Penilaian terkait kualitas seorang pesepakbola memang pada dasarnya memiliki ukuran tersendiri. Memang ada pertanda sahih yang menunjukan bahwa pesepakbola tersebut merupakan pemain yang luar biasa hebat, salah satunya dengan memenangi Ballon d’Or atau pemain terbaik di kompetisi domestik.

Namun, ada banyak nilai spesial yang kadang tidak terlihat. Sebagaimana yang Philip Lahm pernah katakan soal Ballon d’Or yang dianggap sekadar kontes untuk para penyerang dan pencetak (banyak) gol. Posisi lain dalam permainan sepakbola terkadang tidak mendapatkan perhatian yang layak. Khusus dalam kasus ini adalah soal nilai spesial yang dimiliki oleh seorang Ander Herrera.

Sejak awal kedatangannya ke tanah Inggris, Ander bukanlah tipe pemain yang memikat hati para penggemar klub barunya, Manchester United, meski ia berasal dari Spanyol yang mana negara tersebut sudah tersohor sebagai produsen gelandang-gelandang kreatif. Di kompetisi di tanah airnya, Ander justru lebih terkenal sebagai tukang jegal. Ia adalah gelandang yang gemar menyapu serangan-serangan lawan. Koleksi kartu yang ia terima pun cukup banyak, termasuk dua kartu merah pada musim 2012/2013. Tentu ini bukan sesuatu yang diharapkan dari pemain asal Spanyol yang sudah terkenal memiliki operan matang.

Bahkan jauh sebelum itu, proses mendaratnya Herrera pun bisa dibilang cukup berbelit-belit. Masuk incaran David Moyes di awal musim 2013/2014, Athletic Bilbao, klub Ander saat itu, tidak bersedia melepasnya apabila klausul buy-out sang pemain tidak diaktifkan oleh United. Ander sulit untuk dilepas. Ini tak lepas karena ia memiliki paspor Basque yang menjadi syarat utama untuk menjadi pemain Athletic. Terlebih, Ander juga baru saja tampil untuk Timnas Spanyol usia muda, hingga akhinya Ander mendarat di Old Trafford pada rezim Louis van Gaal.

Lalu apa yang membuat seorang Ander Herrera menjadi spesial?  Sebelum berbicara soal teknik dan gaya bermain, ada beberapa hal lain yang membuat pria kelahiran Bilbao 27 tahun lalu ini menjadi spesial. Pertama, Ander adalah seorang yang profesional dan kompetitif. Sejak debutnya yang sangat baik dalam tur ke Amerika pada 2014, Ander selalu kesulitan untuk menembus tim utama. Ia selalu kalah saing dengan gelandang lain. Bahkan, dalam setiap musimnya, United selalu saja membeli gelandang baru.

Tetapi selanjutnya Ander selalu bermain bagus setiap kali dipasang. Entah itu bermain sejak awal atau masuk di tengah pertandingan. Ia selalu berusaha memberikan kontribusi dalam setiap menit ia dimainkan. Masih segar dalam ingatan bagaimana Herrera nyatanya bisa mencetak gol melawan lawan-lawan sulit seperti Liverpool dan Arsenal. Dan salah satu yang paling diingat dari musim lalu adalah asis yang ia berikan untuk gol kemenangan pada menit terakhir di semifinal Piala FA.

Terlebih lagi, Ander tidak pernah berkomentar macam-macam atau mengancam untuk hengkang karena jarang dimainkan. Ini tentu mengingatkan semua penggemar United terhadap sosok Nicky Butt atau Phil Neville yang memiliki kepribadian hampir serupa. Tetap bermain sebaik mungkin dalam setiap peran yang diberikan dan tidak “rewel” karena dicadangkan adalah bukti jika Ander Herrera adalah seorang yang kompetitif. Mantan manajer United, Ron Atkinson, pun dalam beberapa kesempatan mengamini bahwa komponen kompetitif tersebut ada dalam diri Ander Herrera.

Poin lainnya adalah soal kemahiran Ander berbahasa Inggris. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa terkadang pemain asing yang datang ke Inggris dalam kondisi belum bisa berbahasa Inggris. Beberapa manajer dan pelatih cukup mengeluhkan kondisi tersebut karena akan membuat mereka kesulitan memberikan instruksi terkait taktik atau sekadar menjelaskan menu latihan. Beberapa pemain bahkan kabarnya perlu waktu yang sangat lama untuk sekadar bisa berbicara bahasa sehari-hari dalam bahasa Inggris. Kemahiran Ander dalam berbahasa Inggris tentu membuatnya mudah untuk berkomunikasi dengan pemain lain.

Pengalamannya mempelajari dunia jurnalistik pun membuat Ander adalah sosok yang sangat tepat untuk diwawancarai. Jika punya kesempatan, Anda bisa melihat seluruh rekaman wawancara Ander baik eksklusif maupun pascapertandingan. Pemilihan kata, ekspresi, serta intonansi Ander benar-benar berkelas, termasuk ketika diwawancarai pascakekalahan di Derby Manchester pertama Jose Mourinho. Ander tidak segan mengatakan bahwa ia kecewa dengan hasil padahal segala sesuatu rasanya berjalan sesuai rencana. Dan raut muka serta nada bicaranya benar-benar seakan mengatakan bahwa, “ya kami kalah hari ini. tapi kami akan lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya”.

Soal kemampuan teknis, Ander bisa dibilang tidak jauh berbeda dengan kebanyakan gelandang asal Spanyol: Pengoper yang handal, kreatif, dan memiliki visi yang bagus. Tetapi poin-poin di ataslah yang membuat Ander menjadi pemain, bahkan sebenarnya seorang manusia, yang spesial. Dan tentu para penggemar United tidak akan lupa “jasa” Herrera yang berhasil membuat Steven Gerrard keluar dari lapangan di pertandingan terakhirnya.

(Aun Rahman)