Foto: Twitter Manchester United

Tren kemenangan Manchester United berlanjut. Setelah sukses mencetak tiga gol ke gawang Partizan, kali ini Brighton and Hove Albion menjadi korban keganasan United. Mereka menang dengan skor 3-1 melalui gol dari Andreas Pereira, bunuh diri Davy Propper, dan Marcus Rashford. Hasil ini membuat United kembali menempati posisi tujuh dengan poin 16.

Dua Gol Penolong

Pada babak pertama, Manchester United unggul 2-0 melalui gol yang masing-masing dicetak Andreas Pereira dan gol bunuh diri Davy Propper. Setan Merah ada baiknya berterima kasih kepada dua gol yang penuh dengan keberuntungan ini. Pasalnya, gol ini yang membuka jalan pertandingan menjadi lebih mudah bagi mereka.

Brighton adalah kesebelasan yang memainkan formasi cukup unik yaitu 4-4-2. Yang menarik, enam pemain yang berada di lini tengah dan depan akan bergerak cukup rapat ke tengah. Hal ini bertujuan untuk menghambat aliran bola United dari bek tengah menuju dua poros ganda United yaitu McTominay dan Fred sehingga mereka tidak bisa mengirimkan bola ke arah Andreas Pereira.

Hal ini yang memaksa Maguire atau bahkan Lindelof memindahkan alur serangan mereka ke sisi sayap dan memaksa United melepaskan umpan silang yang mudah dihalau oleh pemain Brighton yang memiliki postur jauh lebih tinggi dibanding pemain depan United.

Babak pertama sendiri sebenarnya berlangung seimbang. Tidak ada yang dominan dalam penguasaan bola. Jumlah peluang mereka pun berimbang yaitu sama-sama membuat empat sepakan ke gawang. Namun dua gol yang didapat United benar-benar menjadi pembeda sekaligus penolong mereka keluar dari kesulitan.

United memanfaatkan kelebihan mereka dalam hal transisi. Ini yang membedakan mereka dari Brighton meski membuat peluang yang sama pada babak pertama. Sosok Daniel James dan Marcus Rashford yang bergerak dari sisi sayap benar-benar membantu United untuk mengeksploitasi lini belakang Brighton yang kewalahan menghadapi kecepatan dua pemain tersebut. Gol Andreas didapat dari skema ini. Skema yang sebenarnya nyaris gagal mengingat dua pemain yaitu Martial dan Andreas sempat kebingungan untuk membuat keputusan.

Peran Krusial Anthony Martial

Situs resmi Man United mendapuk Brandon Williams sebagai pemain terbaik laga ini. Tidak mengherankan memang mengingat pemuda ini tampil baik dan tidak canggung menghadapi permainan Brighton yang mengandalkan fisik. Namun banyak yang merasa kalau gelar ini sebenarnya lebih pantas didapat oleh Anthony Martial.

Meski tidak mencetak gol, namun peran pemain asal Prancis ini begitu luar biasa dalam pertandingan kemarin berkat dua asisnya. Pada babak pertama, ia memang tidak terlihat menonjol dibanding Daniel James atau bahkan Fred (salah satu pertandingan terbaik Fred musim ini), namun ia berusaha mencari dan membuka ruang untuk melepaskan diri dari rapatnya lini belakang dan lini tengah tim tamu. Asisnya kepada Andreas menunjukkan kualitasnya sebagai pembuka sekaligus pencari ruang yang begitu penting dalam era sepakbola sekarang ini.

Penempatan posisinya juga sangat baik. Terutama dalam proses gol ketiga yang dibuat Rashford. Sebelum rekannya memberikan bola, ia sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari memanfaatkan celah kosong yang dibuka Brighton.

Kembalinya pemain nomor sembilan ini jelas sangat memudahkan United untuk membangun serangan dan menciptakan gol. Tinggal bagaimana Martial harus mempertahankan konsistensinya di atas lapangan. Ole Gunnar Solskjaer pernah berujar kalau Martial adalah pemain yang akan tampil baik jika mood-nya sedang baik. Tugas United untuk membuat Martial berada dalam mood yang baik.

Kebobolan, Hujan Gol, Cedera McTominay, dan Momentum yang Terhenti

Sayangnya, ada beberapa hal yang menurut saya sebagai penggemar Manchester United terasa sangat menyebalkan sekaligus membuat geregetan. Yang pertama adalah tim ini masih begitu mudah kebobolan, khususnya lewat bola-bola mati. Gol dari Dunk adalah gol keempat yang bersarang dari bola mati pada musim ini di Premier League. Namun reaksi United setelah gol tersebut cukup baik sehingga kebobolan satu gol bisa dimaafkan.

Berikutnya adalah peluang untuk hujan gol yang tidak bisa dimaksimalkan Setan Merah. Setelah Brighton memperkecil kedudukan, permainan mereka menjadi semakin terbuka sehingga menimbulkan banyak ruang yang bisa dimaksimalkan United dalam skema counter attack. Beberapa kali Fred, Rashford, bahkan Brandon Williams melepaskan sepakan yang tidak bisa menjadi gol. Bahkan para pemain yang sedang membawa bola seolah bernafsu untuk menciptakan gol tanpa melihat ada rekannya yang bebas tanpa pengawalan.

Hal menyebalkan lainnya adalah cedera McTominay. Engkel pemain Skotlandia ini tertekuk ketika bertabrakan dengan pemain Brighton. McTominay mengerang kesakitan dan bahkan harus dibantu untuk berjalan keluar. Sangat disayangkan jika jebolan akademi ini harus absen mengingat tidak ada DM yang baik selain dirinya mengingat Nemanja Matic juga sedang mengalami cedera.

Yang terakhir adalah terhentinya momentum United. Ritme United yang sedang bagus-bagusnya dalam dua pertandingan terakhir harus dihentikan sementara oleh jeda internasional. Ditakutkan momentum ini tidak bisa berlanjut mengingat lawan berikutnya adalah Sheffield United, kesebelasan yang tidak diduga berada di lima besar klasemen sementara. Namun ada hal positif dari jeda internasional ini yaitu sangat sedikitnya pemain United yang dipanggil sehingga banyak dari mereka yang bisa fokus berlatih bersama United.