United akan menyambangi Britannia Stadium, markas Stoke City, pada Sabtu (21/1) malam besok. Laga lanjutan Liga Primer Inggris ini akan menjadi pertarungan yang tidak mudah bagi pasukan The Red Devils, melihat performa Stoke City pada laga sebelumnya.

Dua gol dari penyerang asal Austria, Marko Arnautovic, dan satu gol dari penyerang gaek Inggris, Peter Crouch, berhasil membuat Stoke City  meraih hasil penuh kala menjamu Sunderland. Dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk kubu Mark Hughes tersebut, memperpanjang catatan tidak terkalahkan selama tiga pertandingan berturut-turut Stoke City di Liga Primer Inggris.

Meski begitu, ada sejumlah hal yang bisa membuat United bisa bernapas lega jelang pertandingan nanti. Pertama, absennya dua striker andalan Stoke, Wilfired Bony dan Mame Biram Diouf, karena mengikuti Piala Afrika 2016. Kemudian kiper masa depan Inggris, Jack Butland yang jua menderita cidera. Terakhir adalah pemain bintangnya, Bojan Krkic, yang mengindikasikan keinginannya untuk meninggalkan klub pada bulan ini. Sehingga kemungkinan besar, Hughes tidak akan memasukkannya ke skuad.

Untuk urusan formasi, Stoke City selama beberapa pertandingan terakhir menggunakan formasi 4-2-3-1. Dengan dua gelandang bertahan sebagai jangkar, dua pemain sayap, satu gelandang serang (playmaker) dan 1 penyerang. Pada laga lawan Sunderland, Peter Crouch menjadi ujung tombak Stoke City. Sedangkan Xherdan Shaqiri dan Arnautovic bertugas untuk berkreasi di posisi sayap, baik itu menusuk langsung atau memberikan umpan.

Secara historis, Stoke City tidak terkalahkan dalam tiga pertandingan kandang melawan Manchester United. di mana 2 berakhir dengan kemenangan untuk Stoke dan satu seri. Pertandingan terakhir United melawan Stoke City terjadi di Old Trafford yang berakhir dengan hasil seri 1-1.

Namun dalam urusan mencetak gol, United tercatat cuma absen satu pertandingan tak mencetak gol dari total 21 pertemuan. Yaitu pada musim lalu di mana United kalah 2-0.

Marko Arnautovic Harus Diwaspadai

Jika ada satu pemain yang perlu diwaspadai pada pertandingan nanti, maka nama tersebut layak disematkan kepada eks pemain Inter Milan ini, Marko Arnautovic. Striker berusia 27 tahun ini telah merengkuh gelar Champions League kala masih berseragam Inter Milan di tahun 2010. Meski cuma jadi pemain cadangan, Arnautovic dianggap sebagai salah satu striker bertalenta Eropa di jamannya.

Pada laga terakhir Stoke City melawan Sunderland, Arnautovic berhasil mencetak dua gol. Di mana gol keduanya tercipta dari akselerasi yang brilian dari Arnautovic. Atas performa baiknya pada laga tersebut, rekan setimnya, Ryan Shawcross berkata Stoke beruntung memilikinya sebagai pemain.

“Marko adalah pemain yang baik. Kita (Stoke) beruntung memilikinya dan sudah menandatangani kontrak jangka panjang. Dia mempunyai kualitas untuk pergi ke klub yang lebih besar, tapi dia memilih bersama kami. Dia memiliki talenta yang bagus dan dia akan menunjukkannya lagi,” puji Shawcross.

Sejauh ini, penyerang timnas Austria ini telah bermain sebanyak 23 laga di semua kompetisi yang diikuti Stoke City. Dengan catatan empat gol dan dua asis. Selama di Stoke, Arnautovic mampu bermain di posisi sayap walaupun dominan sebagai penyerang lubang. Badannya yang terbilang besar tak menghalangi aksinya untuk membawa bola, sehingga beberapa kali Arnautovic mampu berakselerasi dengan berbahaya ke dalam kotak penalti.

Stoke City, Salah Satu Klub Teramah Musim Ini

Dilansir dari stokesentinel.co.uk, Stoke City tercatat sebagai salah satu klub dengan catatan pelanggaran yang minim di Liga Primer Inggris sejauh ini. Dengan catatan melakukan 211 pelanggaran dari 21 laga yang telah dimainkan, sehingga rata-rata 10 pelanggaran saja per pertandingan. Lebih sedikit satu angka dibandingkan Arsenal dan Chelsea (212). Klub yang tercatat paling kasar adalah Watford dengan 303 pelanggaran, Manchester United dengan 277 pelanggaran, lalu Crystal Palace dengan 270 pelanggaran.

Namun, Stoke berada di peringkat ketujuh dalam hal jumlah kartu kuning dan merah yang diterima. Dengan catatan 42 kartu kuning dan 1 kartu merah saja. Hal ini dianggap unik karena meski jarang melakukan pelanggaran, jumlah kartu yang diterima cukup tinggi. Ternyata Stoke lebih banyak melakukan pelanggaran ketika sedang menyerang, alias pemain-pemain depan lah yang sering mendapatkan kartu.

Menanggapi hal ini, Mark Hughes berpendapat bahwa mungkin banyak yang berpendapat bahwa Stoke terlalu agresif dalam bermain. Tapi Hughes menekankan bahwa bukan seperti itu sebenarnya strategi yang ia rencanakan.

“Saya pikir ada persepsi bahwa kita (Stoke) bermain terlalu agresif, banyak foul dan itu memang bagian dari strategi. Namun sejujurnya sudah lama sekali kita tidak bermain seperti itu,” terang Hughes.

Mark Clattenburg Jadi Pengadil

Percaya tidak percaya, faktor wasit kadang menjadi penentu jalannya sebuah pertandingan. Pada laga Sabtu mendatang, wasit yang akan memimpin adalah Mark Clattenburg, di mana wasit yang satu ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di Britania Raya dan juga dunia.

Namun sayangnya, catatan terakhir United bersama Clattenburg tidaklah manis. Pada laga United terakhir yang ia pimpin, Ander Herrera diusir oleh Clattenburg. Kala itu United tengah menjamu Burnley yang berakhir skor kacamata 0-0, tepatnya pada bulan Oktober lalu. Kemudian sebelum pertandingan tersebut pula, Clattenburg memimpin pertandingan derby antara United dan City yang berakhir dengan kekalahan bagi United.

Faktor wasit, pemain yang sedang naik daun, dan rekor pertahanan bersih Stoke City, bisa menjadi ganjalan bagi kubu Jose Mourinho dalam meraih poin penuh di Britannia Stadium, Sabtu (21/1) nanti. Namun seperti bola yang bundar, segala hal bisa terjadi dalam sebuah pertandingan. Oleh karena itu, biar catatan-catatan pra pertandingan hanya menjadi senjata jelang laga. Semoga rekor tak terkalahkan United bisa semakin panjang, apalagi Real Madrid sudah gugur kemarin.

Sumber : The Sun dan Stokesentinel.co.uk