Manchester United kembali menunjukkan permainan sepakbola yang atraktif ketika mengalahkan Newcastle United pekan lalu. Kembalinya beberapa pemain pilar macam Paul Pogba memberikan pengaruh yang signifikan terutama kepada lini tengah mereka yang sempat kurang bergairah dalam beberapa laga terakhir. Ia membuat satu gol dan satu asis pada pertandingan tersebut.

Selain itu, laga menghadapi The Magpies juga menjadi momen kembalinya Zlatan Ibrahimovic setelah tujuh bulan absen karena menderita cedera lutut. Pada pertandingan pekan lalu, Ibra langsung memberikan kontribusi berupa satu tendangan saltonya yang masih digagalkan penjaga gawang Rob Elliot.

Di satu sisi kembalinya Ibra memberikan warna tersendiri terhadap lini depan United. Akan tetapi tidak sedikit yang beranggapan bahwa kembalinya striker 35 tahun ini bisa membuat keseimbangan lini depan United menjadi terganggu. Untuk itu penulis memiliki tiga pilihan formasi yang bisa digunakan oleh Jose Mourinho agar bisa memaksimalkan Zlatan Ibrahimovic.

Formasi 4-2-3-1 (Sebagai Gelandang Serang atau Penyerang)

Sejak musim 2012/2013 United memainkan formasi 4-2-3-1. Dalam pakem ini, ada dua peran yang bisa dimainkan Ibra yaitu gelandang serang atau striker tunggal. Ibra dibekali kelebihan dalam hal mengatur ritme permainan. Hal ini akan sangat berguna apabila dia ditempatkan sebagai pemain di belakang satu striker.

Ibra juga terkenal rajin menjemput bola hingga lapangan tengah bahkan sampai pertahanan sendiri. Hal ini selalu dilakukan Ibra karena dia memang punya kemampuan mengkreasikan peluang dengan baik. Musim lalu ia memiliki catatan 1,64 peluang per pertandingan.

Ia juga bisa menjadi pelayan yang baik apabila bermain sedikit ke belakang. Selama empat musim bermain di PSG, ia mengumpulkan 38 asis. Di PSG, ia memiliki rekan di depan dalam diri Edinson Cavani, striker yang tipikal permainannya mirip-mirip dengan Romelu Lukaku.

Akan tetapi ada risiko yang harus diterima apabila sosok Ibra bisa dimaksimalkan setiap pertandingannya. Serangan United akan menjadi lebih lambat dan Paul Pogba akan bermain sedikit defensif. Selain itu, ia masih harus bersaing dengan nama-nama macam Juan Mata dan Henrikh Mkhitaryan.

Namun peran Ibra akan tambah maksimal apabila ia dijadikan sebagai striker murni tanpa mengubah struktur di lini tengah. Akan tetapi Romelu Lukaku mau tidak mau harus mengalah karena Mou bukan tipikal pelatih yang menggunakan dua striker murni.

Selain itu, rajinnya Ibra mundur ke belakang membuat serangan United akan jadi melambat. Atas dasar itu, United kemudian merekrut Romelu Lukaku yang memiliki kecepatan ketika menggiring bola. Jika tetap nekat ingin memainkan pola satu striker tunggal, Mou bisa mencontoh apa yang ia lakukan pekan lalu ketika menggeser Lukaku menjadi pemain sayap.

Formasi 4-4-2 dan 3-5-2 (Diduetkan dengan Lukaku)

Meski sama-sama striker murni, bukan berarti Lukaku dan Ibrahimovic tidak bisa dimainkan bersama. Dua formasi dasar 4-4-2 dan 3-5-2 bisa dipakai apabila ingin menjadikan mereka sebagai sumber gol Setan Merah.

4-4-2 adalah formasi yang sukses besar ketika United dimanajeri oleh Sir Alex Ferguson. Akan tetapi melihat skuad United saat ini, formasi ini nampaknya tidak akan kembali dipakai. Pola ini menekankan dua pemain sayap sebagai pemberi suplai melalui umpan silang. Problem inilah yang dimiliki United mengingat mereka tidak memiliki sayap-sayap pelari macam David Beckham dan Ryan Giggs layaknya sedekade lalu.

Mereka hanya mengandalkan Anthony Martial dan Marcus Rashford, dua pemain yang sebenarnya adalah penyerang. Hanya Antonio Valencia dan Ashley Young saja pemain United yang bisa bermain sebagai pemain sayap. Mengembalikan posisi keduanya (Valencia dan Young) ke tempat asal akan membutuhkan waktu adaptasi yang sangat panjang.

Satu formasi lain yang bisa digunakan Mou apabila ingin menduetkan Lukaku dan Ibra adalah 3-5-2. Dalam pakem ini, keduanya akan mendapat pasokan dari gelandang serang yang biasa diisi Mata atau Mkhitaryan. Paul Pogba juga bisa dimainkan sebagai pemain nomor 10 meski Mou kerap memainkannya sebagai gelandang tengah bersama Matic.

Memainkan formasi ini juga terbilang riskan mengingat jatah bermain bagi Anthony Martial dan Marcus Rashford menjadi kurang. Hal ini dikarenakan posisi sayap sudah terisi oleh dua wingback. Baik Martial dan Rashford tidak memiliki kecakapan bertahan yang baik apabila dimainkan sebagai wingback.

***

Skema di atas memang belum tentu akan membuat permainan United menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Semua dikembalikan kepada Jose Mourinho yang bertugas meracik strategi yang tepat. Namun yang jelas kembalinya Ibra tentu membuat Mou bisa lebih luwes dalam mengatur skema yang akan dimainkan MU.

Namun jika masih sulit, penulis masih punya satu opsi tambahan yaitu manfaatkan peran Ibrahimovic dan mengistirahatkan Lukaku di ajang Piala domestik (FA dan Carabao Cup). 40 gol dilesakkan Ibra dalam 57 pertandingan sepanjang karirnya bermain di turnamen Piala. Musim lalu, ia mencetak dua gol dalam kemenangan United di final Piala Liga melawan Southampton.