Sepanjang sejarahnya, Manchester United pernah beberapa kali membuat transfer mengejutkan. Bebe, Eric Djemba-Djemba, dan William Prunier, adalah nama-nama rekrutan Fergie yang mengundang tanda tanya dari kalangan penggemar. Satu nama mengejutkan lain pernah didatangkan Sir Alex ketika United menjalani musim 2000/2001. Nama itu adalah Andy Goram yang direkrut United dalam keadaan darurat.

Maret 2001, United didera krisis penjaga gawang. Dua kiper utama mereka saat itu, Fabien Barthez dan Raymound Van Der Gouw mulai bolak-balik ruang perawatan yang membuat penampilan keduanya kerap kurang konsisten. Hal ini bahkan membuat United sempat memakai jasa kiper ketiga Paul Rachubka. Hal ini yang kemudian membuat klub memutuskan meminjam Andy Goram dari klub Skotlandia, Motherwell.

Korban PHP Fergie

Uang 100 ribu paun ketika itu dikeluarkan United untuk mendaratkan Andy Goram selama kurang lebih tiga bulan. Sir Alex ketika itu menginginkan nama besar yang bisa diandalkan ketika memasuki fase krusial Liga Champions. Nama Andy Goram ketika itu diambil mengingat ia sudah mengumpulkan banyak pengalaman di Eropa bersama Rangers

“Kami butuh kiper yang berpengalaman bertanding di Eropa. Andy Goram telah melakukan tugas yang luar biasa bersama Motherwell dan kami senang bisa bekerjasama dengannya,” ujar Sir Alex dilansir dari BBC 17 tahun lalu.

Yang membuat transfer itu mengejutkan adalah usianya yang sudah menginjak 37 tahun. Keputusan Fergie mendatangkan Goram ketika itu dianggap sangat terburu-buru mengingat cedera yang dialami Van Der Gouw dan Barthez tidak terlalu parah.

Benar saja, beberapa hari setelah resmi didatangkan, Barthez justru sembuh dari cedera dan langsung dimainkan dalam laga derby melawan Liverpool. Goram sendiri yang dipersiapkan untuk laga Liga Champions nyatanya tidak dimainkan saat Setan Merah tersingkir dari Bayern Munich di perempat final.

Debut Goram baru terjadi pada 14 April ketika United mengalahkan Coventry City 4-2. Ia sempat membuat blunder ketika tangkapannya kurang lengket saat menahan sepakan Hartson yang berakibat bobolnya gawang United. Beruntung Dwight Yorke, Ryan Giggs, dan Paul Scholes bisa mencetak gol yang memastikan kemenangan United sekaligus menyegel titel Premier League saat itu.

Selama tiga bulan di Manchester, Goram hanya bermain sebanyak dua kali. Laga keduanya ia mainkan di The Dell markas Southampton. Mereka kalah 1-2 dan Goram kembali membuat kesalahan ketika ia terlambat menahan sepakan Marian Pahars. Setelah musim 2000/2001 berakhir, Goram hijrah ke Hamilton Academical dan baru pensiun pada 2004 di usianya yang ke 40.

Bermusuhan dengan Roy Keane dan Saling Hina dengan Fergie

Karir Goram di Manchester memang berjalan sangat singkat. Akan tetapi, dia menyimpan kisah menarik selama 90 hari bersama Manchester Merah. Salah satunya adalah momen ketika ia terkejut saat menerima panggilan dari Sir Alex untuk merekrutnya. Dalam buku autobiografinya “The Goalie: My Story” ia sempat menganggap telepon Fergie adalah jebakan dari Ally McCoist mantan rekannya ketika masih bermain di Rangers.

“Pukul 09.30 saya sedang berada di mobil dan sedang pusing karena saya yakin saya tidak akan diberikan perpanjang kontrak dari Mottherwell. Tiba-tiba ada telepon dari orang yang mengaku-ngaku Coisty (panggilan McCoist). Tapi saya tidak percaya karena dia tidak pernah menelepon saya sepagi itu,” ujar Goram dalam bukunya.

“Saat saya pulang, telepon saya berdering kembali dan kali ini orang tersebut mengaku sebagai Walter Smith, manajer Everton. Dia meminta saya untuk menjaga ponsel saya karena sebentar lagi ada orang yang menelepon. Saya lalu bertanya, ‘Siapa orang itu dan apakah ada pekerjaan buat saya?’ orang itu kemudian hanya berkata, ‘Simpan saja ponselmu’ lalu menggeram.”

“Saya yakin itu kerjaan Coisty. Dua menit kemudian, telepon bordering lagi dan seseorang berkata ‘Goalie, ini Alex Ferguson. Kami harus melawan Bayern Munich dan Liverpool tapi kiper kami Barthez dan Van Der Gouw cedera. Saya ingin Anda menjadi pemain pinjaman kami sampai akhir musim. Saya kemudian berkata ‘Coisty brengsek.’ Dan saya mematikan ponsel. Sampai pada akhirnya telepon saya berdering kembali dan saya meminta istri saya Miriam untuk menjawabnya.”

“Miriam, ini Sir Alex Ferguson dan kamu bisa mengatakan kepada si lemak sialan itu kalau dia hanya punya 10 detik untuk bilang iya atau tidak. Seketika saya mendengar itu saya langsung kaget kalau itu benar-benar Sir Alex. Itu adalah momen luar biasa karena mendapat panggilan dari Sir Alex.”

Selain pernah mengumpat Fergie, Goram juga pernah berseteru dengan salah satu pemain United yaitu Roy Keane. Keduanya tidak saling bertegur sapa karena latar belakang tim favorit mereka yang berbeda. Keane adalah penggemar Celtic sementara Goram pendukung Rangers. Dua kesebelasan dengan rivalitas sengit di Skotlandia.

“Tidak ada jabat tangan saat saya pertama kali melihatnya. Saya melihat dia seperti orang mati, mata seperti hiu, tidak ada emosi, dan terus memelototiku. Sejak saat itu saya merasa kalau tidak ada gunanya saya berbicara dengannya. Dia tidak menyukai saya karena saya penggemar Rangers dan dia adalah pemuja Celtic.

“Kami pernah berdebat saat berlatih. Saat berlatih game delapan melawan delapan, saya setim dengan Keane dan Luke Chadwick. Ketika bola ada di kaki Chadwick, ia tiba-tiba menendang ke arah saya dan menjadikan diri saya sebagai target. Saya kemudian kesal ketika dia bilang ‘Hei berikan bolanya kepada saya brengsek.’ Saya kemudian menjawab ‘Jangan mentang-mentang kamu Roy Keane kamu bisa dengan mudah mendapat bola dari saya, bajingan.”

“Suasana latihan menjadi dingin. Gary Neville berkata kepada saya kalau saya tidak boleh berkata seperti itu kepada Keane. Saya heran kenapa banyak pemain United menghormati dia karena bagi saya, ucapan Keane tidak beraturan. Orang seperti dia tidak layak untuk ditakuti,” tuturnya.