Foto: Twitter Man United

Nemanja Matic menyebut kalau timnya bermain bagus selama 35 menit. Di sisi lain, Luke Shaw dan Ole Gunnar Solskjaer menyebut kalau mereka bermain bagus lima menit lebih sedikit dari apa yang dikatakan Matic. Tidak salah memang karena apa yang diucapkan ketiganya benar-benar sesuai dengan realita di atas lapangan. Akan tetapi, bagusnya United ya hanya sekadar bagus saja. Tidak ada yang istimewa.

Solskjaer menyebut kalau apa yang ditampilkan United pada laga kemarin jauh lebih baik dibandingkan penampilan Setan Merah di tempat yang sama pada era kepelatihan Jose Mourinho. Hal itu memang benar meski peningkatannya sedikit. Khususnya soal ancaman ke gawang Liverpool yang jauh lebih baik dari Mourinho.

Di era Mourinho saat itu, United membuat enam percobaan dengan hanya dua yang mengarah ke gawang. Pada laga kemarin, ada sembilan percobaan dengan empat tendangan dibuat ke gawang Alisson.  Namun tetap saja, hal itu tidak tergolong istimewa dan hanya mengalami peningkatan dari segi kuantitas semata.

Selepas menit ke-60, permainan United memang membaik. Yang paling berkembang pesat adalah lini pertahanan mereka yang sanggup meredam serangan Liverpool setelah digempur habis-habisan selama satu jam. Selain itu, intensitas, determinasi, dan cara mereka membangun serangan juga membaik. Hal ini bahkan sampai membuat Liverpool terpojok hingga Jurgen Klopp harus mengubah strategi dan memainkan 4-4-2.

Beberapa kali Liverpool dipaksa untuk bermain sedikit lebih bertahan. Akan tetapi, hal itu tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Ketika mereka mencoba menyerang, aspek-aspek penting macam umpan kunci dan penyelesaian akhir, United kembali menjadi United yang biasa-biasa saja alias masih bermasalah.

Khususnya soal penyelesaian akhir. Ketika mendapat peluang, United tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Ada dua ancaman penting sebenarnya yang bisa mengubah jalannya pertandingan. Yang pertama adalah ketika Andreas Pereira tinggal menceploskan bola ke gawang kosong pada babak pertama, sedangkan yang kedua adalah sepakan Anthony Martial yang melambung meski ia sudah bebas tanpa pengawalan. Mencari peluang sudah sangat susah, sekalinya dapat justru dibuang percuma.

“Dalam 10 menit pertama babak kedua mereka menekan kami. Akan tetapi, kami punya bek dan penjaga gawang yang bagus. Kami membuat beberapa peluang, peluang-peluang yang besar, kami membuat transisi. Namun, yang menjadi masalah adalah hasil akhir dan beberapa umpan silang kami yang tidak cukup baik,” kata Solskjaer.

Persoalan soal kreativitas sudah menjadi masalah United sejak awal musim yang pada laga kemarin kembali muncul. Setelah pemain United memegang bola dan siap mengirimkan umpan, mereka menemui beberapa kendala seperti posisi pemain yang tidak enak untuk diumpan, pergerakan pemain depan yang cenderung pasif, hingga akurasi umpan mereka yang masih pas-pasan. Hal-hal ini yang terus membuat para pendukung United menjadi heran terkait aktivitas apa saja yang dilakukan di tempat latihan karena situasi seperti ini terus dilestarikan hingga 23 pertandingan.

Keberadaan Andreas Pereira sebagai sumber kreativitas United juga tidak memberikan hasil apa-apa. Sebagai pemain yang memegang chances created paling tinggi diantara pemain United lainnya (28 kali), pemain Brasil ini jelas dijadikan tumpuan untuk mengirim bola kepada pemain depan.

Namun yang terjadi, Andreas seringkali kerepotan dengan dirinya sendiri. Dalam satu momen pada babak pertama, ia bertabrakan dengan Daniel James saat membawa bola. Dilansir dari Utd Arena, selama 56 Andreas bermain (ia bermain 74 menit secara keseluruhan) ia kehilangan bola sampai 12 kali. Catatan yang membuat statusnya sebagai warga negara Brasil dipertanyakan banyak pihak karena permainannya tidak seindah permainan pemain-pemain Brasil biasanya.

Memainkan Mata dan Mason Greenwood juga bisa dikatakan terlambat. Mereka hanya diberikan waktu 15 menit untuk bisa mengubah jalannya pertandingan yang tentu secara logika sulit terjadi mengingat kualitas lini belakang pemain tuan rumah yang sangat padu.

Pada babak pertama, tidak ada yang bisa dilakukan United selain bertahan. Sayangnya, ketika mereka ingin melakukan build up, para pemain kelihatan panik dan cepat kehilangan bola. Jarang sekali melihat pemain United bisa menguasai bola hingga satu menit. 10 sampai 15 detik setelah memegang bola, penguasaan bola pasti akan kembali menjadi milik The Reds. Jarak pemain yang jauh menjadi kendala bagi mereka sehingga nyaris tidak ada momen penting yang bisa dilakukan United pada babak pertama kecuali Andreas yang bertabrakan dengan James dan peluang yang ia sia-siakan. Tekanan tidak mau habis pada 15 menit babak kedua ketika gempuran demi gempuran dilancarkan. Beruntung David de Gea beberapa kali melakukan penyelamatan gemilang. Kalau tidak, skor tiga sampai empat gol mungkin akan bersarang ke gawangnya.

Setengah jam terakhir pertandingan memang berjalan bagus bagi United, namun sepakbola adalah pertandingan yang dimainkan 90 menit. Saat United hanya memiliki 30 menit, Liverpool memegang 60 menit sisanya. Solskjaer boleh saja menyebut timnya main bagus, tapi tetap saja tidak ada yang puas ketika sebuah tim main bagus hanya di sebagian babak dan berakhir dengan mengalami kekalahan. Apalagi kalahnya dari rival abadi mereka sendiri.