Liverpool harus merasakan tampuk posisi kedua klasemen sementara Premier League selama 53 jam saja. Hal itu disebabkan United kembali meraih kemenangan pada pekan ke-29 Premier League musim 2017/2018. Dalam laga menghadapi Crystal Palace, Setan Merah menang dramatis dengan skor 3-2.

Tuan rumah sempat unggul dua gol terlebih dahulu melalui Andros Townsend dan Patrick Van Aanholt. United kemudian baru menyengat dengan mencetak tiga gol dalam setengah jam terakhir melalui Chris Smalling, Romelu Lukaku, dan tendangan spekulatif Nemanja Matic. Ini adalah kemenangan pertama United setelah tertinggal dua gol terlebih dahulu sejak laga melawan Hull City pada Desember 2013 lalu yang juga dihiasi gol tendangan voli Wayne Rooney.

Susunan Pemain

United kembali memainkan skema yang sama seperti ketika mereka mengalahkan Chelsea. Hanya satu pengubahan yang di lakukan Jose Mourinho yaitu mengganti Anthony Martial yang cedera ringan dengan Jesse Lingard. Posisi gelandang pun diisi oleh tiga pemain yang memiliki tipe hampir mirip yaitu Matic, McTominay, dan Paul Pogba.

Sementara itu, Roy Hodgson beruntung bisa memainkan Martin Kelly dan Jefrey Schllup. Dua pemain ini sebenarnya diragukan untuk tampil beserta 11 pemain lainnya yang absen termasuk Timothy Fosu Mensah yang tidak bisa dimainkan karena klausul kontraknya yang melarang Timbo bermain melawan United.

Sayap-Sayap yang Menyulitkan Lini Pertahanan United

Setan Merah memulai laga ini dengan sangat buruk. Mereka tertekan ketika menguasai bola dikarenakan seringnya tekanan yang dilakukan para pemain tengah Palace ketika United mulai memasuki lini belakang The Eagles. Palace sendiri lebih memilih bermain dengan garis petahanan rendah untuk menjaga lini tengah mereka tetap solid.

Hal ini terbilang efektif mengingat United dibuat tidak nyaman ketika membangun serangan. Sanchez empat kali salah posisi pada babak pertama. Umpan-umpannya pun lebih sering salah ketimbang akurat. Bermain dari sayap pun tidak efektif. Mereka hanya bisa empat kali melepaskan umpan silang yang semuanya tidak akurat.

Kelemahan United ini dimanfaatkan dengan baik oleh Palace dengan mengeskploitasi sisi sayap United yang terbilang lemah saat melakukan transisi dari menyerang ke bertahan, Aron Wan Bisaka dan Patrick Van Aanholt yang memiliki kecepatan berhasil membantu kerja Andros Townsend dan Jefrey Schllup dengan baik.

Proses dua gol Palace terlihat dari gamangnya para pemain belakang United dalam melakukan penjagaan. Para pemain United hanya berjalan saat Townsend bisa melepas tembakan tanpa penjagaan. Pada proses gol kedua disebabkan oleh lini belakang United terutama Valencia yang tidak peka membaca pergerakan Van Aanholt.

Baik Van Aanholt dan Wan Bisaka bermain layaknya pendulum dalam skema ala Roy Hodgson dini hari kemarin. Saat Palace menyerang dari sisi kanan yang ditempati Wan Bisaka maka Van Aanholt dan Townsend mundur ke garis tengah, begitu juga sebaliknya. Hal ini efektif untuk mengeskploitasi sisi sayap MU.

Wan Bisaka bisa dibilang adalah pemain terbaik milik Palace. Ia membuat 4 umpan silang serta berkontribusi dalam 4 intersep, 5 sapuan dan 4 blok. Beberapa kali ia memenangi duel melawan Alexis Sanchez yang begitu rapuh di 45 menit pertama.

Spekulasi Berani yang Terbayar dengan Kemenangan

Sebelum United tertinggal 2-0, Mou sempat menarik Scott McTominay yang tidak efektif dan menggantinya dengan Marcus Rashford. Hal ini bertujuan untuk menambah tekanan dari sisi sayap yang kerap kalah jumlah saat berduel dengan Wan Bisaka dan Van Aanholt.

Taktik United sendiri berubah pada babak kedua. United jauh lebih dinamis setelah memasukkan Rashford. Valencia pun mulai berani naik dan lebih tenang ketika menguasai bola. Proses gol pertama United berasal dari asis mantan pemain Wigan tersebut yang dikonversi menjadi gol lewat kepala Chris Smalling.

Dalam konferensi pers pasca laga, Mou mulai meyakini kalau timnya bisa meraih kemenangan pasca mencetak satu gol. Hal ini kemudian membuat Jose mengubah formasinya dengan sangat berani di sisa babak kedua.

Dua wing back United (Young dan Valencia) ditarik untuk mengakomodasi Juan Mata dan Luke Shaw, dua pemain yang punya mobilitas tinggi dan tidak kaku seperti Young dan Valencia. Hal ini membuat United hanya punya tiga pemain bertahan murni saja yaitu kedua bek tengah mereka serta Luke Shaw.

Jesse Lingard pun dipaksa menjadi bek kanan dadakan. Entah beruntung atau memang ia mampu, namun yang pasti Lingard bermain lumayan apik jika tidak ingin dibilang sangat baik. Van Aanholt yang mulai mengendurkan serangan mulai tertekan karena Lingard, Mata, serta sesekali dibantu Lukaku mulai berani memainkan bola-bola pendek yang mengacaukan fokus lini belakang Palace.

Cepatnya permainan United pasca gol Smalling membuat beberapa kali lini belakang Palace tidak siap menerima serangan MU. United yang hanya membuat dua tembakan ke gawang yang merupakan angka terendah dari sebuah tim yang bermain melawan Palace, justru membuat 15 tembakan di babak kedua yang merupakan angka tertinggi dari sebuah tim yang bertandang ke Selhurst Park.

Mou juga terbantu dengan sedikitnya pemain yang dimiliki Palace. Hodgson tidak memiliki sosok pemain alternatif di bangku cadangan dan hanya melakukan satu pergantian yaitu masuknya Jairo Riedewald yang aslinya adalah pemain berkarakter defensif.

Pekan Depan Dimulai dari Plus Dua

Sempat terpikir akan mendapat hasil imbang, United kemudian mendapat gol dramatis melalui keputusan berani Nemanja Matic menendang bola dari luar kotak penalti. Inilah gol ke-11 United dari luar kotak di musim ini yang merupakan angka tertinggi bersama dengan Manchester City.

Kemenangan ini membuat United kembali ke peringkat dua dengan 62 poin berselisih dua dari Liverpool. Pekan depan akan menjadi laga yang sangat menarik karena akan mempertemukan kedua kesebelasan di stadion Old Trafford.