Terlepas dari penurunan performa, sektor pertahanan Manchester United musim ini sebenarnya tidak buruk. The Red Devils berada di urutan kelima terbaik perihal kemasukan dengan total 16 gol yang bersarang di gawang David De Gea. Namun, ada sebuah masalah pada lini pertahanan United, yaitu Jose Mourinho masih belum mendapatkan komposisi yang pas untuk posisi dua bek tengah.

Mourinho memang memiliki cukup banyak pilihan untuk posisi bek tengah. Ada pemain peninggalan Sir Alex Ferguson seperti Phil Jones dan Chris Smalling. Ada pula peninggalan Louis Van Gaal, yakni Marcos Rojo dan Daley Blind. Serta pembelian Mourinho sendiri pada bursa transfer lalu, Eric Bailly. Mereka semua cukup sering dikombinasikan satu sama lain untuk mengisi pos bek tengah. Jones, Smalling, dan Blind sama-sama mencatatkan lima penampilan sebagai starter. Rojo unggul sedikit dengan catatan enam kali, dan Baily adalah pemain yang paling sering dimainkan dengan total sembilan penampilan sebagai starter.

Artinya, The Special One masih belum menemukan kombinasi yang tepat dan benar-benar sesuai keinginannya. Jika dibandingkan dengan tim rival, Chelsea, Antonio Conte tidak pernah mengganti komposisi tiga bek yang ia turunkan setelah mengubah formasi menjadi 3-4-3. Tidak juga seperti beberapa tahun lalu di mana benteng pertahanan pasti dipercayakan kepada Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand.

Mourinho memang belum puas dengan kinerja bek tengahnya. Sehingga, pelatih asal Portugal itu tengah mempersiapkan beberapa nama yang akan didatangkannya Januari mendatang. Nama yang akhir-akhir ini kian santer diberitakan adakah Jose Fonte, bek tengah sekaligus kapten Southampton.

Fonte dikabarkan akan menjadi pemain pertama yang didatangkan Mou pada bursa transfer musim dingin nanti. Belum lama ini, ia menolak perpanjangan kontrak yang diajukan manajemen The Saints. Kontrak yang ditawarkan sebenarnya cukup menggiurkan, gajinya akan naik menjadi 80 ribu paun per pekan, yang menjadikan ia sebagai pemain dengan gaji termahal di Southampton. Pemain yang kontraknya akan habis pada Juli 2018 mendatang itu dikabarkan menginginkan pelabuhan baru di akhir karirnya. Sejauh ini, semua itu masih rumor belaka dan semua kemungkinan masih bisa terjadi.

Tapi siapa sebenarnya Fonte ini? Namanya memang tidak terlaku sering didengar. Di skuat Soton sendiri, nama Virgil van Dijk lebih familiar. Fonte memang bukan bek tengah terbaik di Soton, namun kombinasinya dengan Van Dijk menghasilkan enam cleansheet, atau yang kedua terbanyak di Liga Primer setelah Chelsea. Jumlah kemasukan Soton juga lebih bagus sedikit dari United. Mereka kebobolan 15 hingga pekan ke-15 musim ini. Catatan ini menunjukan kekokohan tembok pertahanan Soton dan salah satu pemain yang berkontribusi adalah pemain berusia 32 tahun itu.

Namun, jika melihat statistik individu di liga, Fonte sebenarnya tak lebih baik dari lima bek tengah United. Catatan tekelnya sebanyak 1,4 per laga hanya lebih baik dari Smalling dengan raihan 0,7 tekel, kalah cukup jauh dengan Baily yang mencatatkan 2,1 tekel sebagai yang terbaik di jajaran bek tengah United. Torehan intercept-nya tidak jauh beda. Catatan 2,1 intercept per laga miliknya masih kalah dengan Baily, Jones, dan Blind. Begitu pula dengan statistik bertahan lainnya: sapuan. Catatan 5,7 sapuan per laga yang ia torehkan menempati urutan ketiga bersama Smalling dengan angka yang sama, berbeda cukup jauh dengan Rojo dan Jones yang mencatat 8,9 dan 9,6 sapuan per laga.

Jika kepindahannya menjadi kenyataan, ternyata ia tidak lebih baik dari bek tengah United lainnya. Lalu, apakah ia hanya akan menambah jumlah pemain bertahan dan membuat Mourinho makin pusing dalam memilih kombinasinya? Tentu tidak. Mourinho memiliki alasan yang cukup jelas. Fonte adalah tipe commanding centre back, seorang bek tengah yang rajin meneriaki rekannya untuk mengingatkan posisi serta taktik yang diberi pelatih, sesuatu yang hilang dari tubuh United setelah Nemanja Vidic hengkang.

Fonte memiliki pengalaman yang banyak sehingga ia bisa memimpin rekannya di Soton. Jika dibandingkan dengan bek tengah United, kemampuan ini memang cukup langka. Sejauh ini, Smalling sering diberi peran sebagai commanding centre back. Namun, itu bukankah keahliannya. Sementara itu, keempat pemain lain memang bukan bertipe seperti itu.

Ia selalu menjadi pemain utama di tiap musimnya bersama Soton sejak kepindahannya ke St.Mary Stadium pada 2010 lalu. Ia memperpanjang kontraknya pada 2014 sekaligus dinobatkan sebagai kapten tim. Tekanan bermain bersama Soton memang tidak sebesar tekanan bersama United. Namun, ia membuktikan bahwa ia bisa melawan tekanan di level timnas. Fonte bermain di final Piala Eropa 2016 lalu dan mengantarkan Portugal menjuarai kompetisi empat tahunan itu. Ia juga sukses membantu timnya mencatat cleansheet di partai puncak melawan tuan rumah Perancis.

Meski catatan individunya tidak terlaku impresif, tapi ia memiliki kemampuan memimpin yang kurang terlihat dalam diri bek tengah United. Perihal tekanan, setidaknya ia sudah terbukti bersama timnas Portugal. Semoga saja ia memang orang yang tepat dan benar-benar dibutuhkan Mourinho.