepon atau mengirim pesan kepada Diane ‘Apa kamu sudah baca ini di Telegraph atau The Times?”.

Sifat keras yang ada pada dirinya terus berlajut hingga ia pensiun dan memutuskan untuk menjadi pundit di Sky Sports. Pada awalnya, Gary dianggap mampu memberikan analisa mendalam dan tidak condong kepada sebuah tim. Ia juga dianggap sebagai salah satu pundit sepakbola terbaik di televise Inggis. Namun ia juga terkenal kerap memberikan kritik yang tajam.

Gary Neville terkenal cukup keras dalam mengkritik keputusan taktikal manajer. Bahkan Andre Villas-Boas pernah membalas kritikan tajam Gary ketika Chelsea sedang terpuruk dibawah pelatih asal Portugal itu. Hernan Crespo juga seolah berniat mengolok-ngolok Gary ketika Gary gagal total saat menjadi Valencia.

“Menonton sepakbola dari TV tentu berbeda dengan menonton sepakbola dari bangku cadangan. Saya cukup senang melihat kegagalan Gary di Valencia. Saya ingat dia terlalu keras sebagai pundit,” ujar Crespo.

Pada musim 2015?2016 lalu, Gary memang pernah ditunjuk sebagai manajer Valencia. Kedekatannya dengan pemilik klub disinyalir sebagai alasan utama penunjukan Gary. Awalnya, banyak orang yang yakin Gary akan sukses sebagai manajer, termasuk Ferguson.

“Gary memiliki banyak kemampuan yang dapat membuat ia sukses dalam memanajeri sebuah klub. Ia memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, ia blakblakan dan ia seorang pekerja keras. Dia tipe orang yang tidak takut untuk mengambil keputusan besar, yang mana itu adalah hal yang vital sebagai seorang pemimpin,” ungkap pria asal Skotlandia itu.

Namun sayangnya Gary gagal total. Hanya sekitar empat bulan ia menjabat sebagai manajer Valencia dengan catatan 10 kemenangan dari 28 pertandingan. Ia kemudian kembali menjadi pundit di Sky Sports pada musim selanjutnya.

Tapi, bagaimanapun juga Gary tetap pernah menjadi pemain penting bagi Ferguson. Berbagai sifat yang ia miliki juga membuat Ferguson percaya bahwa Gary akan memberi pengaruh besar di ruang ganti United.

Editor: Frasetya Vady Aditya
Sumber: Buku Autobiografi Sir Alex Ferguson