“Saya rasa skenario menjuarai liga di depan rival kami akan menjadi hal yang sangat indah bagi para penggemar. Kami memang masih punya kesempatan menjuarai di laga lain tapi akan sangat spesial apabila gelar bisa dipastikan di depan para pendukung United.”

Itulah ujaran yang dibuat Kevin De Bruyne jelang laga menghadapi Manchester United Sabtu malam. Hal serupa juga diungkapkan sang kapten, Vincent Kompany. Penggawa Belgia ini juga mengungkapkan keinginannya memastikan titel di depan pendukung Setan Merah.

City unggul dalam beberapa aspek pertandingan. Mereka di depan United dalam hal total tembakan (16-5), sepakan ke gawang (6-4), penguasaan bola (65%-35%), sepak pojok (8-4), dan jumlah operan (514-224). Akan tetapi, City tertinggal dalam salah satu aspek. Aspek terpenting dalam pertandingan sepakbola. Ya, City kalah dalam jumlah gol dibanding United 2-3.

Mourinho Lebih Pintar dari Guardiola

Jika ada orang yang sanggup membuat Jose Mourinho malu maka Pep Guardiola adalah orangnya. Sejak menangani Barcelona, lalu Manchester City, Pep kerap mengalahkan kesebelasan yang diasuh oleh Jose Mourinho.

Jose nampak akan kembali kalah ketika pada babak pertama mereka tertinggal 2-0. Kompany yang tidak dijaga ketat Smalling kembali mencetak gol di partai sekota. Kesalahan David De Gea dimanfaatkan Raheem Sterling untuk memberikan asis pada gol kedua yang dibuat Ilkay Gundogan. Perayaan Pep yang mengepalkan tangan pada gol kedua City menunjukkan kalau titel siap dipastikan di depan Setan Merah.

Tidak seperti biasa Jose Mourinho memutuskan timnya untuk bermain meladeni serangan City. Mou yang biasanya takut apabila menghadapi tim-tim yang setara, kali ini meminta anak asuhnya bermain terbuka. Hal ini tercermin dari ditempatkannya Paul Pogba lebih ke depan untuk bermain lebih menyerang.

Kebobolan yang diterima United juga berkat dari beraninya bermain terbuka. Ada risiko seperti yang sudah kami bahas di preview pertandingan dan hasil 2-0 di babak pertama adalah contohnya. United bisa saja tertinggal lebih banyak lagi apabila Raheem Sterling bisa memanfaatkan dua peluang emas yang dia dapat.

Akan tetapi, mentalitas United berubah pada babak kedua. Paul Pogba yang pasif pada babak pertama mulai berubah di 45 menit kedua. Dua gol cepat United melalui Pogba didasarkan dari keberanian si pemain yang mau masuk ke kotak penalti. Dua gol yang membuat mentalitas City tiba-tiba ambruk karena Mourinho memainkan pola yang berbeda dibanding babak pertama.

“Yang bisa saya lakukan adalah membuat tim ini percaya diri. Saya minta Matic, Pogba, dan Herrera untuk cepat bertukar bola dan menekan sedikit demi sedikit sebelum akhirnya mencetak gol,” ulas Mourinho setelah laga terkait penampilan timnya yang berbeda.

Pada akhirnya kemenangan United ditentukan oleh pemain yang dianggap pembawa sial bagi United. Chris Smalling tiba-tiba menjelma menjadi pahlawan berkat gol nya memanfaatkan asis Alexis Sanchez. Ini adalah gol ketiga Smalling dalam partai derby. Gol yang membuat United kembali meraih kemenangan setelah tertinggal dua gol. Gol yang membuat Man City untuk pertama kalinya sejak 2008 kalah setelah tertinggal dua gol. Gol yang membuat pesta City untuk sementara pending setidaknya sampai minggu depan.

“Pada istirahat babak pertama, kami merasa begitu bersalah. Manajer tidak berkata apapun tapi ia menekankan jika kami tidak ingin menjadi badut di depan suporter mereka. Dan kami berhasil bangkit,” ujar Smalling.

Mourinho Membuat Guardiola Lebih Serius

Seminggu ini, City berada dalam jadwal yang sulit. Takluk dari Liverpool, harus melawan United, lalu kembali melawan Liverpool membuat Pep pusing untuk menentukan susunan 11 pemain utamanya. Maka dari itu, eks Barcelona ini kemudian mencampur susunan pemain inti dengan pemain cadangan.

Ederson, Kompany, Otamendi, Fernandinho, Silva, Sane, Sterling, dan Delph adalah nama-nama pemain langganan starter City di bawah Guardiola. Nama-nama tersebut digabung dengan beberapa pelapis seperti Danilo, Ilkay Gundogan, dan Bernardo Silva. Akan tetapi, skema ini di luar dugaan Pep Guardiola karena mereka tiba-tiba terkena comeback epik yang dilakukan Mourinho.

Pep ingin titel lebih cepat dipastikan, tapi ia juga punya beban untuk mengejar ketertinggalan 3-0 dari Liverpool. Pep sebenarnya bisa saja mengikhlaskan laga ini, tetapi ia terdorong untuk bisa pesta di depan Mourinho yang sudah menjadi musuh sejak keduanya berebut tempat sebagai pelatih Barcelona. Terlepas dari adanya klaim penalti, Mou berhasil membuat spanduk bertuliskan “MCFC OK” menjadi tidak OK saat bertemu dengan para pemainnya.

Jose membuat Pep menjadi serius berkat gol Smalling. Ia kemudian langsung memasukkan tiga pemain utamanya yang sebenarnya sengaja disimpan agar fokus melawan Liverpool. De Bruyne, Sergio Aguero, dan Gabriel Jesus masuk ke lapangan hanya dalam rentang waktu empat menit. Secara tidak langsung Mou membuat Jurgen Klopp tertawa karena ia punya keunggulan saat keduanya beremu tengah pekan nanti.

Pada Akhirnya City Tetap Jadi Juara

Para penggemar City syok dengan kekalahan timnya. Hal ini tercermin dari beberapa pendukung yang terdiam, menangis, berpelukan, hingga kebingungan. Mereka sebenarnya sudah 90% menjadi juara Premier League. Tapi mereka mungkin termakan nafsu ingin menjuarainya di depan rivalnya tersebut sehingga mereka tidak menyangka akan mendapat comeback seperti ini. Jose sendiri bahkan merayakan kemenangan ini dengan biasa-biasa saja.

“Mereka layak atas titel Premier League. Mereka punya poin yang lebih banyak dibanding kami. Selamat atas gelar Premier League nya tetapi kami hanya akan fokus finis kedua dan berusaha memastikan diri finis di empat besar terlebih dahulu. Namun, dalam laga tadi kami layak keluar sebagai pemenang.”