Foto: Twitter.com/munited82

Manchester United bangkit hanya untuk dijatuhkan kembali. Empat penampilan terbaik, yang hadir dalam bentuk tiga kemenangan beruntun, menguap hanya dalam waktu empat hari. Setelah ditahan imbang Wolverhampton Wanderers, United disingkirkan oleh Derby County dalam lanjutan babak ketiga Piala Liga. Kegagalan ini juga terjadi di tempat yang sama yaitu kandang sendiri.

Apes bagi United, kekalahan tersebut didapatkan melalui adu penalti. Sesuatu yang menjadi kelemahan mereka. Tidak hanya itu, The Rams diasuh oleh Frank Lampard yang baru memasuki tahun pertama menjadi manajer sekaligus mantan anak didik Jose Mourinho ketika masih bersama Chelsea.

Manchester United hanya mempertahankan Jesse Lingard dan Romelu Lukaku dari skuad yang diturunkan ketika melawan Wolves. Sergio Romero kembali memimpin United di bawah mistar sejak April. Diogo Dalot menjalani debut kandang resmi pertamanya. Sementara Martial kembali bermain sebagai striker. Di sisi lain, Frank Lampard memilih untuk mempertahankan skuad terbaiknya.

United mencoba untuk agresif sejak dimulainya laga. Hanya butuh 90 detik bagi mereka untuk membuat peluang pertama melalui sundulan Romelu Lukaku yang masih terlalu lemah. 90 detik kemudian, Setan Merah langsung unggul melalui sepakan Juan Mata. Proses golnya pun terbilang apik karena diinisiasi oleh empat pemain depan United yaitu Martial, Lukaku, Lingard, dan Mata.

Setelah gol Mata entah kenapa permainan United justru kembali melemah. Mereka kembali tidak efektif dalam memanfaatkan peluang. Hanya dua tembakan ke gawang saja yang dibuat para pemain United sepanjang babak pertama. Hal ini yang dikeluhkan Jose Mourinho karena timnya tidak bisa mencetak gol kedua, ketiga, dan seterusnya.

Satu hal yang membuat permainan United adalah pendekatan agresif yang dilakukan kubu Derby. Mereka melakukan apa yang dilakukan oleh Wolves yaitu melakukan pressing ketat kepada para pemain United. Gaya main tersebut berjalan sukses. Mereka lebih unggul dalam penguasaan bola, jumlah umpan, dan akurasi umpan. United bermain seolah-olah merekalah tim yang berstatus tandang.

Mourinho menurunkan tiga gelandang tengah yaitu Nemanja Matic, Ander Herrera, dan Juan Mata. Akan tetapi, ketiganya tidak bisa berperan sebagai penghubung lini tengah dan depan. Herrera tidak bisa menjadi gelandang box to box sementara Mata berada di dekat kotak penalti.

Jauhnya jarak antar lini tengah dan depan memaksa United memainkan bola panjang yang selalu ditujukan kepada Anthony Martial. Serangan yang cenderung satu arah ini membuat Derby County dengan leluasa menekan United melalui lini tengah mereka yang dikawal Craig Bryson dan Bradley Johnson.

Anthony Martial pun tidak bisa bergerak terlalu banyak. Dukungan yang kurang dari lini kedua membuat ia sering memaksakan sendiri melewati lawan. Bersama Lukaku, ia menjadi pemain yang paling sering kehilangan bola yaitu empat kali.

United sebenarnya bisa mencetak gol kedua andai mereka bisa lebih sabar dalam membangun serangan. Akan tetapi, kesan terburu-buru justru hadir setelah hingga sampai Derby County bisa mencetak gol pembali kedudukan. Tercatat, United melakukan 109 kali kesalahan umpan yang mayoritas hadir di lini tengah mereka.

Memasukkan Fred dan Marouane Fellaini sebenarnya membawa perubahan. Akan tetapi, pergantian ketiga yang tadinya ditujukan untuk Alexis Sanchez justru diberikan kepada Lee Grant. United terpaksa melakukan itu karena Sergio Romero harus diusir wasit Stuart Attwell karena menyentuh bola di luar kotak penalti. Proses kartu merah Romero pun hadir karena kesalahan koordinasi yang dibuat dua bek tengah mereka Eric Bailly dan Phil Jones.