Meski Denis Law adalah sosok striker yang tajam namun ia tetaplah seorang pesepakbola yang selalu mendapatkan kritik. Law selalu mendapatkan kritik dari media terkait kondisi fisik dan gaya bermain yang tidak terlalu anggun dan tidak mengutamakan skill.

Hal ini sebenarnya cukup aneh mengingat tugas Law saat itu memang sebagai finisher dengan didukung oleh George Best di kiri/kanan dan Bobby Charlton yang berada di belakangnya. Law juga sebenarnya mengaku bahwa dirinya tidak ingin menjadi seorang striker dan lebih inigin menjadi pemain yang terlibat di semua sektor permainan.

Selain itu, Law juga selalu berkonfrontasi dengan wasit. Pada musim 1962/1963 ketika melawan West Brom, Law mengejek wasit Gilbert Pullin dikarenakan Law terus menerus ditekel dan tidak mendapatkan perlindungan dari Gilbert.

Law memang kerap menjadi sasaran tekel dari para pemain belakang lawan. Akan tetapi mereka yang melanggar kerapkali lolos dari pengamatan wasit. Pemilik 55 caps timnas Skotlandia tersebut bahkan lebih sering terkena kartu merah karena membalas perbuatan lawannya tersebut.

“Di mata mereka (wasit) saya mungkin adalah pemain yang sudah ditandai dalam catatan mereka,” ujar Law kecewa.

Karena terus menerus menerima tekel, karir Law pun cenderung menurun pasca Piala Champions 1968. Tiga tahun sebelumnya ia bahkan menderita cidera lutut yang parah ketika membela Skotlandia saat melawan Polandia. Cedera pula yang membuaat dirinya absen di sebagian musim 1970 saat United dipimpin Wilf McGuiness. Di akhir musim Law meminta diri untuk ditransfer ke klub lain meski akhirnya ia tetap bertahan hingga tahun 1973.

Setelah 11 tahun dan membuat 237 gol dan 404 penampilan, Law pun memutuskan hijrah dari Manchester Merah ke sisi biru Manchester. Partai debutnya di City pun kembali diwarnai dengan gol saat melawan Birmingham City. Dirinya pun mungkin tidak mengetahui jika partai terakhirnya di musim 1974 melawan Manchester United menentukan nasib bagi Setan Merah.

Bermain di Old Trafford United butuh kemenangan untuk memastikan bertahan di Liga Inggris. Namun di menit ke-81 Law dengan tumitnya (tidak sengaja) mencetak gol dan membawa City menang 1-0. Old Trafford hening, tidak ada selebrasi ala Law yang biasanya muncul, yang ada hanyalah pandangan kosong si pencetak gol. Law tidak tahu bahwa gol nya membuat mantan klubnya terdegradasi.

Law sebenarnya tidak pantas untuk merasa kecewa karena United terdegradasi karena mereka memang bermain buruk di musim tersebut. Namun kapten United saat itu, Martin Buchan, melihat bahwa Law seperti orang yang sangat bersalah. “Saya pikir Anda seharusnya senang dapat mencetak gol. Namun saya tak pernah melihat orang yang tertekan setelah membuat gol,” tutur Buchan.

Denis kemudian tertunduk lesu pasca mencetak gol dan meminta dirinya untuk diganti. Para fans United yang hadir saat itu pun mencoba menghibur Law dengan terus menyanyikan namanya.

“Saat itu aku merasa tertekan dan saya merasa bahwa itu bukan saya. Setelah 19 tahun berusaha sekuat tenaga untuk mencetak gol, ini adalah salah satu gol yang tidak ingin saya harapkan. Aku tidak bisa dihibur dan saya tidak ingin hal itu terjadi,” tutur law pada 2012 lalu.

Di akhir musim tersebut Law memutuskan untuk pensiun dengan penampilan resmi terakhirnya adalah ketika Skotlandia melawan Zaire pada Piala Dunia 1974. Selepas berkarir di lapangan hijau, Law sempat beberapa kali menjadi ambassador dalam final Liga Champions 2003 dan final Piala Uefa 2008. Law juga lah yang berada di sisi George Best saat pemain legendaris itu meninggal dunia pada 2005 silam.

Law sempat beberapa kali terkena masalah kesehatan. Pada 2003 ia didiagnosa terkena kanker prostat. Pada Agustus 2016 silam Law sempat mengejutkan dunia karena dikabarkan pingsan tiba-tiba saat berada di pesawat jelang liburannya ke Spanyol. Law kemudian dipersilahkan pulang setelah serangkaian tes dan pemeriksaan. Law dikabarkan terkena Vasovagal atau hampir mirip dengan penyakit meningitis yang disebabkan oleh hal-hal yang berbeda.

Meski Law tidak mengakhiri karirnya di Manchester United. Namun Law bersama Charlton dan best merupakan suatu trinitas yang akan selalu menjadi salah satu kebrilianan abadi yang pernah dimiliki oleh Manchester United.

We’ll drink a drink a drink to Denis The King