Manchester United akhirnya berhasil memenangi pertandingan ke-200-nya melawan Liverpool. Bermain di Old Trafford, Setan Merah unggul tipis 2-1 atas skuat asuhan Jurgen Klopp tersebut. Dua gol dari Marcus Rashford membuat selisih di antara keduanya melebar menjadi lima poin. Hasil ini merupakan modal yang cukup bagus bagi Jose Mourinho mengingat mereka akan bertanding kembali pada Rabu (14/3) dini hari melawan Sevilla.

Dalam pertandingan kemarin, United sebenarnya tidak menurunkan skuat terbaiknya. Pogba menderita cedera di sesi latihan terakhir sehingga harus absen pada pertandingan ini. Mou juga memainkan Rashford untuk kali pertama sebagai starter sejak Boxing day lalu.

Sementara di kubu lawan, Klopp hanya mengganti Jordan Henderson dengan James Milner. Umpan silang dari eks Aston Villa tersebut diharapkan bisa memberikan servis maksimal untuk trio Mane, Salah dan Firmino.

Taktik Efektif yang Kembali Membuahkan Hasil

Kemenangan United kali ini kembali diraih dengan cara yang efektif. Mereka tetap mengantungi tiga poin meski sepanjang laga bola lebih banyak dikuasai Liverpool. Hal ini seolah menegaskan kalau Jose Mourinho tahu bagaimana cara mengalahkan kesebelasan yang memiliki gaya main atraktif macam The Reds.

Sebelum laga, Dejan Lovren memprediksi kalau United akan bermain bertahan dan hanya mengincar satu poin. Akan tetapi, dua kesalahan yang dilakukan lini belakang mereka menjadi penyebab prediksi bek Kroasia ini tidak terbukti.

United hanya butuh enam sentuhan yang diawali dari David De Gea untuk mencetak gol pertama. Kelengahan Trent Alexander Arnold dalam menjaga Rashford membuat pemain 19 tahun ini bisa melakukan tipuan sebelum mencetak gol pertama. Arnold kembali menjadi penyebab dalam proses gol kedua United. Ia sibuk membantu rekan setimnya untuk menutup gerak Juan Mata sehingga melupakan Rashford yang muncul dari lini kedua.

Akan tetapi, sepanjang laga kita seolah disuguhi bagaimana seorang Jose Mourinho mampu membuat permainan Liverpool yang disebut-sebut begitu menghibur ini bisa mentah dan tidak berarti untuk jala David De Gea selama 90 menit pertandingan.

Mou tentu paham bahwa Liverpool adalah tim yang senang apabila lawannya bermain terbuka. Dengan cara itulah mereka mencuri banyak gol terutama dengan memanfatkan serangan balik. Manchester City dan Arsenal adalah contoh gamblang di mana mereka bisa mencetak banyak gol karena lawan yang terpancing dengan permainan Salah dkk.

Oleh karena itu, Mou memerintahkan anak asuhnya untuk memadatkan area tengah terutama di setengah lingkaran kotak penalti United. Hal ini membuat para pemain Liverpool kesulitan untuk memberikan suplai bola mengingat dengan cara ini, baik Firmino, Salah, maupun Mane pun ikut terdorong sampai ke lini tengah.

Hal itu membuat Liverpool menadi frustrasi. Dari 14 sepakan mereka pada laga ini, sembilan d iantaranya dibuat dari luar kotak penalti. Sebuah bukti kefrustrasian mereka menembus rapatnya pertahanan United yang dianalogikan sebagai Metromini oleh salah satu pengamat sepakbola di Indonesia.

Gegenpressing yang menjadi label dari Jurgen Klopp di Liverpool pun tidak terlihat. Ketika mereka menguasai bola setelah mengambilnya dari para pemain United, mereka tidak bisa berbuat banyak karena lini belakang Setan Merah sudah penuh. Serangan mereka pun menjadi tidak jelas mau dimulai dari arah mana karena pemain belakang United sering menaikkan garis pertahanan mereka.

Saat diwawancarai pasca laga, Mou menyebut kalau timnya jauh lebih menguasai pertandingan pada babak kedua. Hal ini memang tidak terlalu tepat apabila kita melihat penguasaan bola dimana Liverpool unggul hingga hampir 70 persen. Namun, kata menguasai di sini bermakna kalau ia kembali membuat cara main Liverpool menjadi tidak jelas.

Kredit untuk Pemain Belakang

Dua pemain yang paling menarik perhatian pada laga ini adalah Ashley Young dan Eric Bailly. Keduanya diberikan tugas berbeda yang berhasil dijalani dengan baik. Young berhasil mematikan pergerakan Mohamed Salah yang dalam laga ini hanya membuat satu tendangan.

Salah yang musim ini tidak terhentikan justru pergerakannya mudah dibaca oleh pemain uzur macam Young. Pada laga kali ini, Young membuat Salah delapan kali melakukan kesalahan posisi. Aktifnya permainan Young juga terbantu oleh Matic dan McTominay yang bisa berbagi peran untuk menutup kekosongan di sisi sayap.

Satu lagi pemain belakang yang apik adalah Eric Bailly. Terlepas dari gol bunuh diri anehnya, pemain Pantai Gading ini tampil apik dalam laga pertama ia sebagai starter sejak November 2017 lalu.

Bailly bisa dibilang adalah pemain yang tampil tanpa basa-basi. Ia bisa menabrakkan badannya ke pemain lain demi bisa merebut bola. Cara mainnya kasar tapi tetap dalam koridor yang disiplin. Ia bahkan tampil sangat tenang dan sempat melakukan Zidane Roulette saat menahan serangan Liverpool. Selain itu, pergantian pemain yang dilakukan Jose Mourinho pun terbilang tepat. Mou memasukkan Fellaini yang membuat lini tengah mereka menjadi tebal dan sulit ditembus.

Baca juga: Signature Moves, Hiburan, dan Sejarahnya (1)