Foto: Futaa.com

Manchester United kembali gagal menang di kandang sendiri setelah ditahan imbang 0-0 oleh Crystal Palace. Hasil ini membuat mereka gagal untuk keempat kalinya mencetak gol di Old Trafford. Hasil tersebut juga membuat United hanya memiliki 21 poin dari 13 pertandingan yang menjadikan musim 2018/2019 sebagai start terburuk mereka dalam 28 tahun terakhir.

Setan Merah sebenarnya mengendalikan jalannya pertandingan. Skuat asuhan Jose Mourinho ini menguasai bola sebanyak 60%. Tetapi dari jumlah tembakan, United kalah sedikit dari Crystal Palace (12 berbanding 13). Hal ini menandakan bagaimana sia-sianya penguasaan bola yang dilakukan kubu United.

Berbagai cara sudah dilakukan United untuk meraih kemenangan. Pada 20 menit terakhir, Mourinho bahkan memainkan semua pemain depan yang mereka punya. Namun tetap saja serangan mereka tidak bisa menaklukkan kompaknya barisan pertahanan The Eagles.

Sayap-Sayap yang Tidak Efektif

Jose Mourinho membuat empat pergantian dari laga terakhir mereka melawan City. Absennya Luke Shaw karena akumulasi kartu, membuat Mou mengembalikan Ashley Young ke sisi kiri. Matteo Darmian kembali bermain untuk pertama kalinya sejak laga melawan Leicester. Romelu Lukaku dan Paul Pogba coba dimainkan kembali sehingga Mourinho bisa menggunakan formasi 4-2-3-1 yang menjadi andalannya.

Seperti biasa, United menitik beratkan kepada sisi sayap mereka untuk menyerang. Ketika menyerang, Martial dan Lukaku akan memenuhi kotak penalti dengan Lingard yang berada sedikit di belakang mereka. Tugas sebagai pelayan menjadi milik Ashley Young dan Matteo Darmian. Tugas mereka dibantu sesekali oleh salah satu diantara Paul Pogba dan Juan Mata.

Akan tetapi, serangan United lebih dominan di sisi kiri. Terlihat dari Ashley Young yang melakukan umpan silang jauh lebih banyak ketimbang Darmian (11 berbanding tiga). Hal ini membuat bek kanan Palace (Aaron Wan-Bisaka) mudah untuk mematahkan serangan United dengan lima sapuan yang ia lakukan. Umpan silang yang dibuat Young pun tidak ada yang mengenai sasaran sama sekali sehingga membuat lini belakang mereka tidak capek-capek menghalau serangan United.

Martial pun tidak bisa berbuat banyak. Ia justru menjadi pemain yang paling banyak kehilangan bola yaitu tujuh kali. Pertahanan solid milik Palace begitu menyulitkan para pemain depan United untuk mendekati kotak penalti.

Sisi kanan sendiri tidak dominan karena Darmian tidak punya kemampuan transisi menyerang ke bertahana dengan baik. Setelah meninggalkan posnya, Darmian sering kewalahan menghadapi cepatnya para pemain Palace ketika mereka melakukan serangan balik. Peluang Patrick van Aanholt pada babak pertama berasal dari lambatnya Darmian untuk turun membantu pertahanan. Akibat hal ini, Darmian jarang aktif untuk membantu serangan pada babak pertama yang membuat salah satu antara Lingard dan Lukaku memilih bermain melebar.

Tim tamu sadar kalau sisi kanan United memang menjadi kelemahan mereka musim ini. Terlihat dari beban serangan Palace yang juga berat di sisi kiri. Mereka hanya mengandalkan aksi individu Wilfried Zaha yang didukung oleh Van Aanholt. Tetapi saat serangan mereka mentok, Palace akan mengandalkan kecepatan Andros Townsend di sisi yang lain.

Sepanjang 90 menit, Palace berbahaya lebih banyak dibanding United. Seandainya para pemain Palace bisa lebih tenang dalam penyelesaian akhir, maka bukan tidak mungkin merekalah yang akan membawa tiga poin dari Old Trafford.

Lagi-Lagi Miskin Kreativitas

Mourinho kembali menurunkan Paul Pogba dan Juan Mata di lini tengah United. Pogba bertugas sebagai box to box midfielder, sedangkan Mata menjadi gelandang serang yang membangun serangan kepada para strikernya. Akan tetapi, kehadiran dua juara Piala Dunia ini tidak terlalu banyak membantu.

Pogba tidak mengkreasikan satu peluang pun untuk timnya. Sorakan bahkan terdenagr kencang dari para pendukung United ketika ia ditarik keluar. Juan Mata hanya membuat satu umpan kunci. Itupun dari tendangan bebas yang gagal diselesaikan dengan baik oleh Chris Smalling. Sisanya, kedua pemain ini memang tidak memberikan dampak apapun dan tidak bisa keluar dari rapatnya pertahanan Palace.

Keputusan Mourinho menarik keduanya lalu memasukkan Marcus Rashford dan Alexis Sanchez juga tidak membuahkan hasil. Hadirnya dua pemain ini, plus Marouane Fellaini hanya sebatas menambah jumlah pemain yang berada di lini depan tetapi tidak mengubah pola permainan United yang masih sama seperti babak pertama yaitu mengandalkan umpan silang serta memanfaatkan skill individu para pemain depannya.

Saat ketiga pemain ini masuk, Palace memilih untuk mengendurkan serangan dengan meminta seluruh pemain tengahnya untuk berada tidak jauh dari blok pertama yaitu lini belakang. Mereka tahu kalau masuknya Fellaini membuat United banyak melakukan bola-bola atas sehingga menumpuk pemain di dekat kotak penalti menjadi opsi terbaik.

Ada dua sosok yang menonjol dari kubu Palace pada pertandingan hari ini. Mereka adalah penjaga gawang Wayne Hennessey dan James Tomkins. Keduanya yang membuat bola-bola atas United menjadi mudah untuk dipatahkan. Ditambah lagi dukungan dari para pemain yang memiliki fisik mumpuni seperti Milivojevic dan Kouyate yang kerap menghambat kreativitas serangan United.

***

Hasil imbang ini tentu saja membuat Mourinho semakin pusing. Bagaimana tidak, jarak United dengan pimpinan klasemen bahkan sudah lebih banyak ketimbang jarak mereka dengan penghuni zona degradasi. Hal ini membuat Mourinho sebaiknya merevisi target mereka dari posisi empat besar menjadi terhindar dari zona degradasi.

Beruntung Mourinho tidak mau menyalahkan siapapun terkait hasil pertandingan kemarin. Saya takut, ketika konferensi pers pasca laga, Mourinho menyoroti kinerja wartawan Manchester United yang membuat penampilan klubnya menjadi tidak baik sepanjang musim ini.