Hasil imbang 1-1 melawan Wolverhampton Wanderers membuat United terjebak di posisi ketujuh. Meski musim baru memasuki bulan September, namun selisih delapan poin dengan Liverpool sebagai pemuncak klasemen terasa jauh untuk dikejar. Belum lagi melihat penampilan tidak konsisten United yang membuat mereka berpotensi kembali kehilangan poin pada pekan-pekan berikutnya.

Bagi Jose Mourinho, hasil pertandingan kemarin juga menjadi rekor buruk untuknya. Selama menangani Manchester United sejak 2016, Mourinho sudah kehilangan enam poin menghadapi tim promosi di stadion Old Trafford. Angka ini ternyata jauh lebih buruk dibanding era United sebelum dilatih Mourinho yang hanya kehilangan lima poin saja melawan tim promosi di tempat yang sama. United bahkan sudah kehilangan lima dari potensi sembilan poin yang bisa mereka dapatkan di laga kandang setelah sebelumnya juga menderita kekalahan dari Tottenham Hotspur.

Dua kegagalan Setan Merah meraih poin di kandang seolah menegaskan kalau Old Trafford mulai kurang ramah terhadap pemiliknya. Rumah yang seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman justru membuat si pemilik merasa tertekan dan kesulitan.

Segalanya terlihat jelas dari data yang kami himpun dalam 10 musim terakhir. Dari data yang kami pecah dalam dua periode tersebut (era sebelum dan sesudah Fergie pensiun), terlihat bagaimana mentalitas United kerap ambruk justru ketika bermain di stadion legendaris mereka.

Performa Kandang United Setelah Sir Alex Ferguson Pensiun (2013/14-2017/18)

Nama Tim 13/14 14/15 15/16 16/17 17/18
AFC Bournemouth M S M
Arsenal M S M S M
Aston Villa M M M
Brighton M
Burnley M S S
Cardiff M
Chelsea S S S M M
Crystal Palace M M M M M
Everton K M M S M
Fulham S
Huddersfield M
Hull City M M S
Leicester City M S M M
Liverpool K M M S M
Manchester City K M S K K
Middlesbrough M
Newcastle United K M S M
Norwich City M K
QPR M
Southampton S K K M S
Stoke City M M M S M
Sunderland K M M M
Swansea City M K M S M
Tottenham K M M M M
Watford M M M
West Brom K K M S K
West Ham United M M S S M

 

Dalam lima musim terakhir, United hanya mempunyai rasio kemenangan kandang sebesar 61% saja atau 58 laga dari 95 laga kandang yang dijalani setelah Ferguson pensiun. Setan Merah bahkan 15 kali kalah di kandang sendiri dalam rentang waktu tersebut. Bahkan yang lebih mirisnya lagi, dari 27 tim yang sudah bermain melawan United di kandang dalam lima musim terakhir, hampir tiga perempatnya bisa mendapat poin di Old Trafford.

Bandingkan dengan United saat masih dipegang Sir Alex. Rasio kemenangan kandang mereka dalam lima musim sebelum Fergie pensiun mencapai 85% dan hanya 14 kali saja kehilangan poin. Bahkan dalam musim2010/11, United hanya kehilangan dua poin saja di kandang dan memenangi 18 pertandingan lainnya.

Berbicara soal Old Trafford maka berbicara tentang salah satu tempat sakral di sepakbola Inggris. Tidak sedikit lawan yang nyalinya langsung ciut meski pertandingan sesungguhnya belum dimulai. Tidak hanya itu, atmosfer yang dibangun United fans membuat stadion yang didirikan pada 1910 ini menjadi daya tarik tersendiri. Tidak sedikit para pemain memilih bergabung dengan United karena suasana stadionnya yang mungkin hanya bisa diimbangi oleh stadion Anfield milik Liverpool.

“Sebagai pemain, saya mengakui kalau Old Trafford adalah tempat yang sulit. Ada faktor ketakutan yang bisa memberi intimidasi. Penggemar mereka juga termasuk yang paling fanatic dan setia. Old Trafford adalah tempat fantastis untuk bermain sepakbola,” tutur mantan bek Barcelona, Ronald Koeman.

Entah ada hubungannya atau tidak, akan tetapi magis Old Trafford perlahan-lahan mulai menghilang seiring dengan kepergian Sir Alex Ferguson. Fergie Time mulai jarang muncul, United mulai kesulitan bermain di tempat yang seharusnya membuat mereka nyaman. Hal ini kemudian membuat beberapa tim dengan mudah bisa bermain bagus dan sebaliknya membuat United menjadi tim yang seperti bermain tandang.

“Old Trafford sekarang sudah tidak angker lagi, sekarang semua orang sangat ramah,” tutur Koeman menambahkan. Pelatih tim nasional Belanda ini adalah orang yang berhasil mendominasi Old Trafford ketika masih menangani Southampton. The Saints sempat dua kali menang secara beruntun di teater impian pada 2015 dan 2016.

Mantan bek Norwich, Russell Martin, menyebut kalau dirinya sudah tidak takut lagi bermain melawan United di Old Trafford. Martin adalah orang yang membawa The Canaries secara mengejutkan mengalahkan United di kandang pada 2015 lalu.

Beberapa klub lainnya juga mendadak mendominasi Old Trafford. West Brom meraih 10 poin dari 15 poin kemungkinan yang bisa diraih ketika melawan United di kandang. Begitu juga Manchester City yang dalam dua musim terakhir selalu menang atas United ketika bertindak sebagai tamu.

Jose Mourinho pun sempat mengeluhkan atmosfer Old Trafford. Ia bahkan membandingkan Teater Impian dengan Fratton Park, kandang dari Portsmouth yang kapasitasnya tiga kali lipat lebih kecil dibanding Old Trafford. Musim lalu, Mourinho beberapa kali kerap menyinggung para pendukung United yang lebih banyak diam ketimbang mendukung dengan nyanyian.

Bahkan, para pendukung United sendiri dikabarkan terpecah menjadi dua bagian. Ada bagian yang menuntut kalau semua penggemar harus bernyanyi agar tim menjadi semangat, namun tidak sedikit yang meminta para pendukung untuk tetap diam selama pertandingan berlangsung. Hal ini yang membuat antusiasme menurun yang secara tidak langsung berimbas kepada performa klub.

Basis pendukung terbesar United, Manchester United Supporter Trust (MUST) sempat menyebut kalau memang ada penurunan dari dukungan mereka terhadap klub. Akan tetapi, perwakilan mereka menolak memberi alasan terkait penurunan tersebut.

Ada yang menyebut kalau Old Trafford lebih banyak turisnya dibanding pendukung tradisional mereka. Para turis ini juga diklaim tidak tahu apa-apa soal sepakbola dan hanya menyukai United dari sampul depannya saja. Akan tetapi, salah satu pentolan MUST, Ian Sterling, tidak mau menyalahkan turis. Sebaliknya, ia melihat kalau klub justru lebih memilih memihak turis ketimbang warga asli Manchester yang benar-benar mencintai United.

“Jika Anda diperlakukan sebagai pelanggan oleh klub dan tidak dihargai, maka Anda selamanya akan menjadi pelanggan karena hal-hal tidak berjalan sesuai keinginan Anda. Ini bukan kesalahan turis, karena United memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Tapi kami juga ingin melihat pendukung tradisional untuk datang ke tempat ini. Jadi ini tentang cara klub menghargai kami para pendukung lokal.”

Akan ada saatnya United mampu membangkitkan keangkeran Old Trafford seperti sedia kala. Dan semoga saja hal itu dimulai pada Rabu dini hari nanti saat klub menjamu Derby County di Piala Liga. Dan jika mereka mampu mengalahkan Derby, United perlu mempertahankan momentum tersebut untuk terus tampil bagus di kandang sendiri agar dukungan dari para penggemar tidak memunculkan keluhan dari mulut mereka.