Manchester United mengawali petualangannya di 16 besar Liga Champions dengan kurang mulus. Menghadapi Sevilla di Ramon Sanchez Pizjuan, mereka hanya bermain imbang tanpa gol. Hasil ini membuat United menjadi satu-satunya wakil Inggris yang tidak bisa mencetak gol di fase gugur.

Akan tetapi, hasil ini setidaknya masih membukan jalan MU ke babak perempat final. Mereka hanya butuh kemenangan tipis pada leg kedua nanti yang akan dilangsungkan Maret mendatang.

Susunan Pemain

Sama seperti pekan-pekan sebelumnya, Mou kembali mengungkapkan kalau Pogba akan dimainkan sejak awal. Akan tetapi, sejam sebelum laga Mou kembali mencadangkan Pogba dan memainkan Ander Herrera yang baru sembuh cedera. Trio di lini depan masih diisi oleh Mata, Sanchez, dan Lukaku.

Hal yang menarik justru dilakukan oleh Vicenzo Montella. Secara mengejutkan, ia memilih mencadangkan top skor mereka Wissam Ben Yedder dan lebih memilih menempatkan Luis Muriel di depan. Ever Banega yang diragukan tampil, bisa bermain mengisi lini tengah Rojiblancos.

Taktik Mourinho yang tak berjalan sukses

Hasil imbang mungkin bisa diterima oleh Jose Mourinho karena pada leg kedua nanti timnya lebih difavoritkan untuk menang. Akan tetapi, ia sebenarnya tidak hanya menginginkan hasil “tidak kalah” melainkan juga mendapat gol tandang.

Maka dari itu, Mou kembali memainkan taktik serupa seperti ketika mengalahkan Huddersfield di Piala FA. United bermain lebih menunggu sembari mencari celah yang dibuat oleh para pemain belakang lawan yang bisa memudahkan Alexis dan Juan Mata membangun serangan balik.

Keberadaan tiga deep lying midfielder (Matic-Herrera-McTominay) diharapkan bisa memutus aliran bola dari Ever Banega ke pemain depan mereka. Wilayah main mereka yang tidak terpusat di satu posisi diharapkan bisa mengganggu lini tengah Sevilla.

Hanya saja Mou mungkin tidak menyadari kalau lawan yang mereka hadapi adalah juara lima kali Europa League dan bukan tim semenjana liga primer macam Huddersfield. Taktik yang digunakan pun dipakai dalam ajang sebesar Liga Champions. Ajang yang butuh lebih dari sekedar satu taktik untuk meraih kesuksesan.

Sepanjang laga United kewalahan menghadapi tekanan para pemain Sevilla ketika menguasai bola. Beberapa kali United gagal membuat serangan karena selalu terputus sebelum memasuki kotak penalti tuan rumah. Dikutip dari Whoscored, United kehilangan penguasaan bola sebanyak 31 kali dimana 30 diantaranya terjadi sebelum mereka memasuki kotak penalti Sergio Rico.

Setan Merah sebenarnya bisa keluar dari tekanan tuan rumah ketika Ander Herrera mulai berani membantu serangan bersama Scott McTominay. Akan tetapi, ia justru mengalami cedera sehingga memaksanya keluar pada menit 17.

Posisi Herrera kemudian digantikan Paul Pogba. Akan tetapi, keberadaannya justru tidak banyak membantu lini tengah ataupun lini depan United. Pogba malah gampang sekali kehilangan bola. Transisi bertahan yang buruk membuat lini tengah United menjadi lebih longgar dan didominasi oleh Sevilla sepanjang 90 menit pertandingan. Sosok Fellaini mungkin akan lebih berguna dibandingkan Pogba jika melihat tekanan Sevilla di laga tersebut.

Tidak hanya United, Sevilla pun bermasalah

Sevilla memang mendominasi secara penuh pertandingan kemarin. Akan tetapi, mereka juga mempunyai masalah sehingga beberapa kali serangan mereka mentah oleh pemain bertahan United.

Keberadaan empat pemain belakang Setan Merah ditambah Nemanja Matic dan Scott McTominay sempat membuat para pemain Sevilla frustrasi. Beberapa kali Joaquin Correa dkk memilih melepaskan sepakan langsung jarak jauh yang tidak akurat.

Apresiasi juga patut diberikan kepada kombinasi Victor Lindelof dan Chris Smalling. Keduanya bermain cukup baik meski sempat melakukan eror dalam peluang sundulan Luis Muriel. Baik Smalling dan Lindelof total membuat 11 sapuan dan sembilan blok. Smalling bahkan melakukan blok krusial ketika menahan sepakan jarak dekat Sandro Ramirez.

Puja puji untuk De Gea

Lagi-lagi Manchester United berterima kasih kepada David De Gea. Dalam laga ini, Dave membuat delapan penyelamatan. Dua save krusialnya terjadi ketika menahan sundulan Steven N’Zonzi dan Luis Muriel pada babak pertama.

Hasil 0-0 ini membuat De Gea sudah mengumpulkan 19 kali clean sheet musim ini yang merupakan jumlah terbanyak dari seluruh penjaga gawang di liga top Eropa. Ini juga menjadi clean sheet nya yang kesembilan dari 11 pertandingan terakhir.

Jumlah delapan penyelamatan dalam satu laga di Liga Champions pun menyamain catatan yang dibuat pendahulunya Edwin Van der Sar pada 2011. Menariknya, kedua catatan tersebut dibuat saat melawan klub-klub Spanyol. De Gea melakukannya ketika melawan Sevilla sementara VDS melakukannya ketika bertemu Barcelona.