Manchester United kembali ke jalur kemenangan setelah dua kali menelan kekalahan. Pada lanjutan Premier League pekan ke-34, Setan Merah meraih tiga poin atas tamunya yaitu West Ham United. Namun dalam pertandingan ini, United kembali tidak mencerminkan permainan yang atraktif dan menghibur. Mereka lagi-lagi berada di bawah tekanan lawannya.

***

Dengan jujur, Ole Gunnar solskjaer berkata kalau United hanya menang beruntung. Ia hanya berharap kemenangan pada pertandingan ini bisa menjadi modal bagus untuk membawa timnya mengakhiri kompetisi di empat besar. Dengan finis di zona Champions, para penggemar bisa melupakan penampilan buruk mereka pada hari Sabtu (13/4) kemarin.

“Saya setuju kalau mereka bermain lebih baik dari kami. Namun jika kami bisa mengamankan posisi empat besar, maka tidak ada lagi yang mengingat penampilan buruk kami hari ini. Kami beruntung dapat menyimpan pemain untuk laga tengah pekan nanti di Camp Nou. Kami harus meningkatkan penampilan kami di Camp Nou karena kalau bermain seperti ini kami berada dalam masalah,” kata Solskjaer selepas laga.

Sebenarnya, Solskjaer tidak terlalu banyak menyimpan pemain. Hanya Ashley Young dan Luke Shaw saja yang tidak dibawa pada pertandingan kemarin. Namun absennya dua fullback Inggris tersebut lebih disebabkan karena akumulasi kartu dan bukan karena sengaja diistirahatkan. Ole bahkan masih membawa Scott McTominay, Marcus Rashford, dan Victor Lindelof di bangku cadangan. Sebuah bukti kalau Ole masih butuh pemain terbaiknya.

Beberapa rotasi dibuat olehnya dengan memainkan Dalot dan Marcos Rojo sebagai bek sayap. Fred berduet dengan Pogba sebagai double pivot. Tiga pemain yaitu Mata, Martial, dan Lingard bermain di belakang Romelu Lukaku yang diplot sebagai penyerang tunggal. Namun, mereka tetap tida bisa menyerang dengan baik. Yang mengejutkan, tim tamu bahkan beberapa kali sanggup merepotkan mereka.

Masalah Sama yang Kembali Terulang

United turun dengan formasi 4-2-3-1. Namun saat pertandingan berjalan, posisi para pemain akan membentuk pola 4-2-2-1-1. Martial akan berada di half space kiri. Sedangkan sisi kanan dibiarkan kosong untuk memberikan kesempatan Dalot melakukan overlap. Mata dan Lingard akan mensuplai bola dari tengah.

Akan tetapi, taktik ini justru tidak berjalan dengan baik. United selalu mengalami kebuntuan dalam mengirimkan bola ke sepertiga akhir pertahanan West Ham. Dilansir dari Whoscored, hanya ada 128 umpan yang coba dikirimkan ke wilayah pertahanan Hammers. Sementara West Ham melakukan percobaan 175 umpan di lini belakang United.

Akurasi umpan pemain United juga bermasalah. Dari 374 umpan yang mereka hasilkan, hanya 76% saja yang menemui sasaran. Sementara West Ham lagi-lagi menunjukkan angka yang lebih baik dari United yaitu 80%. Buruknya akurasi umpan pemain United dikarenakan dua hal yaitu cara melepaskan umpan mereka yang sangat terburu-buru serta salah pengertian yang terjadi diantara mereka.

Selain itu, kengototan United menyerang dari sisi kiri justru membuat serangan mereka menjadi mudah terbaca. Anthony Martial tidak maksimal di sisi kiri untuk memecah rapatnya penjagaan Pablo Zabaleta yang bermain sangat baik. Ia menjadi pemain United yang paling sering kehilangan bola dalam pertandingan kemarin (7 kali). Ia punya dua kesempatan untuk mencetak gol karena mendapat ruang tembak luas tapi keduanya gagal ia eksekusi dengan baik.

Kebiasaan mantan pemain Monaco ini dalam mengandalkan skill individu yaitu dengan melakukan satu hingga dua kali dribel lalu melakukan penetrasi, justru merusak ritme permainan United sendiri yang di era kepelatihan Ole kerap mengandalkan sisi kiri penyerangan timnya. Hal ini ditambah dengan garis pertahanan rendah para pemain West Ham yang dikomandoi oleh Mark Noble dan Declan Rice sehingga serangan United kerap putus bahkan sebelum masuk ke kotak penalti West Ham. Hal ini juga tidak lepas dari buruknya akurasi dan passing range pemain United.

Dalam beberapa pertandingan terakhir United begitu bermasalah dari segi kreativitas. Lini tengah kerap tidak bisa menjadi distributor bola yang baik untuk lini depan. Tidak hanya itu, tiga pemain depan juga tidak bisa berkolaborasi dengan baik. Tentu sebuah keanehan karena di awal-awal kedatangan Ole, 11 pemain inti United semuanya bisa bersinergi dengan baik dan bermain seperti yang diinginkan pendukungnya.

Celah yang Dieksploitasi Pemain West Ham

Buruknya koordinasi permainan United, yang menurut @utdarena kerap kehilangan penguasaan bola setiap 39 detik, memberikan kesempatan bagi tamu untuk menekan mereka melalui serangan balik. West Ham mencoba untuk berkonsentarsi memulai build-up dari sisi sayap yang diakhiri dengan umpan silang yang diarahkan ke kotak kecil di area gawang. Cara ini juga dilakukan ketika mereka mendapat sepak pojok.

Mereka mengeskploitasi sisi sayap yang dijaga Dalot dan Marcos Rojo. Di sisi kanan, Dalot tidak mempunyai aksi defensif yang baik dan beberapa kali tidak bisa mengawal pergerakan Arthur Masuaku. Sementara di sisi kiri, Rojo tidak pandai dalam membaca pergerakan pemain tanpa bola yang ditambah dengan kondisi tubuhnya yang tidak fit.

West Ham yang mengeskploitasi sisi sayap dan half-space United tercermin dalam gol mereka. Pada saat itu, Lanzini mendapat bola dari Snodgrass di sisi Dalot. Di sisi kanan United ada Dalot, Smalling, dan Fred yang berada di half-space. Bola dikirimkan Lanzini ke sisi tiang jauh kepada Felipe Anderson. Di situ ada Jones dan Rojo, tapi keduanya tidak mencoba memenangi duel udara, menjaga Hernandez dan Anderson, maupun menutup tembakan. Sehingga Anderson dengan mudah membobol gawang De Gea.

Bahkan West Ham layak mendapatkan satu poin jika gol Anderson pada babak pertama tidak dianulir wasit Mike Jones. Mantan pemain Lazio tersebut dianggap offside meski dalam tayangan ulang, Anderson sejajar dengan Dalot yang terlambat membuat jebaka offside.

Paul Pogba Menyelamatkan United

Pada akhirnya, United harus berterima kasih kepada Paul Pogba. Meski selama 90 menit penampilannya tidak terlalu istimewa, namun dua penalti yang ia eksekusi dengan baik memberikan tiga poin bagi Setan Merah untuk terus menjaga asa ke empat besar. Pogba juga mengakui kalau timnya tidak bermain baik pada pertandingan ini.

Berkat dua golnya, Pogba menjadi pemain tersubur United pada musim ini dengan 16 gol. Dengan tambahan 11 asis, maka Pogba musim ini sudah terlibat dalam 27 gol Setan Merah pada musim ini. 16 diantaranya dibuat di era Ole Gunnar Solskjaer.

Sementara West Ham sangat sulit untuk menerima hasil ini karena mereka bermain jauh lebih baik dari tuan rumah. Michael Antonio yang dua peluangnya digagalkan mistar dan David De Gea, tidak percaya kalau timnya akan kalah. Hal serupa juga disampaikan Manuel Pellegrini yang merasa timnya bisa meraih satu poin jika VAR sudah digunakan. Meski begitu, keduanya tetap puas dengan permainan mereka yang bisa merepotkan United.

Sementara bagi tuan rumah, mereka lagi-lagi punya PR besar yaitu mengembalikan kepercayaan diri para pemain agar bisa bermain bagus layaknya di awal-awal masuknya Ole sebagai manajer. Dalam beberapa pertandingan terakhir, taktik mereka cukup mudah terbaca dan para pemain depan yang sebelumnya menjadi tumpuan justru mengalami penurunan performa.

Begitu juga di lini belakang. Menjelang akhir musim, gawang United jadi lebih rentan untuk kebobolan. 44 gol yang bersarang ke gawang David De Gea adalah catatan terburuk United sejak musim 2001/2002 (45 gol). Bahkan angka kebobolan di era David Moyes masih lebih baik dibanding musim ini. Mengingat United masih punya lima pertandingan lagi di liga, maka peluang United untuk memecahkan rekor angka kebobolan terbanyak mereka sepanjang sejarah Premier League terbuka lebar. Tentu bukan rekor yang bagus bagi sebuah kesebelasan yang di awal musim ngotot untuk tidak membeli pemain belakang baru.