Foto: Squawka.com

Manchester United kembali menang telak. Walaupun belum mengangkat posisi di klasemen sementara, namun tidak sulit untuk mengucapkan kalau ada perbedaan besar dari gaya permainan United di bawah kendali Ole Gunnar Solskjaer dibandingkan dengan era kepelatihan Jose Mourinho. Dan salah satu perbedaan paling mencolok adalah penampilan seorang Paul Pogba.

Tanpa mengecilkan peran 13 pemain lainnya (termasuk Eric Bailly), Pogba memang tampil memukau. Dalam tiga pertandingan terakhir United, dialah inspirator yang membuat nama Ole Gunnar Solskjaer kini setara dengan Sir Matt Busby dan Jose Mourinho sekaligus membuat label virus kini melekat kepada Mourinho yang disalahkan atas penampilan buruk Pogba sebelumnya.

“Ada perbedaan yang terihat jelas. Kami tetap meraih kemenangan bersama manajer yang lama. Tapi ada perbedaan dari segi gaya permainan. Kami menjadi lebih menyerang dan membuat lebih banyak peluang. Itulah cara kami bermain seharusnya, kami harus menyerang dan manajer juga ingin kami tampil menyerang,” ujar Pogba selepas pertandingan.

Sepakbola “senang-senang” ala Solskjaer memberikan dampak besar bagi permainan sekaligus peran Pogba di atas lapangan. Sejak dipegang Solskjaer, Pogba membuat 8 peluang, 6 tekel sukses, 4 intersep, 4 dribel sukses, 4 gol, dan 3 asis. Dua gol dan satu asis terbarunya dibuat pada laga kemarin melawan Bournemouth. Jumlah umpannya pun dalam tiga pertandingan terakhir nyaris menyentuh 100 umpan. Sesuatu yang menegaskan United begitu membutuhkan kreativitas gelandang Prancis ini.

“Pada babak pertama, kami bermain dengan penuh energi. Kami mengelola laga dengan baik. Penampilan para gelandang kami begitu memukau. Satu sentuhan, operan, dan terus bergerak, dia juga tidak melakukan trik-trik tidak perlu. Paul Pogba tahu dia akan tampil baik jika kami bermain seperti tadi,” kata Solskjaer.

Gemilangnya Pogba juga meningkatkan produktivitas United. Kini, Setan Merah sudah mencetak 42 gol dari 20 pertandingan. Jumlah gol mereka kini jauh lebih baik dari Chelsea dan hanya berselisih satu dan dua gol saja dari Arsenal dan Tottenham Hotspur. Mereka berada di peringkat kelima tim dengan produktivitas terbaik pada musim ini.

Tuan rumah langsung menggebrak ketika laga baru berjalan lima menit. Dengan gesit, Pogba membaca umpan Marcus Rashford yang sukses melewati dua pemain lawan. Akan tetapi, selepas gol ini penampilan Bournemouth justru lebih berbahaya. Memanfaatkan kecepatan David Brooks dan Joshua King, mereka beberapa kali sukse membahayakan gawang David De Gea.

Beruntung bagi United, Pogba kembali menggandakan keunggulan. Lagi-lagi nalurinya yang membantu tim unggul dua gol. Ia berhasil terbang lebih tinggi dari Asmir Begovic untuk menyambut umpan lambung Ander Herrera. Permainan cantik United kemudian membuahkan gol ketiga melalui sontekan pelan Marcus Rashford yang lagi-lagi berasal dari umpan silang di sisi kanan penyerangan.

Rapuhnya sisi kiri pertahanan Bournemouth juga dikarenakan eksperimen Eddie Howe yang gagal. Ia memainkan tiga bek yang salah satunya diiisi oleh Charlie Daniels yang berposisi asli sebagai bek sayap kiri. Maksud Howe memainkan Daniel pada posisi tersebut adalah untuk meredam Marcus Rashford. Sayang, eksperimennya tidak berjalan hingga harus kebobolan tiga gol dalam 45 menit pertama.

Akan tetapi, United kembali menunjukkan kelemahan mereka dalam lini pertahanan. Lagi-lagi mereka kebobolan melalui situasi bola mati. Hal ini juga dikarenakan kejeniusan David Brooks yang sukses melepaskan bola di tengah tekanan para pemain United yang bisa disambut Nathan Ake.

Pada babak kedua, Pogba lebih banyak bergerak di area half space sebelah kiri alih-alih ikut masuk ke kotak penalti layaknya babak pertama. Berka taktik tersebut, sisi kiri United menjadi dominan (49%) dibanding lini tengah dan sisi kanan. Selain itu, dominannya Pogba juga dikarenakan serangan Bournemouth yang semakin masif karena mereka mulai menaikkan zona defensif mereka. Apalagi ketika United sudah kehilangan Eric Bailly karena kartu merah yang tidak perlu setelah menerjang Ryan Fraser.

Meski sedikit mengendur, namun United bisa menambah satu gol lagi melalui Romelu Lukaku. Lagi-lagi kreasi dari Paul Pogba di sisi kiri. Meski berbau offside, namun asisten wasit tetap mensahkan gol tersebut dan membuat United melaju nyaman dengan kemenangan 4-1.

Torehan 12 gol dari tiga pertandingan adalah yang terbaik dari United sejak Desember 2011. Ketika itu mereka melakukannya ke gawang Fulham (5-0), Wigan (5-0), dan Blackburn Rovers (2-3). Setelah mencetak 12 gol tersebut, United justru dibungkam oleh Newcastle United dengan skor telak 3-0 di St James Park. United tentu tidak mau mengulang torehan kelam tujuh tahun lalu ketika mereka menghadapi lawan yang sama di tempat yang sama pada Kamis dini hari nanti.