Foto: United Report

Reaksi itu datang pada saat yang tepat. Setelah bersabar selama dua pekan dan lebih banyak berceloteh tentang keinginan untuk bangkit setelah kalah 1-6 dari Spurs, para pemain United membuktikan kalau mereka bisa bangkit dari kekalahan tersebut. Kemarin, United menang atas Newcastle United dengan skor 4-1 di Sports Direct Arena.

Layaknya Sir Alex Ferguson yang melakukan banyak perubahan setelah dikalahkan City dengan skor sama sembilan tahu, hal yang sama juga dilakukan ole Ole. Ia memainkan kembali Victor Lindelof, Scott McTominay, Fred, Juan Mata, dan Daniel James. Meski banyak perubahan, namun pakem Ole tetap menggunakan 4-2-3-1 dengan serangan berpusat pada sisi kiri penyerangan.

Dari segi statistik, Manchester United memang dominan. Mereka membuat 28 tendangan dengan 14 mengarah ke gawang Karl Darlow, sedangkan Newcastle hanya membuat empat tendangan ke gawang. Penguasaan bola juga lebih banyak dipegang Setan Merah. Singkatnya, United memang layak menang.

Satu hal yang menjadi perhatian adalaha bagaimana United bermain sangat rapi. Meski tertinggal terlebih dahulu akibat gol bunuh diri Luke Shaw, mreka terlihat lebih tenang dalam melakukan build up play sehingga aliran bola juga mengalir lebih cepat. Permainan United kemarin tidak hanya mengandalkan intensitas alias asal cepat saja melainkan struktur mereka juga cukup rapi.

Keberadaan Juan Mata memberikan pengaruh yang signifikan. Meski ditempatkan sebagai winger kanan, namun peran pemain Spanyol ini lebih sebagai free role yang menjelajah hampir seluruh lapangan. Kreativitasnya membantu Bruno Fernandes untuk memberi suplai ke lini depan. Akurasi umpan Mata kemarin mencapai 94% dengan mayoritass umpannya lebih banyak menuju sepertiga akhir.

Beberapa kali Mata juga bergerak untuk menjemput bola agar Bruno bisa leluasa untuk membangun serangan menuju sepertiga akhir dari sisi sayap kiri dan membiarkan Daniel James bergerak ke dalam. Pentingnya sosok Mata terlihat dalam proses gol kedua United melalui Bruno ketika kombinasinya dengan Van de Beek dan Rashford berjalan dengan rapi. Pemain seperti Mata ini cukup penting ketika melawan tim yang bermain pasif.

Dominannya United juga tidak lepas dari permainan pasif tuan rumah. Steve Bruce mengandalkan 4-4-2 yang cukup pasif saat menyerang. Mereka hanya mengandalkan akselerasi Allan Saint Maximin yang bersama Joelinton menjadi pemain Newcastle yang paling sering kehilangan bola yaitu 8 kali.

Ketika bertahan, 4-4-2 Steve Bruce juga cenderung merapat ke dalam. Inilah yang membuat United leluasa membangun serangan dari half space. Tiga gol United semuanya hadir dari banyaknya ruang di half space pertahanan mereka yang dimanfaatkan dengan baik oleh pemain United yang memiliki kecepatan.

Yang patut dipuji dari United kemarin adalah mentalitas para pemainnya. Mereka benar-benar membuktikan kalau mereka bisa bangkit. Maguire jelas lega dengan golnya, Aaron Wan-Bissaka tampaknya bisa menjadi striker dadakan jika ia berani untuk bergerak ke dalam, McTominay bisa mengisi peran Matic untuk membantu lini belakang agar Shaw dan Wan-Bissaka bisa overlap. Juan Mata juga membuktikan kalau dia masih bisa bermain dengan bagus dan Donny Van de Beek terus memberi penampilan yang positif untuk membuka peluang main sejak menit awal. Bahkan Daniel James juga tidak bermain dengan buruk.

Memang segalanya kembali tergantung dengan siapa lawan yang mereka hadapi. Namun, apa yang mereka tampilkan kemarin menandakan kalau mereka bisa bermain dengan baik. Mereka juga membuktikan kalau pemain cadangan ini tidak buruk-buruk amat dan bisa berkontribusi apabila mendapat kepercayaan.

“Keseimbangan yang kami cari tampaknya sudah menemukan hasil. Ada pemain yang main bagus dan beberapa pemain cadangan ini juga bermain bagus. Para pemain yang duduk di bench juga mendukung kami, jadi ini merupakan sikap dan semangat tim yang hebat,” kata Ole setelah pertandingan.

Memang masih ada beberapa catatan yang harus diperbaiki. Tiga gol United lahir dari skema counter attack. Tidak ada gol dari hasil ketika mereka membangun serangan sejak awal. Tapi hal itu tampak tidak menjadi masalah yang besar karena United punya banyak peluang dan mendominasi pertandingan sehingga layak menang.

Catatan lain adalah soal penyelesaian akhir. United membuat 14 tendangan ke arah gawang, tapi kebanyakan dari tendangan tersebut mengarah ke tengah kiper sehingga mudah diblok. Keberanian untuk melakukan tembakan jarak jauh juga belum banyak dimiliki pemain United meski beberapa kali mereka punya kesempatan untuk melakukannya.

Pertanyaan besar lainnya adalah apakah United bisa konsisten bermain baik seperti ini lagi dalam pertandingan berikutnya. United bukan tim yang memakai satu taktik di segala kondisi layaknya Manchester City atau Liverpool. Mereka akan melihat taktik apa yang digunakan tergantung lawannya.

Inilah yang membuat penampilan United bersama Ole cenderung tidak konsisten karena pemain United belum punya pemahaman yang baik tentang bermain dengan banyak taktik. Perlu diingat kalau setelah ini United menghadapi lawan yang kualitasnya lebih baik dari Newcastle yaitu PSG. Finalis Liga Champions musim lalu yang permainannya jauh lebih baik dari Newcastle bahkan United sendiri. Jangan sampai kemenangan ini menjadi kemenangan yang hanya sekali lewat saja. Kemenangan yang seharusnya menjadi pemantik kepercayaan diri mereka untuk terus bermain lebih baik lagi.