Foto: Twitter Squawka.

Ole Gunnar Solskjaer menang lagi. Manchester United ia bawa menang 2-0 di markas Newcastle United di St James Park. Kemenangan ini belum mengangkat posisi mereka, tetapi memperkecil jarak Setan Merah dengan Chelsea menjadi enam poin saja. Peluang United kini terbuka kembali untuk mengacak-ngacak zona empat besar. Sementara itu, Newcastle belum bisa beranjak dari urutan ke-15. Mereka bahkan dipisahkan dua poin saja dari Southampton sebagai penghuni terakhir zona degradasi.

Kuatnya Pertahanan Newcastle Mampu Merusak Taktik United

Salah satu kelebihan Newcastle pada musim ini adalah lini pertahanan mereka yang kuat. Hal ini dibuktikan dengan angka kebobolan mereka yang jauh lebih baik dari United. Bahkan angka clean sheets Martin Dubravka juga lebih banyak dibanding David De Gea. Penjaga gawang timnas Slovakia ini hanya kalah dari Kepa, Ederson, Alisson, dan Lloris dalam hal tidak kebobolan.

Pertahanan mereka pula yang membuat United kacau di babak pertama. Kompaknya defensif mereka membuat United, yang berhasrat bermain seperti era Fergie, justru terlihat mengulang permainan ala Van Gaal dalam 45 menit pertama yaitu oper mengoper tapi sulit memasuki sepertiga akhir.

Di era kepelatihan Solskjaer, United sering memainkan formasi asimetris yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah pemain di salah satu sisi lapangan dan menciptakan situasi overload. Hal ini dilakukan agar tercipta ruang yang kosong pada sisi sebelahnya untuk memulai serangan baru. Dalam tiga laga di bawah Ole, United sering menumpuk pemain mereka di sisi kiri untuk menciptakan ruang kosong di sisi sebelah kanan.

Hal ini yang coba ia ulangi ketika melawan Newcastle. Ole menurunkan Antonio Valencia sebagai wing back untuk mengeksploitasi sisi kanan apabila memiliki ruang yang terbuka lebar. Valencia sendiri punya kecepatan yang sama baiknya dengan Ashley Young dan mempunyai kemampuan menyerang dan bertahan dengan baik.

Akan tetapi, Rafael Benitez mampu meredam taktik tersebut dengan baik. Situasi overload di sisi kiri memang tidak bisa diatasi oleh mereka, namun para pemain yang berada di sisi kiri pertahanan Newcastle bermain disiplin dan tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi di sisi kanan. Paul Dummett tampil disiplin. Posisi Dummett dibantu oleh Matt Ritchie yang dalam beberapa pertandingan terakhir ditempatkan sebagai bek sayap kiri. Hal ini yang membuat Valencia tidak bisa naik membantu serangan sekaligus membuat serangan United menjadi monoton. Hampir 60% serangan United terpaku di sisi kiri.

Formasi ini sebenarnya bisa dibongkar apabila United punya pemain yang bisa bergerak melebar. Akan tetapi pada pertandingan ini Ole memainkan Juan Mata yang alih-alih bermain melebar, ia justru gemar masuk ke dalam karena nalurinya sebagai seorang gelandang serang. Saat Mata melakukan cut inside, sisi kanan hanya berisi Valencia seorang yang harus menghadapi Dumett dan Ritchie sendirian.

Usaha ini sempat dilakukan oleh Marcus Rashford yang mencoba untuk melebar beberapa kali. Akan tetapi, Rashford mendapat penjagaan ketat dari Jamaal Lascelles. Ia tidak segan menabrakkan dirinya untuk menjatuhkan Rashford yang bertubuh lebih kurus dibanding Lascelles. Penjagaan Lascelles baru mengendur setelah ia menerima kartu kuning.

Parahnya Kualitas Lini Depan Newcastle

Tuan rumah sebenarnya punya beberapa peluang emas yang seharusnya bisa membuat mereka unggul. Meski dua fullback mereka jarang untuk naik, Newcastle memanfaatkan kecepatan seorang Christian Atsu untuk mengacak-ngacak pertahanan United.

Cara menyerang Newcastle pun tergolong unik. Bola sebisa mungkin ditempatkan di belakang kepala para pemain United yang masih gampang panik. Peluang pertama Atsu hadir dari kesalahan komunikasi diantara Herrera, Valencia, dan Lindelof. Phil Jones bahkan nyaris membuat kesalahan konyol saat bola yang dalam penguasaannya lepas ke kaki Rondon. Newcastle sebenarnya memiliki peluang yang tidak kalah banyaknya dibanding United. Mereka membuat 14 tembakan berbanding 16 milik United. Akan tetapi, tidak ada satupun yang bisa menjadi gol.

Penyelesaian akhir Newcastle memang sangat buruk. Inilah alasan mengapa mereka baru mencetak 15 gol saja pada musim ini. Hanya tiga tembakan saja yang mengarah ke De Gea dan itupun tidak terlalu membahayakan karena dieksekusi dengan terburu-buru.

Selain penyelesaian akhir buruk, penampilan baik ditunjukkan duet Jones dan Lindelof. Mereka menghalau segala bola-bola kiriman yang datang ke kotak penalti mereka. Kombinasi keduanya menghasilkan 13 sapuan dan 11 kali memenangi duel udara. United juga bertahan dengan garis pertahanan rendah dan menutup ruang para pemain Newcastle melalui zonal marking yang sulit ditembus.

***

Pada akhirnya United juga yang meraih tiga poin. Mengetahui lini depannya tidak bisa menembus rapatnya pertahanan tuan rumah, Ole memainkan Romelu Lukaku dan Alexi Sanchez untuk menggantikan Anthony Martial dan Juan Mata. Masuknya dua pemain ini membuat lini depan menjadi lebih cair karena bersama Rashford, ketiga pemain ini mampu bermain di posisi manapun di lini depan.

United juga ditolong oleh kesalahan Martin Dubravka dalam mengantisipasi sepakan bebas Rashford. Gol ini yang membuat para pemain Newcastle mulai berani keluar menyerang dan meninggalkan celah besar yang sukses dieksploitasi oleh tiga pemain depan United untuk membuat gol kedua yang dicetak oleh Rashford.