Tidak bisa dibantah kalau Manchester United mengalami penurunan yang sangat signifikan di hampir semua lini. Mulai dari sektor kiper hingga lini depan Setan Merah menunjukkan penampilan yang berbeda ketimbang musim lalu.

Salah satu penurunan yang paling terlihat adalah di sektor penyerangan. Musim ini, United baru membuat 18 gol dari 11 pertandingan. Angka ini jauh lebih buruk dibanding musim lalu saat United mampu membuat 33 gol dalam jumlah laga yang sama.

Musim lalu, trio Lukaku-Rashford-Martial menyumbang 21 dari 33 gol tersebut. Sebaliknya, musim ini trio tersebut baru mencetak enam gol saja. Meski ketambahan Alexis Sanchez, namun hal tersebut belum mampu mendongkrak lini depan United yang saat ini lebih buruk dibanding Bournemouth dan Leicester di kompetisi domestik.

Perbandingan Jumlah Gol United dalam 11 Pertandingan

2017/18

Kompetisi

2018/19

21

Premier League

13

7

Champions League

3

4

Piala Liga

2

1

Piala Super Eropa

Romelu Lukaku (11 gol) Top Skor

Romelu Lukaku (4 gol)

 

Ada yang aneh memang jika melihat catatan tersebut. Musim ini, United sebenarnya sudah memakai strategi yang lebih ofensif ketimbang musim lalu. Akan tetapi, entah kenapa produktivitas mereka justru menurun dibanding musim lalu saat permainan United masih lekat dengan gaya pragmatis.

Hal ini tentu saja memaksa Mourinho untuk memutar otak mengingat setelah jeda internasional nanti, mereka akan bertemu dengan lawan-lawan yang produktivitasnya jauh lebih baik ketimbang mereka.

Untuk memperbaiki lini depan mereka, United santer diberitakan akan mencoba kembali mendaratkan Zlatan Ibrahimovic ke Old Trafford Januari nanti. Ibra sendiri saat ini masih bermain sepakbola di Amerika Serikat bersama Los Angeles Galaxy.

Kompetisi MLS yang baru akan berakhir pada awal Desember 2018 membuat United berupaya untuk bisa meminjam Ibra selama tiga bulan sejak Januari hingga Maret 2019 mendatang. Kedatangannya ke kota Manchester diharapkan bisa memperbaiki ketajaman United seperti ketika mereka meminjam Henrik Larsson selama tiga bulan pada 2007 lalu.

Penyerang Swedia berusia 37 tahun ini tampil menggila di negeri Paman Sam. Dari 25 pertandingan yang sudah dijalani, ia telah membuat 21 gol dan 6 asis. Itu berarti dalam satu laga, Ibra selalu memberikan kontribusi entah lewat gol ataupun menjadi pelayan bagi rekan-rekannya.

Baca juga: Zlatan Ibrahimovic yang Rindu Jose Mourinho dan Manchester United

Masalah adaptasi tidak menjadi persoalan. Pada musim pertamanya, ia sudah membuktikannya dengan torehan 28 gol dari 46 penampilan. Ibra berkontribusi besar bagi United dalam tiga piala yang diraih pada musim tersebut hingga harus mengorbankan dirinya mengalami cedera. Sosok Jose Mourinho juga menjadi faktor yang membuat Ibra gampang beradaptasi mengingat ia selalu menghormati manajer Portugal tersebut.

Sejak hengkangnya Ibrahimovic dan Rooney, United telah kehilangan sosok teladan yang patut dijadikan contoh bagi beberapa pemain lain, khususnya pemain-pemain muda. Maka dari itu, kepemimpinan Ibra diharapkan bisa menginspirasi para pemain United lainnya untuk tampil baik. Ibra sendiri dikenal sebagai pemain yang jago dalam membangkitkan motivasi rekan-rekan setimnya.

Baca juga: Selamat datang di Zlatan, MLS!

Kehadiran Ibra juga bisa menambah keceriaan di lingkup internal United. Kita semua sudah tahu kalau ruang ganti United dikabarkan penuh ketegangan karena para pemain diisukan sudah tidak betah dilatih oleh Mourinho. Dengan guyonan khasnya, Ibra diharapkan bisa membawa kembali keceriaan yang sempat hilang dalam beberapa pekan terakhir.

Meski begitu, ada satu hal yang bisa membuat Ibra tidak bisa berkembang jika kembali ke Manchester yaitu kondisi lututnya. Tekanan dan gaya permainan MLS jelas berbeda jika dibandingkan dengan Premier League. Hal ini berpotensi menyulitkan Ibra mengingat pada enam bulan terakhirnya bersama United, kakinya sudah kesulitan mengimbangi tensi permainan liga primer yang mengandalkan kecepatan.