Manchester United akhirnya memastikan diri melangkah ke semifinal Europa League musim 2020/2021. Kemenangan 2-0 atas Granada pada Jumat (16/4) dini hari WIB, membuat agregat menjadi 4-0 untuk skuad arahan Ole Gunnar Solskjaer ini.

Kemenangan tetaplah kemenangan, bagaimanapun cara United bermain. Akan tetapi, buat para penggemar yang menginginkan permainan yang lebih menekan, agresif, dan dominan, permainan United semalam memang belum mencapai fase tersebut.

PSolskjaer selalu menekankan pada proses, dan penulis juga percaya pada itu. Permainan United terlihat lebih berkembang ketimbang saat awal-awal Ole melatih The Red Devils. Ole tampak sudah paham permasalahan di United dan bagaimana cara mengatasinya.

United saat ini tampil lebih agresif. Bruno Fernandes kerap memandu para pemain depan untuk menekan pemain belakang lawan. Akan tetapi, justru di sinilah permasalahannya.

Penulis melihat bahwa permainan menekan yang ditampilan United tampak seperti sesuatu yang spontan. Ini terlihat dari seperti tidak adanya konsep dan persiapan ketika lini serang United menekan pertahanan lawan. Pemain yang menekan, seperti menekan hanya karena suruhan Bruno.

Saya gak bilang Martial dan Rashford ya.

Untuk menekan lawan, diperlukan teori yang dikembangkan di tempat latihan. Salah satu contoh terbaik adalah Pep Guardiola bersama Manchester City dan Jurgen Klopp saat melatih Borussia Dortmund.

Bedanya, Pep menekan dengan tujuan membuat lini pertahanan lawan salah umpan atau salah kontrol, demi langsung mencetak gol. Sementara Dortmund di bawah Klopp biasanya menekan untuk merebut bola dan melancarkan serangan balik. Nah, dua tipe pressing ini yang tidak terlihat di Manchester United.

Granada seolah menunjukkan bagaimana pressing seharusnya dilakukan, dan bagaimana sikap pemain saat ditekan lawan. Hal ini yang tidak terlihat dari gaya bermain Manchester United.

Cara Granada Melakukan Pressing

Pada situasi di atas, terlihat para pemain Granada memilih menekan area tengah permainan United, dengan menahan agar bola tidak lewat saat dipegang oleh Fred. Granada menempatkan dua pemainnya di area pertahanan Manchester United agar Axel Tuanzebe tidak membalikkan bola ke belakang. Di sisi lain, pemain United tidak membuat inisiatif untuk mendekat agar bola yang diberikan bisa lebih aman.

Dari gambar di atas, terlihat pemain Granada menguasai area tengah, sementara pemain United yang lainnya entah ke mana. Bruno Fernandes terlihat meminta bola, tapi situasinya tidak akan amanbuat Fernandes karena aliran bola dibayangi oleh dua pemain.

Dari gambar di atas, pergerakan pemain Granada membahayakan pertahanan United. Ada dua pemain di sisi kanan, satu membayangi Fred, dan satu lagi berusaha mendekat pada Lindelof.

Bola akhirnya diberikan pada Fernandes yang berusaha mengembalikan bola pada Matic. Namun, dalam posisi seperti ini, memberikan bola pada Matic amatlah riskan. Benar saja, karena bola berhasil dipotong atau di-intercept.

Cara Granada Keluar dari Tekanan

Dari gambar di atas, terlihat para pemain United berusaha menekan permainan Granada. Akan tetapi, terlihat ada begitu banyak ruang kosong bagi pemain Granada untuk mengumpan.

Gambar di atas adalah beberapa detik setelah gambar yang pertama. Pemain Granada bisa melepaskan diri dan pertahanan United mulai bergerak untuk mengejar si pembawa bola. Di sisi lain, pemain nomor 23 akan kosong bila Matic mengejar bola, pun dengan nomor 10 yang akan langsung masuk ke kotak penalti lewat umpan terobosan.

Pada gambar di atas, terihat Fred memberikan instruksi pada Amad Diallo untuk menekan bek Granada. Secara teori, harusnya Granada sulit untuk mengembangkan permainan.

Pemain Manchester United tengah menekan pemain Granada. Namun, ia punya opsi umpan yang lebih aman ke area tengah.

Pada gambar di atas, pemain Manchester United sudah dengan tepat menutup pergerakan pemain Granada.

Namun, dalam posisi seperti ini, posisi pemain United menjadi kurang tepat karena ada dua pemain Granada yang posisinya berbahaya, akibat tidak dijaga.

***

Manchester United sulit untuk melakukan apa yang bisa dilakukan para pemain Granada, yakni bagaimana cara mereka menekan, dan apa yang harus mereka perbuat saat ditekan. Meski begitu, ada satu hal yang tidak bisa dilakukan Granada: mencetak gol.

Bisa sih, tapi ke gawang sendiri.