Foto: manchester United World

Manchester United menyambut rasa rindu suporternya dengan cara yang United banget yaitu kalah. Pada pertandingan resmi pertama Erik ten Hag sebagai manajer anyar Setan Merah, mereka harus menyerah dari Brighton and Hove Albion di Old Trafford dengan skor 1-2.

Melihat kiprah Manchester United pada pra-musim beberapa pekan yang lalu, bohong rasanya bila tidak ada yang berharap kalau United asuhan Ten Hag akan meraih hasil positif pada pekan pertama. Selama di Thailand, Australia, dan Norwegia, kita selalu disuguhkan permainan umpan-umpan pendek yang mengalir serta enak untuk ditonton dari para penggawa berseragam merah ini.

Namun, kita lupa kalau ini United. Ada banyak cara untuk menjatuhkan ekspektasi pendukunnya. Ketika tirai Premier League resmi dibuka, mereka balik ke setelan pabrik seperti beberapa laga terakhir di era kepelatihan Ralf Rangnick.

Sebenarnya, tanda-tanda United akan kesulitan pada laga ini sudah terlihat sejak papan skor belum muncul di layar. Diogo Dalot langsung membuat blunder pada detik ke-18 dan membuat Leandro Trossard menciptakan percobaan pertamanya yang menyentuh jaring samping.

Setelahnya, United sebenarnya sudah dalam alur yang sesuai dengan keinginan Ten Hag. Para pemain sadar akan pentingnya ruang. Peluang emas pertama dari Bruno hadir dari aksi tukar menukar posisi yang berjalan sangat baik dari sisi kanan.

Namun, hanya itulah aksi bagus dari United pada babak pertama. Seterusnya semua sisi lapangan dikendalikan oleh The Seagulls (Burung Camar).

Hal ini memang tidak lepas dari taktik Graham Potter yang memakai pendekatan man to man. Sadar kalau pemain United tidak punya ketenangan ketika menguasai bola, Potter memerintahkan pemain terdekat dengan bola untuk terus melakukan high press dan berjalan dengan baik.

Ditambah dengan masalah lama United yang kembali kambuh yaitu struktur buruk. Pada laga ini, plan Ten Hag sudah benar. Hanya, eksekusinya yang berantakan. Dalam proses gol kedua saja bisa terlihat United dalam situasi kalah jumlah ketika counter dan tidak ada satu pun pemain bertahan yang bisa menutup celah kosong yang bisa dimaksimalkan lawan.

Semakin miris melihat permainan United ketika para insan bergaji mahal ini melakukan kesalahan individual. Shaw masih memberi celah kepada Solly March untuk menendang pada proses gol kedua. Di sisi lain, Pascal Gros tanpa pengawalan karena Dalot tertinggal di belakang dan pemain lain hanya bengong melihat bola. Lagi-lagi awareness menjadi titik lemah para pemain ini.

Proses gol kedua Brighton, terlihat tidak ada yang menjaga Gros (Ruang Taktik)

“Saya pikir kami seharusnya bisa menghentikan serangan balik mereka. Kami membiarkan mereka bermain bebas beberapa kali di lini belakang kami. Kami seharusnya bisa menghentikan itu dengan sedikit lebih agresif, dan kami cukup baik melakukannya pada babak kedua. Sekarang, kami perlu menganalisis apa yang tidak kami lakukan dengan benar dan mencoba memperbaikinya pada pertandingan berikutnya,” kata Diogo Dalot.

Selain itu, laga melawan Brighton mempertegas kalau United masih butuh beberapa individu berkualitas di beberapa sisi. Salah satunya lini tengah. Duo McTominay dan Fred kembali menjadi sorotan karena kegagalannya membuat lini tengah United jadi solid. Dua pemain ini kemudian dikorbankan demi bisa menambah serangan mereka.

Lini depan juga perlu penguatan. Bermain dengan false nine nyatanya tidak membuat United lebih baik. Mereka justru membaik ketika Cristiano Ronaldo masuk. Dengan masuknya CR7, United setidaknya memiliki target untuk dituju di kotak penalti dan tidak seperti babak pertama yang kebingungan.

Tak ayal, narasi untuk melakukan panic buying kembali hadir. Rumor yang kuat adalah pembelian Marko Arnautovic. Namun melihat situasi sekarang, sektor gelandang tengah yang tampaknya harus segera dibenahi. United tidak cuma butuh satu holding midfielder tapi juga gelandang “pekerja” yang siap kover ruang pas United sedang kehilangan bola.

Namun untuk saat ini, Ten Hag tidak mau membahas soal transfer. “Tidak perlu terlalu jauh memikirkan pemain mana yang akan kami rekrut. Dengan pemain yang ada saat ini, mereka jelas bisa berbuat lebih dari ini,” katanya.

Selamat Datang di Premier League, Ten Hag!