Foto: Twitter Manchester United.

Para penggemar Manchester United begitu yakin kalau tim kesayangannya sudah bangkit setelah meraih kemenangan 2-1 melawan Chelsea beberapa waktu lalu. Namun tidak butuh waktu lama, mereka hanya perlu tiga hari untuk kembali menjejakkan kaki mereka di tanah.

Pada pekan ke-11 Premier League, Setan Merah takluk dengan skor 1-0 dari tuan rumah Bournemouth. Gol semata wayang dari Joshua King jelang babak pertama berakhir menjadi pembeda dari laga yang diwarnai hujan dan angin kencang tersebut. Hasil ini membuat Bournemouth untuk sementara berada pada urutan ketujuh, sedangkan kekalahan ini membuat United kembali keluar dari 10 teratas dan menjauhkan jarak mereka dengan posisi empat.

Bagi United, catatan tiga kemenangan, empat hasil imbang, dan empat kekalahan merupakan rekor terburuk mereka sejak 1990.

Pada pertandingan ini, United bermain cenderung biasa saja, jika tidak ingin dikatakan buruk. Meski Ole Gunnar Solskjaer memainkan skuad yang sama seperti kala mereka mengalahkan Norwich, namun 11 pemain yang berada di atas lapangan tidak menunjukkan penampilan layaknya ketika mereka mengalahkan The Canaries. Mereka lagi-lagi bermain tanpa kreativitas dan tanpa adanya hasrat untuk meraih kemenangan.

Samuel Luckhurst, jurnalis dari Manchester Evening News, mempertanyakan mentalitas dan konsistensi bermain United yang berubah 180 derajat setelah begitu baik dalam empat laga sebelumnya. Samuel berkomentar, mentalitas United yang merasa kalau mereka tidak diunggulkan, justru bekerja dengan baik ketika menghadapi tim-tim besar. Ajaibnya, ketika berjumpa dengan lawan seperti Newcastle United, West Ham United, dan Bournemouth, mereka justru tidak bisa mencetak gol.

Kata Samuel, kemudian, beberapa pemain yang sebelumnya tampil heroik macam Andreas Pereira kembali bermain buruk. “Pereira kembali ke mode normalnya minggu ini. Berusaha, tapi dia tidak pernah menjadi playmaker yang baik (Lingard pun tidak). Pereira selalu bermain baik ketika MU justru sedang tidak menguasai bola,” imbuh Samuel.

Tiga poin yang diraih Bournemouth juga tidak menunjukkan kalau mereka bermain bagus. Dalam 8 menit pertama, United yang jauh lebih banyak mengancam gawang mereka. Bahkan peluang berbahaya jauh lebih banyak didapat United melalui sepakan Andreas Pereira dan Daniel James. Namun setelah ancaman James, Setan Merah tidak lagi mendapat peluang emas sampai Andreas dan Mason Greenwood mengancam gawang Aaron Ramsdale pada babak kedua.

Ketika half time, expected goals United dan Bournemouth sebenarnya tidak menyentuh angka 1. United hanya punya 0,36 sementara Bournemouth 0,92. Kedua kesebelasan sama-sama kesulitan membongkar lini belakang masing-masing lawannya. Namun United bermain jauh lebih buruk dibanding lawannya tersebut.

Sudah sulit membongkar lini belakang lawan, mereka justru membuat kesalahan. Kesalahan ini yang kemudian dimaksimalkan betul oleh Bournemouth untuk membuat gol. Di kotak kecil, Joshua King membuat tiga pemain belakang terbaik MU kebingungan dalam melakukan marking. AWB tidak bisa membuat tekel mengingat space yang dimiliki cenderung sempit. Sebaliknya, Lindelof dan Maguire hanya bisa menunggu apa yang akan dilakukan AWB ketimbang memberi gangguan kepada King.

Pada babak kedua, United justru bermain semakin buruk. Scott McTominay lebih sering kalah duel. Akurasi umpannya pun tidak seperti biasanya yang menyentuh hingga 80%. Kali ini, ia hanya memiliki akurasi umpan 64% saja. Namun itu juga ada andil dari permainan lini belakang dan tengah Bournemouth yang tampil cukup bagus.

Saat serangan United mulai menurun secara drastis, Bournemouth justru lebih sering mengancam dan bisa meningkatkan peluang gol mereka melalui Harry Wilson dan Callum Wilson. Di sisi lain, United tidak mendapatkan banyak perubahan yang signifikan meski telah menambah opsi pemain menyerang dalam diri Lingard, Brandon Williams, dan Greenwood.

Solskjaer pun sempat memberikan instruksi melalui Jesse Lingard berupa potongan kertas. Namun selepas memberikan kertas tersebut, satu-satunya ancaman hanya muncul dari sepakan Mason Greenwood yang membentur tiang. Selebihnya, tidak ada yang berubah kecuali pertukaran posisi antara Brandon Williams dan Ashley Young. Mereka tetap kesulitan menembus blok rendah dan permainan baik lini belakang dan lini tengah dari tuan rumah.

“Ole Gunnar Solskjaer menyerahkan kertas kepada Jesse Lingard yang nampaknya sia-sia. Mereka mengalami masalah dalam menyampaikan pesan mereka di United,” tutur Samuel.

***

Tim-tim dengan blok rendah kembali menjadi sandungan bagi MU. Itulah kunci kemenangan Bournemouth kemarin. Permainan solid lini belakang yang didukung dengan bagusnya penampilan Jefferson Lerma dan Phillip Biling sukses mematikan kreativitas pemain United. Didukung pula dengan kesalahan pemain belakang United dalam proses gol satu-satunya Bournemouth.

Namun menyalahkan blok rendah sebagai alasan kekalahan terkesan tidak proporsional. Bournemouth jelas punya strateginya sendiri. Tugas United adalah mencari cara untuk mengalahkan strategi mereka. Ketika Kesulitan mengatasi permainan tim-tim dengan blok rendah terus terulang, maka ada yang salah dari segi strategi dan formasi yang diberikan manajer kepada para pemainnya.

Itulah yang sedang dialami Setan Merah saat ini. Solskjaer nampaknya masih kesulitan dengan formasi dan strategi yang dimainkan para pemainnya. Ia kembali menggunakan 4-2-3-1 yang ternyata tidak bisa dijalankan dengan baik oleh para pemain-pemainnya. Tugas berat bagi Solskjaer untuk membuat pemain MU bisa bermain mengikuti pola reaktif yang menjadi andalannya.

Selain itu, para pemain MU masih gemar melakukan kesalahan-kesalahan yang bisa merugikan timnya. Empat laga terakhir, empat gol United yang bersarang ke gawang hadir karena buruknya koordinasi pertahanan mereka.