Premier League pekan ke-19 akan mempertemukan Manchester United dengan juara dua musim lalu, Leicester City di King Power Stadium, Minggu (24/12) dini hari WIB. Laga ini akan menjadi pertandingan penutup pekan-19 sebelum nantinya semua kesebelasan Liga Primer menyambut boxing day dua hari berselang.

Kedua kesebelasan menyambut laga ini dengan membawa status yang sama yaitu sama-sama tersingkir dari perempat final Piala Liga. Tuan rumah disingkirkan Manchester City dalam babak adu penalti. Sedangkan Manchester United secara mengejutkan takluk dari tim Divisi Championship, Bristol City.

Akan tetapi, jika berkaca pada hasil Premier League pekan lalu, Manchester United begitu diunggulkan akan kembali meraih kemenangan. Pekan lalu, Setan Merah meraih kemenangan 2-1 di markas West Bromwich Albion yang membuat mereka sudah mengantongi tiga kemenangan tandang secara beruntun. Sementara Si Rubah justru mendapat pukulan telak berupa kekalahan dari Crystal Palace dengan skor 0-3.

Kedua kesebelasan tentu sama-sama mengincar kemenangan demi dua kepentingan yang berbeda. United tentu harus menang apabila tidak ingin jarak poin mereka dengan City semakin melebar. Bagi Leicester, kemenangan akan menjadi modal yang sangat berharga untuk bisa masuk zona Eropa.

Leicester Bukan Hanya Soal Mahrez 

Kedatangan Claude Puel ke kursi manajerial sejauh ini berjalan baik bagi Leicester. Mereka hanya dua kali mengalami kekalahan dalam 10 pertandingan terakhir dan mengangkat posisi Si Rubah ke posisi delapan klasemen sementara. Mantan manajer Southampton ini juga mampu membangkitkan kembali performa para pemain yang di awal musim lalu tampil sedikit melempem. Salah satunya adalah Riyad Mahrez.

Pemain Aljazair ini akan menjadi tumpuan bagi serangan mereka untuk bisa membobol jala David De Gea. Semenjak ditangani Puel, Mahrez kembali menunjukkan penampilan terbaik dengan berkontribusi dalam 11 gol (8 gol, 3 asis) Leicester sejak 16 Oktober 2017. Tendangan jarak jauhnya yang menghasilkan gol ketika melawan Newcastle dan Southampton diharapkan mampu mengecoh David De Gea.

Hanya saja mematikan pergerakan Mahrez bukan menjadi jaminan kalau lini belakang United aman dari ancaman. Di era Puel, Leicester kerap menambah satu pemain kreatif lain dalam diri Demarai Gray yang bermain di belakang Jamie Vardy. Gray lebih dipilih oleh Puel karena memiliki kecepatan dan kemampuan menahan bola dengan baik ketimbang Shinji Okazaki yang bermain sebagai striker bayangan. Kecepatan pemain berusia 21 tahun ini tentu dibutuhkan untuk mengacak-acak lini belakang United yang dalam beberapa laga terakhir tampil di bawah standar.

Leicester sendiri juga akan kembali diperkuat oleh motor lini tengah mereka Wilfried Ndidi yang kembali dari hukuman setelah dikartu merah ketika menghadapi Crystal Palace. Kehadiran kembali Ndidi tentu mempermudah tugas Vicente Iborra untuk mengalirkan bola ke lini depan.

Si Rubah juga bisa mengulang kembali cara mereka bermain seperti ketika pertama kali keduanya bertemu pada Agustus 2017. Ketika itu, mereka bermain sangat rapat di lini belakang dan mempersempit jalur umpan Paul Pogba kepada Romelu Lukaku sehingga membuat United saat itu beberapa kali harus memulai serangan dari sayap sebelum membangun serangan melalui serangan balik yang diinisiasi oleh Mahrez.

United yang Kemungkinan Kembali Bermain Praktis

Kecenderungan dalam beberapa laga terakhir, United kerap mencetak gol pada babak pertama sebelum nantinya akan sedikit bertahan pada periode 45 menit kedua. Namun, alih-alih menyebut pragmatis atau parkir bus, saya lebih senang menyebut United bermain praktis. Mou seolah paham menit-menit berapa saja timnya bisa kembali mencetak gol. Bukan tidak mungkin strategi ini akan diulang oleh Jose Mourinho ketika menghadapi Leicester nanti.

Penguasaan bola nanti kemungkinan akan berjalan seimbang mengingat keduanya memiliki pemain yang pandai mengatur ritme (Matic dan Ndidi/Iborra). Setan Merah bisa kembali memanfaatkan kepala Lukaku untuk mencetak gol layaknya dalam dua pertandingan terakhir.

Sisi flank Leicester yang kerap lengah membuat peluang Ashley Young atau Luke Shaw untuk mengirim umpan silang menjadi terbuka lebar. Meski begitu, seandainya serangan United gagal, kedua bek sayap ini diharapkan bisa turun ke lini belakang dengan cepat mengingat bola-bola panjang akan dicoba oleh Leicester untuk memanfaatkan kecepatan Jamie Vardy yang akan berduel dengan Chris Smalling dan Phil Jones.