Foto: WorldSportTale

Kabar duka datang dari salah satu klub peserta Premier League, Aston Villa. Pada 7 Desember lalu, salah satu mantan manajer legendaris mereka, Ron Saunders, meninggal dunia pada usia 87 tahun. Kabar ini disampaikan langsung melalui situs resmi klub sesaat setelah beliau menghembuskan nafas terakhirnya.

“Ron Saunders meninggal dunia pada pukul 15:00 GMT (22:00 WIB) pada hari Sabtu dan keluarganya telah meminta privasi untuk dihormati pada saat-saat yang sulit seperti ini,” begitulah isi pernyataan klub.

Kubu Aston Villa sendiri sudah memberikan penghormatan kepada Ron. Pada laga Premier League melawan Leicester City pekan lalu, para pemain The Villans mengenakan ban hitam dan melakukan tepuk tangan sebagai tanda penghormatan selama satu menit.

“Saya selalu menjunjung tinggi dan menghormati sosok Ron dan saya sangat menghargai pencapaiannya sepanjang kariernya dan khususnya apa yang sudah diberikan kepada rival kami di daratan West Midlands. Rekornya mencapai final Piala Liga tiga kali berturut-turut dengan tiga klub berbeda merupakan sebuah bentuk dari besarnya tekad dan dedikasinya terhadap profesinya,” tutur Chairman League Manager’s Association, Howard Wilkinson.

Ron sendiri sebenarnya melatih banyak klub sepanjang kariernya di dunia sepakbola. Ia pernah menangani Yeovil Town, Oxford United, Norwich City, Manchester City, Birmingham City, dan West Bromwich Albion. Akan tetapi, namanya mulai dikenal saat ia sukses menangani Aston Villa pada 1974 hingga 1982.

Saat dipegang Ron Saunders, Villa berada pada masa-masa keemasan. Pada 1975, ia membawa klub ini kembali mencicipi kompetisi Divisi Utama Liga Inggris setelah terakhir kali mereka merasakannya pada musim 1966/67. Yang menarik, ia juga memberikan titel Piala Liga kedua sepanjang sejarah klub setelah menanti selama 14 tahun.

Selama dipegang Saunders, Villa hanya dua kali finis di luar delapan besar dengan peringkat terbaik yang pernah diraih adalah pada urutan keempat musim 1976/77. Pada musim itu, ia kembali membawa Aston Villa menjadi juara Piala Liga yang ketiga setelah mengalahkan Everton 3-2 pada pertandingan final yang digelar sebanyak tiga kali karena terus berakhir dengan hasil imbang.

Puncak kejayaan Saunders bersama Aston Villa terjadi pada musim 1980/81. Saat itu, ia berhasil membawa Peter White (ya, yang mantan pelatih timnas Indonesia itu) menjadi juara Liga Inggris untuk kali pertama setelah menunggu selama 71 tahun. Mereka finis dengan poin 60 atau selisih empat angka saja dari peringkat kedua, Ipswich Town. Torehan ini juga membuat Villa untuk pertama kalinya merasakan bermain di kompetisi Piala Champions musim berikutnya.

Akan tetapi, pada 9 Februari 1982 ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Ron menganggap kalau Villa tidak mengormatinya sebagai manajer. Usut punya usut, permasalahan ini disebabkan oleh nilai kontrak yang membuatnya memilih untuk meninggalkan tim pada saat itu. Ia bahkan merasa diperlakukan sebagai pegawai kantor yang nakal.

Hal ini membuat posisi Villa di liga anjlok dan hanya finis pada urutan kesebelas. Namun yang menarik, perjalanan Villa di kompetisi Eropa begitu mulus. Saat ia mengundurkan diri, mereka berada pada babak perempat final. Setelah ia pergi, Tony Barton yang sebelumnya adalah asisten Saunders mengambil alih. Fondasi yang tidak banyak berubah ini membuat Villa berhasil menjadi juara Piala Champions setelah mengalahkan Bayern Munich 1-0 di Rotterdam.

Hampir Menjadi Manajer Manchester United

Setelah menangani Aston Villa, Ron kemudian menjadi manajer Birmingham City, yang merupakan rival abadi dari klub lamanya tersebut. Yang menarik, sebelum ia menerima tawaran dari Blues Ron sebenarnya sudah lebih dulu masuk dalam daftar incaran Manchester United. Lebih tepatnya pada musim panas 1981 atau ketika ia berhasil membawa Aston Villa menjadi juara liga.

Kala itu, United sedang kesulitan mencari manajer setelah tidak puas dengan kepemimpinan Dave Sexton. Ia dianggap gagal memberikan permainan menghibur dan membuat United lebih sering tampil konservatif dan begitu pragmatis. Hal ini yang kemudian dibenci oleh para penggemar United mengingat ia juga gagal memberikan satu pun gelar bergengsi untuk Setan Merah.

Nama Ron kemudian masuk sebagai calon kandidat bersama Lawrie McMenemy, dan Bobby Robson. Kedua pesaing Ron tersebut juga memiliki CV yang bagus. Lawrie sempat menjadi juara Piala FA 1976, sedangkan Robson dikenal karena kesuksesannya bersama Ipswich yang menjadi juara Piala FA 1978 dan Piala UEFA 1981.

Akan tetapi, dari ketiga nama tersebut tidak ada yang berjodoh dengan United termasuk Ron. Ia menolak tawaran United dan memilih bertahan di Villa sebelum kemudian ia meninggalkan klub tersebut karena konflik yang ia alami di sana. Bahkan ia juga menolak tawaran melatih dari tim nasional Inggris sebanyak dua kali.

Gagal mendapatkan Ron membuat United saat itu kacau balau dalam mencari manajer pengganti Dave Sexton. Setan Merah kemudian mendatangkan Ron yang lain yaitu Ron Atkinson. Bersama Atkinson United juga gagal mencapai kesuksesan dan hanya sanggup meraih dua trofi Piala FA dan satu gelar Community Shield.

Rest In Peace Ron Saunders