Setelah menunggu selama 232 hari, Manchester United akhirnya meraih kemenangan di laga tandang. Menghadapi FK Partizan, Setan Merah menang tipis 1-0 melalui gol penalti Anthony Martial.

Hasil ini cukup untuk membawa MU kembali ke puncak klasemen dengan nilai tujuh. Namun secara penampilan, mereka belum menunjukkan permainan yang menarik. Berikut adalah tiga hal menarik dari laga yang menjadi debut pertama seorang James Garner sebagai starter.

Lini Tengah dan Depan Masih Payah

Tiga poin memang bisa diraih MU. Namun melihat performa mereka pada pertandingan tersebut, tim ini nampaknya belum banyak menunjukkan perbaikan. Khususnya di lini depan.

Dengan formasi 3-1-4-2, MU sebenarnya punya keuntungan dengan jumlah pemain menyerang mereka yang cukup banyak yaitu enam pemain. Akan tetapi, taktik ini tidak berjalan begitu efektif. Juan Mata dan Jesse Lingard yang dimainkan sebagai gelandang serang nampak tidak bisa lagi mengeluarkan kreativitasnya untuk menyerang melalui lini tengah. Kedua pemain ini lebih banyak memberikan bola ke samping untuk memecah lini belakang Partizan seperti dalam proses penalti yang didapat MU.

Ketidak mampuan duet Mata dan Lingard untuk memainkan perannya memaksa Marcos Rojo dan Harry Maguire beberapa kali memberikan bola direct langsung ke sisi sayap karena serangan mereka terus mengalami kebuntuan jika memaksa build up dari belakang.

Imbas dari buruknya lini tengah MU adalah lini depan mereka yang kembali tidak tajam. Jika penalti Martial tidak dihitung, maka dalam dua match beruntun Europa League mereka gagal membuat satu sepakan on target dari open play. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, mereka hanya menciptakan lima shoot on target dari empat laga terakhirnya. Dengan kata lain, MU hanya punya satu tembakan ke gawang per pertandingan atau bahkan bisa tanpa shoot on target sama sekali.

Terima Kasih Lini Belakang

Jika MU kesulitan membuat peluang, maka lain halnya dengan Partizan. Mereka benar-benar mengancam gawang Sergio Romero. Savo Milosevic berhasil mengubah gaya main mereka dari yang sebelumnya begitu hancur karena kesalahan sendiri pada babak pertama, menjadi lebih kolektif dan menggigit.

Meski hanya membuat dua sepakan on target, namun peluang yang diraih mereka memiliki rasio kemungkinan gol yang cukup tinggi. Beruntung United punya Sergio Romero yang tampil gemilang.

Penampilan para pemain belakang juga patut untuk diberikan apresiasi. Ketika laga baru memasuki menit ke-60, Solskjaer sudah menarik keluar Aaron Wan-Bissaka dan memainkan Daniel James. Meski memainkan pemain depan, namun maksud Solskjaer adalah agar timnya bisa fokus untuk bermain bertahan dan memanfaatkan serangan balik melalui James dan Rashford yang bergerak dari sisi sayap. Hal ini yang membuat gawang Romero terus dibombardir pada sisa laga. Beruntung penampilan Harry Maguire dan Phil Jones sangat baik pada laga kemarin.

Brandon Williams Pemain Terbaik

Sejak namanya mulai reguler bersama tim utama, penampilan Brandon Williams perlahan-lahan menunjukkan peningkatan. Laga kemarin bisa dibilang menjadi salah satu penampilan terbaiknya. Ia bermain ngotot sebagai wing back kiri dan merepotkan lini belakang melalui kecepatannya dalam melakukan overlap dan underlap. Berkat dia MU bisa mendapatkan hadiah penalti setelah tidak bisa merusak pertahanan Partizan melalui open play.

Satu yang menarik dari gaya main Brandon adalah dia memiliki kepekaan untuk berani melakukan pergerakan sampai ke kotak penalti lawan. Dalam satu momen, Mata memberikan umpan silang yang ditujukan kepada Anthony Martial. Respon Williams saat itu adalah dia naik dan masuk ke kotak penalti untuk menambah opsi di lini depan. Hal ini yang tidak dimiliki oleh Shaw atau bahkan Ashley Young yang merupakan pilihan reguler MU di sektor ini.

Kesimpulan: MU Belum Ada Perubahan

Tiga poin berhasil diraih MU. Mereka juga akhirnya memutus tabu tanpa kemenangan tandang yang sudah berlangsung sejak lama. Namun secara keseluruhan, penampilan United belum ada perubahan terutama di lini tengah dan lini depan. Tidak kolektif serta miskin kreativitas. Bahkan mereka kerap membuat kesalahan yang mendasar dari segi akurasi umpan dan penguasaan bola yang mudah hilang.

Banyak penggemar yang mempertanyakan kegiatan para pemain ini ketika berlatih di Carrington. Untuk tim sekelas MU, tidak bisa membuat tendangan ke gawang jelas sebuah fakta yang cukup membuat kita geleng-geleng kepala. Apalagi dengan fakta kalau hanya lima sepakan on target saja yang bisa dibuat dari empat laga terakhir.

Lini tengah dan depan yang dimiliki MU memang berisi pemain yang mungkin saja tidak sesuai dengan kriteria Solskjaer. Namun Solskjaer harus paham kalau dia adalah juru racik MU dan mau tidak mau harus bisa membuat pemain-pemain ini keluar dan bermain seperti yang dia inginkan.

Beruntung, United punya lini belakang yang sejauh ini tampil cukup solid. Namun solidnya lini belakang menjadi tidak ada arti jika memiliki lini tengah dan lini depan yang tampil inkonsisten setiap pertandingan. Perlu diingat kalau sepakbola adalah olahraga yang membutuhkan keseimbangan di masing-masing lini per lini. Sayangnya, Solskjaer belum bisa memecahkan masalah tersebut.