Leg kedua babak Play Off fase Knock Out Europa League musim 2022/2023 berakhir manis bagi Manchester United. Dini hari tadi mereka sukses menggenggam tiket babak 16 besar setelah mengalahkan Barcelona dengan skor 2-1. Sempat tertinggal melalui penalti Robert Lewandowski, Setan Merah bangkit dan berbalik unggul berkat gol dari kaki Fred dan Antony.

Erik ten Hag hanya membuat satu perubahan dari susunan pemain mereka pada leg kedua ini. Luka Shaw kembali ke bek kiri dan posisi bek tengah diisi oleh Lisandro Martinez. Wout Weghorst kembali berperan sebagai sosok nomor 10 di belakang Rashford. Sementara di kubu tamu, Xavi melakukan beberapa penyesuaian karene kehilangan Gavi dan Pedri. Sergi Roberto dan Sergio Busquets dimainkan sejak awal.

Jalannya leg kedua bisa dibilang lebih ketat. Pada babak pertama, kedua kesebelasan masing-masing hanya mendapat satu shots on target (SOT). Yang membedakan, SOT Barca justru menjadi gol berkat eksekusi penalti Robert Lewandowski. Penalti tersebut hadir dari kecerobohan Bruno Fernandes yang mealnggar Balde. Meski pelanggarannya tergolong ringan, namun apa yang dilakukan Bruno tidak dalam intensi untuk merebut bola.

Dua Aksi Transisi

Menurut Paul Hirst, sepanjang musim ini Erik ten Hag sudah melakukan 16 pergantian pada jeda antar babak. Hal ini menandakan bahwa sang manajer kerap memiliki perubahan taktik ketika babak kedua dimulai. Yang menarik, keputusannya tersebut kerap tepat sasaran.

Inilah yang kembali terjadi pada laga kemarin. Ten Hag lagi-lagi melakukan perubahan pada awal babak kedua yang kemudian menjadi awal kebangkitan United dalam pertandingan kemarin. Sadar kalau Weghorst kesulitan, ia pun mengganti striker Belanda tersebut dan memainkan Antony. Masuknya Antony membuat Bruno kembali ke tempat aslinya.

Perubahan taktik ini ia tujukan untuk membuat pressing United lebih ke depan dan menjebak build-up Barcelona di sisi sayap. Itulah kenapa ia memainkan Antony. Dari pressing inilah mereka akhirnya mencetak gol melalui fase transisi.

Barcelona tampak tidak siap ketika mereka kehilangan bola. Inilah yang kemudian dimaksimalkan United untuk mencuri gol. Gol Fred hadir ketika Franck Kessie kehilangan bola yang dengan cepat langsung diberikan kepada Fred untuk menyamakan kedudukan. Dengan cerdik, eks Shakhtar Donetsk ini berlari mengalahkan Frenkie de Jong.

Gol kedua juga hadir dari situasi yang hampir mirip. Barcelona kehilangan penguasaan, lalu United menghukumnya dengan mengirim serangan direct ke sisi kiri penyerangan mereka. Intensitas United ketika tanpa bola tampak tercermin dengan penempatan posisi Antony yang cukup tepat. Bandingkan dengan para pemain Barcelona yang terlihat hanya menonton.

Fred Sang Penyelamat

Meski Antony hadir sebagai pahlawan berkat gol kemenangannya, namun gelar Man of the Match jatuh kepada Fred. Sebuah keputusan yang layak mengingat hari ini ia menunjukkan penampilan yang sangat bagus.

Fred adalah pemain yang cukup unik di Manchester United. Jika dia bermain bagus, maka dia bisa tampil sangat spektakuler layaknya ketika mengalahkan Barcelona. Namun jika dalam kondisi off, Fred bisa menjadi titik lemah dan bulan-bulanan lawan seperti ketika melawan Leeds di Old Trafford.

Suami dari Monique Salum ini benar-benar menjadi pembeda. Selain satu gol dan satu aksinya yang berbuah gol Antony, Fred juga mencatatkan 100 persen dribel sukses, empat kali melakukan tekel sukses dan membuat satu sapuan.

Erik ten Hag tentu berharap magis Fred kembali hadir akhir pekan nanti kala mereka bermain melawan Newcastle United pada final Piala Liga di stadion Wembley.