Foto: Twitter Man United

Pada akhirnya, satu gol krusial Anthony Martial membuat peluang United untuk lolos ke babak 16 besar terbuka sangat lebar.

Puja dan puji kepada Manchester United setelah melawan Chelsea ternyata menguap dengan sangat cepat. Hanya berselang beberapa hari setelah kemenangan 2-0 tersebut, Setan Merah kembali menunjukkan penampilan yang kurang terlalu baik ketika menghadapi Club Brugge pada leg pertama babak 32 besar Liga Europa.

Bermain di Jan Breydel Stadium, mereka hanya mampu bermain imbang 1-1. Sempat tertinggal melalui gol Emmanuel Bonaventure Dennis, United akhirnya mampu menyamakan kedudukan melalui sepakan Anthony Martial.

Rotasi yang Tidak Berjalan Baik

Bagi sebuah kesebelasan yang melakoni jadwal padat, rotasi merupakan sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Selain memberikan kesempatan kepada pemain yang jarang tampil, rotasi juga perlu untuk memberikan kesempatan mereka yang menjadi pemain inti untuk merasakan sejenak nikmatnya beristirahat.

Ole pun melakukan beberapa perubahan. Yang paling mencolok tentu susunan lini tengah dan depan yang ia ubah. Jesse Lingard, Andreas Pereira, dan Juan Mata dimainkan untuk menjadi pendukung Anthony Martial. Di sisi lain, Mason Greenwood sedang tidak enak badan.

Akan tetapi, rotasi ini justru tidak berjalan dengan baik. Mereka-mereka yang diberikan kepercayaan untuk tampil, ternyata tidak memanfaatkannya dengan baik. Tiga pemain tengah ini tidak membuat kontribusi yang berbahaya. Tidak ada cukup upaya dari mereka untuk membuat lini depan menjadi lebih menggigit. Serangan United jadinya hanya berputar-putar di sepertiga akhir saja sebelum penguasaan bola kembali hilang dan Brugge siap melakukan counter attack.

Andreas Pereira adalah salah satu yang mendapat sorotan tajam. Dimainkan dengan maksud menemani posisi Nemanja Matic sebagai dua gelandang tengah, ia justru terlalu sering berada di depan. Entah keasyikan menyerang, namun hal ini membuat Matic hanya sendirian di tengah. Pemain Serbia ini kerepotan menyaring serangan Brugge yang bisa tiga sampai empat pemain ketika melakukan counter cepat.

Dua sisi sayap juga tidak bisa membantu serangan. Baik Brandon Williams dan Diogo Dalot, yang dimainkan sebagai Wingback, juga terisolasi oleh penjagaan ketat pemain Brugge. Sisi kiri yang sesekali diisi Luke Shaw juga tidak terlalu memberikan kontribusi. Sulitnya mereka mencari serangan justru dibayar mahal oleh gawang Romero yang kebobolan karena koordinasi pertahanan yang buruk dan kecerdikan Simon Mignolet yang menendang bola jauh hingga pertahanan United. Romero juga dipertanyakan mengenai alasan dia maju mengingat jarak dari tempat Dennis mencetak gol hingga ke gawang Romero cukup jauh.

Salah satu kelebihan Brugge pada laga ini adalah pressing mereka yang cukup konsisten membuat penguasaan bola United menjadi gampang hilang. Memanfaatkan fisik dan kecepatan yang unggul, mereka beberapa kali memenangkan penguasaan bola. Mereka kemudian akan memainkan bola-bola direct kepada Dennis atau Vanaken yang berada di lini depan. Hanya kualitas saja yang membuat mereka tidak bisa menambah gol meski beberapa kali menciptakan peluang berbahaya.

Ditolong Oleh Anthony Martial

Sulitnya lini tengah mengirimkan bola kepada Martial, membuat pemain Prancis ini menjadi pemain paling bekerja keras. Beberapa kali ia menjemput ke tengah, dan bermain melebar hanya untuk meminta bola. Beruntung, kerja kerasnya berhasil ketika kecepatannya berhasil mendahului pemain belakang Brugge untuk mencuri bola dan mencetak gol ke gawang Mignolet.

Namun, hanya itu yang bisa dilakukan United untuk mengalahkan Mignolet. Setelah gol itu, penampilan United balik ke mode awal yang kesulitan untuk masuk ke wilayah sepertiga akhir tuan rumah. Bahkan pada 23 menit babak kedua, United hanya satu kali membuat tembakan. Martial sendiri diganti oleh Odion Ighalo. Sayangnya, Ighalo pun sama-sama terisolasi karena masalah utamanya adalah di lini tengah.

Bruno Fernandes Membuat Perbedaan

Pada babak kedua, lini tengah United bermain cukup stabil. Andreas tidak lagi sembarangan lari ke depan dan lebih banyak menemani Nemanja Matic. Pada menit ke-71, Fred masuk untuk membuat lingkaran tengah kembali diisi oleh dua pemain. Namun, tetap saja hal itu tidak mengubah fakta di atas lapangan kalau mereka kesulitan membuat peluang.

Sepuluh menit terakhir, Ole memainkan Bruno Fernandes. Masuknya Bruno membuat Juan Mata berpindah ke sisi kanan. Sirkulasi bola menjadi jauh lebih baik dengan keberadaan pemain Portugal ini. Bahkan ia langsung membuat umpan bagus kepada Juan Mata yang sayangnya sudah berada pada posisi offside. Umpan-umpan ini nyaris tidak terlihat ketika peran gelandang serang diisi oleh Lingard dan Andreas.

15 menit Bruno bermain (10 menit waktu normal + 5 menit tambahan waktu), ia langsung membuat lima umpan di sepertiga akhir dan melakukan empat percobaan tembakan. Sebuah dampak yang positif meski tidak diikuti dengan hasil yang lebih baik.

***

Solskjaer sendiri mengakui kalau timnya tidak bermain dengan baik pada leg pertama ini. Ia bahkan menyinggung soal lapangan dan bola (ealah, bisa banget nih orang). Akan tetapi, ia tetap meminta penggemar United untuk tenang karena ini masih leg pertama. Kebetulan, mereka punya gol tandang yang nilainya besar untuk leg kedua nanti.

Melihat apa yang terjadi pada leg pertama ini, besar kemungkinan Ole tidak akan main-main pada leg kedua dan sebisa mungkin akan menurunkan pemain intinya demi satu tiket ke babak 16 besar. Satu hal yang pasti, Ole begitu percaya diri timnya bisa menang pada pertemuan berikutnya berkat satu gol krusial dari Anthony Martial.