Foto: Manchester United World

Setelah menunggu empat tahun dan delapan pertandingan, Manchester United akhirnya bisa mengalahkan Liverpool di Premier League. Dini hari tadi, skuad asuhan Erik ten Hag menang tipis dengan skor 2-1. Sebuah permulaan yang bagus untuk memperbaiki apa yang terjadi pada dua laga sebelumnya.

Kemenangan ini juga menjadi kemenangan pertama bagi Ten Hag pada laga resmi bersama United. Tiga poin bisa diraih berkat masing-masing gol dari Jadon Sancho dan Marcus Rashford, sedangkan Liverpool hanya bisa memperkecil kedudukan melalui sundulan kepala Mohamed Salah.

Ten Hag membuat beberapa rotasi dalam pertandingan ini. Yang terlihat jelas adalah dicadangkannya Harry Maguire dan Luke Shaw. Dua pemain ini digantikan oleh Raphael Varane dan Tyrell Malacia. Anthony Martial yang diprediksi akan bermain sejak awal juga ternyata dicadangkan dan memilih memainkan Anthony lain yaitu Elanga.

Keberadaan nama Elanga tadinya sempat membuat suporter United kecewa. Pemain Swedia ini dianggap tidak memberi dampak signifikan pada dua laga sebelumnya. Tapi Ten Hag punya alasan memainkan Elanga.

Ten Hag menjelaskan sebelum laga kalau tim yang ia mainkan saat ini adalah tim yang memiliki keunggulan dari segi fisik. 11 pemain yang ada adalah mereka yang tidak takut untuk melakukan duel.

Hal ini terlihat jelas ketika babak pertama. Sky Sports sempat mencatat kalau United melakukan sprint 106 kali sedangkan Liverpool hanya 62. Tidak biasanya United bisa bermain se-spartan ini. Mereka tampil agresif, tidak minder seperti musim lalu. Pressing tinggi mereka praktekan dengan sangat baik. Ten Hag juga sadar kalau kecepatan pemain depannya bisa menjebol pertahanan tinggi lawan.

Sedari awal, Ten Hag tampak mengincar sisi kanan Liverpool yang dijaga Trent Alexander-Arnold. Trent tidak punya kemampuan duel yang cukup baik sehingga ia menjadi titik lemah. Dari sisi half-space kemudian United mengeksploitasi sisi kanan Liverpool. Jika tidak ada perbaikan dalam waktu dekat, bukan tidak mungkin cara seperti ini akan dihapal oleh tim-tim Premier League lain saat menghadapi The Reds.

Keputusan mencadangkan Ronaldo juga sangat tepat. Dengan tidak adanya CR7 permainan United menjadi lebih mobile. Mereka bisa main cepat, full press, dan sukses beberapa kali mendapat kesempatan melalui periode transisi.

Liverpool sendiri benar-benar kehabisan akal semalam. Pressing tinggi pemain United memaksa Roberto Firmino harus mundur hingga sejajar dengan Henderson. Di sisi lain, Salah dan Diaz adalah tipikal pemain yang bermain melebar sehingga kerap membuat pemain Liverpool minim opsi di kotak penalti. Sayangnya, mereka justru merepotkan diri dengan terus menghujani kotak penalti United dengan crossing.

Di sisi Liverpool, kehilangan Thiago Alcantara memberikan pengaruh kepada stabilitas mereka di lini tengah. Selain itu, badai cedera yang mereka derita juga membuat Liverpool minim sekali opsi untuk mencari pembeda di bangku cadangan.

Membeli pemain menjadi pilihan bijak yang harus diambil sebelum mereka terlambat. Khususnya pemain tengah. Mereka jelas tidak bisa memaksa James Milner bermain penuh 90 menit mengingat fisiknya yang sudah ringkih.

Suporter United semalam disuguhkan United yang mereka mau. Ada rasa lapar, determinasi, nyali, dan keberanian untuk melawan. Tiga poin melawan rival jelas mendongkrak kepercayaan diri mereka. Tinggal bagaimana mereka mempertahankan apa yang sudah mereka tunjukkan semalam ke pertandingan-pertandingan selanjutnya.

Ten Hag sendiri berkata kalau timnya masih ada beberapa kekurangan. Jika melihat dari laga melawan Liverpool semalam, aspek yang disorot tentu saja ketidak mampuan United membangun serangan pendek dari belakang.