Kebersamaan yang dibangun sejak lama akhirnya berakhir juga. Sabtu (12/5) lalu, Manchester United secara resmi mengumumkan bahwa salah satu asisten Jose Mourinho, Rui Faria, akan meninggalkan United akhir musim nanti. Kabar ini sudah diumumkan secara langsung melalui situs resmi klub.

Setelah 17 tahun menjadi “tangan kanan” Jose Mourinho, ia merasa kalau inilah waktu yang tepat baginya untuk mencari tantangan baru sebagai peracik strategi utama. Ia disebut-sebut menjadi kandidat kuat sebagai manajer Arsenal. Akan tetapi, dalam ucapan perpisahan yang dilansir situs resmi Setan Merah, Rui ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya terlebih dahulu sebelum memikirkan karier berikutnya.

“Setelah mempertimbangkan banyak hal, dengan sangat berat hati saya memutuskan kalau ini waktu yang tepat bagi saya untuk meninggalkan klub. Saya punya pengalaman yang tidak bisa saya lupakan selama 17 tahun. Saat ini, saya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan keluarga saya sebelum mengejar tantangan baru dalam kehidupan saya,” ujar Rui.

Pria bernama lengkap Rui Filipe da Cunha Faria ini sudah bersama-sama dengan Jose Mourinho di klub Uniao Leiria. Ketika itu, Jose sebagai manajer, sementara Rui masih menjabat sebagai pelatih fisik. Faria baru naik tingkat sebagai asisten Jose Mourinho sejak The Special One menukangi Chelsea pada 2004.

Keduanya tampak tidak bisa dipisahkan. Meski Jose sempat melanglang buana ke beberapa klub seperti Inter Milan, Real Madrid, dan Manchester United, nama Rui selalu ada di bawah nama Jose Mourinho. Barulah pada 2018 ini, Faria memutuskan berpisah dari Mourinho.

“Terima kasih kepada Jose Mourinho yang selalu memberikan saya kepercayaan dalam diri dan mimpi saya, dimulai saat saya masih berusia muda dan menjadi muridnya. Terima kasih atas kesempatan, keyakinan, pengetahuan, pengalaman, dan yang terpenting terima kasih untuk persahabatannya.”

Ia menambahkan, “Tidak lupa juga terima kasih saya ucapkan kepada Manchester United yang telah memberikan saya periode istimewa selama beberapa tahun terakhir. Terima kasih kepada semua staf dan pemain yang telah memberikan kontribusi penting bagi perkembangan saya baik secara pribadi dan sebagai seorang profesional. Saya doakan semoga sukses selalu di masa depan dan kalian akan selalu menjadi teman dekat saya.”

Baca juga: 

Peresmian Michael Carrick di Tengah Isu Hengkangnya Rui Faria

Berawal dari Sebuah Seminar

Pertemuan Jose Mourinho dan Rui Faria sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. Faria yang ketika itu masih menjadi guru pendidikan jasmani, pertama kali bertemu Mourinho di Barcelona dalam sebuah seminar olahraga. Ketika itu, Jose masih bekerja di bawah arahan Louis van Gaal.

Sejak saat itu, Jose menaruh ketertarikan kepada pria 42 tahun ini. Jose menganggap Faria adalah orang yang cepat tanggap terhadap apa yang dirinya ucapkan. Tidak hanya itu, Jose bahkan mengaku bahwa tidak ada orang yang bisa meniru gaya, metodologi, serta cara kerjanya, selain Faria.

“Rui, adalah orang yang cepat memahami informasi yang saya berikan. Dialah lengan kanan saya. Jika saya diminta untuk memilih pengganti saya kedepannya maka hanya dia orang yang mendekati saya,” tuturnya.

Pada 2001, Jose langsung meminta Faria untuk menjadi pelatih fisik dan analis di Uniao de Leiria. Faria adalah orang di balik suksesnya taktik pragmatis Jose Mourinho di setiap klub yang ia tangani. Kemampuan para pemain Jose yang sanggup bermain bertahan-menyerang secara konsisten selama 90 menit tidak lepas dari buah pemikiran Faria.

Relasi erat keduanya juga didukung oleh kesamaan karakter pribadi masing-masing. Baik Mourinho dan Faria adalah orang yang keras, penuh gairah, ulet, dan terkadang bersifat agresif. Tidak jarang, Faria kerap beberapa kali mendapat pengusiran dari pengadil. Saat membantu Jose membawa Real Madrid juara La Liga, tercatat empat kali Faria diusir oleh wasit.

Jose sendiri mengaku sedih karena akan ditinggal pergi sahabatnya itu. Namun, alih-alih terjebak kesedihan, Jose memilih untuk menghormati keputusan Faria dan tidak lupa mendoakan rekannya tersebut agar bisa meraih kesuksesan seperti yang pernah ia raih.

“17 tahun di Leiria, Porto, London, Milan, Madrid, London lagi, dan Manchester. Berlatih, bermain, bepergian, belajar, tertawa, dan sedikit air mata kebahagiaan. 17 tahun dan anak itu sudah menjadi pria sekarang. Mahasiswa yang cerdas sekarang menjadi ahli sepakbola yang siap sebagai manajer.”

“Saya akan merindukan teman saya ini dan itu adalah hal tersulit bagi saya. Tetapi, kebahagiannya lebih penting dan saya menghormati keputusannya, terutama karena saya tahu bahwa kami masih akan selalu bersama. Berbahagialah, saudaraku,” ujarnya.

Memanfaatkan Carrick atau Mencari Asisten Tambahan?

United sebenarnya sudah memiliki pengganti Rui Faria. Sebelumnya, mereka secara resmi mengangkat Michael Carrick sebagai asisten Mourinho musim depan. Akan tetapi, banyak yang tidak yakin mantan pemain TottenhBam ini bisa padu dengan The Special One.

Sedikitnya pengalaman Carrick di dunia manajerial dikhawatirkan membuat ia kesulitan dalam mengeluarkan ide-ide terbaiknya. Banyak yang meminta United mencari satu asisten tambahan sebagai mentor dari mantan pemain Tottenham Hotspur tersebut. Nama yang kerap muncul adalah Zlejko Buvac yang merupakan asisten Jurgen Klopp di Liverpool.

Baca juga: 

Akhir 17 Tahun Kerja Sama Zlejko Buvac Bersama Jurgen Klopp

Sepanjang sejarahnya, United dikenal hanya memakai satu asisten manajer. Di era Ferguson, terdapat nama-nama macam Walter Smith, Archie Knox, Steve McClaren, Carlos Queiroz, serta Mike Phelan. Sisanya lebih dikenal sebagai pelatih tim utama. Penggunaan asisten manajer lebih dari satu digunakan saat Setan Merah ditangani Louis van Gaal. Ketika itu, ia ditemani Albert Stuivenberg, dan Ryan Giggs.